4. Perasaan Seorang Kakak

3.7K 425 58
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

***

[The Way to Save My Brother]

Debur ombak bergemuruh, seolah-olah memainkan sebuah melodi dengan irama sendu. Angin yang bertiup menerpa, membelai dirinya yang kesepian. Ace duduk di ujung tebing, mencoba menenangkan hatinya yang tersayat oleh kejadian beberapa menit lalu.

Ace termenung, merindukan kala itu. Otaknya memutar kembali kejadian yang telah lama terjadi di kehidupannya. Kejadian yang dapat menenangkan hatinya. Kejadian yang tidak akan pernah ia lupakan. Kejadian yang sangat pasti akan dia rindukan.

Semua itu bermula dari adik kecilnya, yang selalu mengikutinya kemanapun dia berada. Hingga akhirnya Si Adik harus menerima pukulan dari musuhnya, namun Si Adik tidak mengatakan dimana dirinya berada kepada musuh. Ace pun menyelamatkan adiknya tersebut tapi adiknya tidak berhenti menangis, membuat dirinya kesal.

"UAAA... KAU MENGGANGGU SEKALI! BERISIK TAHU! BERHENTILAH MENANGIS! AKU TIDAK SUKA SEORANG PENGECUT ATAU ORANG YANG SUKA MENANGIS!"

Ace terkekeh kecil, ia mengingat kembali betapa jahatnya dia saat itu kepada adik kecilnya.

"Te... Terimakasih." Katanya. "Kalian telah menyelamatkan ku... hiks..."

"Sialan, kau!"

Suara tangisan adiknya sangat menganggu telinganya tapi di sisi lain, itu juga menenangkan hatinya. Ace merasa bersalah karena telah mengabaikan adiknya, itu dikarenakan Ace kecil tidak mengerti mengapa Luffy selalu mengejarnya.

"Itu karena aku tidak memiliki siapapun. Tidak ada yang bisa ku percaya. Aku tidak bisa kembali ke desa Foosha dan aku membenci bandit gunung. Jika aku tidak mengikuti mu, aku akan kesepian. Kesepian lebih menyakitkan dari rasa sakit ini."

Kesepian? Dia pikir, kata itu hanya berlaku untuknya.

"Dimana orang tuamu?" Tanya Ace.

"Selain kakek, aku tidak punya." Jawab Luffy.

"Apa itu menjadi lebih mudah bagimu berada disekitar ku?" Tanya Ace dan mendapatkan anggukan kepala.

"Apa sangat sulit tanpa ku?" Lagi-lagi, Ace mendapatkan balasan berupa anggukan kepala.

"Kau ingin aku tetap hidup?" Ace bertanya lagi.

"Itu sudah pasti!" Jawab Luffy, dengan tegas.

"Begitu ya." Ace hanya merespon dengan singkat. Dia membalikkan tubuhnya, dia tidak ingin orang lain tahu jika hatinya merasa sangat senang.

"Tapi aku tidak suka anak manja seperti mu." Kata Ace, berharap bisa lebih dekat lagi dengan Luffy.

"Aku tidak manja! Aku kuat!" Luffy marah dan mendekati Ace.

Responnya seperti apa yang Ace harapkan, membuatnya ingin lebih dekat lagi.

"Kuat? Kau tidak kuat sama sekali! Kau menangis seperti anak perempuan yang bodoh!" Kata Ace mengejek.

Mereka berdua pun bertengkar dan menjadi dekat karena hal itu.

"Hahaha..." Ace tertawa hampa, mengingat kembali bagaimana dirinya dan Luffy berinteraksi untuk pertama kalinya.

Ace menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan. Manik hitamnya menatap awan-awan putih di langit sana, tiba-tiba awan-awan itu berubah menjadi wajah adiknya. Dia memejamkan matanya, wajah adiknya kembali muncul. Dia tidak bisa menghilangkan wajah itu dari pikirannya. Tidak hanya wajahnya saja tapi suaranya, tangisannya, semuanya tentang adiknya tidak bisa pergi dari pikirannya.

The Way To Save My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang