3. Situasi Yang Menegangkan

3.5K 420 32
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

***

[The Way to Save My Brother]

Luffy memasang wajah horor, dia baru saja menyadari hal aneh yang telah terjadi pada dirinya. Ketika dia menemukan tiga kata penting yaitu, Mariejoa, Gunung Colubo, dan Dirinya yang berdarah, dia langsung mengatakan jika dirinya sudah mati. Tapi dua orang wanita yang berada kedua sisinya, memukul kepalanya secara bersamaan. Itu tidak sakit tapi dapat membuat Luffy kembali menyadari bahwa dia tidak mati. Dia juga tidak mengerti, mengapa mulutnya tiba-tiba mengeluarkan kata-kata tersebut.

"Ughh... Kepalaku sakit. Aku sungguh tidak mengerti apa yang terjadi." Luffy mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

"Luffy dibagian mana terasa sakit?!" Mendengar ucapan Luffy tadi, membuat Makino jadi khawatir.

"Ah.. bukan itu maksudku. Aku tidak apa-apa kok, Makino. Maaf membuat mu khawatir." Kata Luffy meminta maaf.

"Benarkah?" Tanya Makino sekali lagi, lalu dia segera mendapat balasan berupa anggukan kepala dari Luffy.

Luffy berusaha untuk duduk, dia tidak merasakan sakit ditubuhnya. Tapi ntah mengapa, dia merasa begitu kelelahan. Mengabaikan rasa lelahnya, manik hitam Luffy bergerak memandangi sekitarnya. Baginya, tidak ada banyak yang berubah dari rumah yang ia singgahi ini. Lalu, Luffy melihat ke arah wanita berambut keriting berwarna orange, tanpa pikir panjang Luffy segera memeluk wanita itu.

"Dadan, aku merindukan mu!" Kata Luffy.

Tentu saja, Dadan merasa sangat kaget karena tiba-tiba mendapatkan pelukan dari Luffy. Ditambah lagi, Luffy baru saja mengatakan kalimat yang seharusnya tidak dia ucapkan kepadanya, karena itu dapat membuat air matanya menetes. Namun, Dadan berusaha untuk tenang seperti biasa. "Luffy, lepaskan! Katakan saja jika kamu ingin daging." Ucapnya.

"Daging? Aku menginginkannya!" Nah kan benar dugaan Dadan, anak itu pasti ada maunya ketika memeluk dirinya. "Tapi aku benar-benar merindukan mu! Shishishi..."

Dadan langsung mendorong Luffy begitu saja, ketika dia mendengar lanjutan dari ucapan remaja itu. Ia membalikkan tubuhnya agar tidak terlihat oleh siapapun, "Sialan..." Batin Dadan, sambil mengusap air matanya yang berjatuhan.

"Dadan, kamu menangis?" Kata Luffy yang bingung dengan tingkah laku, ibu asuhnya itu.

"Aku tidak menangis, bodoh!" Jawab Dadan masih setia pada posisinya.

Makino terkekeh kecil melihat tingkah laku antara Dadan dan Luffy. Ia merasa sangat senang, mengetahui bahwa Luffy baik-baik saja. Tangannya mencapai kepalanya Luffy, mengelus-elus rambut hitam anak itu. Makino semakin senang, ketika anak itu menatapnya dan memberikannya senyuman manis. Dia juga mendapatkan pelukan hangat dari Luffy.

"Hei, Makino. Apa kamu tahu, kenapa aku bisa ada disini?" Tanya Luffy, sembari melepaskan pelukannya.

Makino menatap Luffy dengan bingung, dia tidak mengerti dengan pertanyaan itu. "Apa maksud mu?" Makino membalikkan pertanyaannya.

Mendapatkan pertanyaan kembali, Luffy jadi semakin bingung. Tapi dia segera menyingkirkan perasaan tersebut dan memilih untuk menikmati apa yang telah terjadi di sini. "Yah, tidak apa jika kamu tidak tahu." Katanya.

"Yang lebih penting, aku ingin mengatakan sesuatu kepada mu." Kata Luffy sangat bergembira. "Kau tahu, aku memiliki banyak kr—"

Uhuk! Uhuk!

The Way To Save My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang