2. Sebuah Rumah di Kaki Gunung Colubo

3.7K 416 12
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

***

[The Way to Save My Brother]

Matahari sudah terbit dari ufuk timur, kicauan burung mulai terdengar menemani pagi yang datang. Hijaunya pepohonan sangat indah untuk dipandang namun juga sangat menyeramkan karena disana terdapat binatang buas, itulah Gunung Colubo.

Di kaki gunung di sisi lembah, terlihat sebuah rumah sederhana. Itu adalah tempat tinggal sekelompok bandit, yang dipimpin oleh Curly Dadan. Di pagi hari ini, kelompok bandit itu sudah pergi mencari kesibukan masing-masing. Curly Dadan sebagai pemimpin dari kelompok bandit ini, sedang melakukan pekerjaannya yaitu menjemur pakaian bersama dua orang pria.

Di dalam rumah sederhana tersebut, ada seorang remaja laki-laki yang masih tertidur. Wajahnya yang damai, membuat seorang remaja laki-laki lainnya yang sedang berdiri di sampingnya itu, tersenyum kecil. Remaja itu mengalihkan pandangannya ke arah cermin yang berada di depannya, membenarkan pakaiannya agar terlihat rapi. Baginya ini adalah hari yang sangat spesial, karena dia telah menunggunya sejak lama.

"Setelah sekian lama, akhirnya aku akan segera pergi berlayar." Kata Remaja tersebut, dengan sangat bahagia.

"ACE! MAKINO MENCARI MU!!!"

Suara yang berasal dari luar, mengganggu fokusnya. Ketika namanya dipanggil, ia segera bergegas menuju sumber suara. Namun sebelum itu, dia mengguncangkan tubuh remaja laki-laki yang masih tertidur. "Luffy, mau sampai kapan kamu akan terus tertidur?" Katanya, lalu dia pergi ke luar karena suara dari luar terus-menerus memanggil namanya.

Remaja laki-laki yang memiliki nama Ace, memandangi seorang wanita yang memiliki rambut keriting berwarna orange. "Ada apa?" Ucapnya.

"Jangan tanyakan padaku, tanya saja Makino yang mencari mu." Jawab wanita itu yang merupakan pemimpi sekaligus pemilik dari rumah ini.

Ace mengalihkan pandangannya pada seorang wanita yang memiliki rambut hijau tua dan disebelahnya ada seorang pria tua berkaca mata.

Wanita itu membalas tatapan Ace dengan senyum yang ramah. "Ace-kun, kamu sangat tampan hari ini." Kata wanita tersebut.

Perkataan tersebut, membuat semburat merah muncul di pipinya. "Be-berisik! Apa mau mu datang ke sini?!" Dia hampir kehilangan cara berbicara.

"Ah.. benar juga." Wanita bernama Makino itu, mengeluarkan sebuah kotak berwarna kuning dengan pita merah dari dalam tasnya. "Selamat tahun baru dan selamat ulang tahun, Ace-kun."

Ace tertegun sejenak, ini bukanlah pertama kalinya dia mendapatkan hadiah di hari ulang tahunnya tapi tetap saja perlakuan seperti ini membuat hatinya merasa sangat bahagia. Ace mengambil kotak hadiah tersebut sambil mengucapkan, "terima kasih." Kepada Makino.

"Kalau begitu, mari kita makan. Aku membawakan banyak makanan." Kata Makino, lalu dia mengeluarkan makanan dari dalam tas yang cukup besar di belakangnya.

Mendengar kata 'makanan' tentu saja, Ace tidak akan mengabaikannya. Ia segera membantu Makino, menyusun makanan di atas tikar yang sudah digelar oleh Dadan. Setelah selesai disusun, mereka semua yang berada di halaman rumah segera duduk mengelilingi makanan. Makino yang teringat akan seseorang, berniat ingin memanggil orang tersebut tetapi Ace mengatakan untuk membiarkannya karena orang itu akan segera muncul. Makino yang paham dengan maksud Ace pun membatalkan niatnya, dan ikut bergabung dalam acara makan-makan ini.

Setelah cukup lama, makanan yang disajikan telah habis sepenuhnya. Mereka yang ada di sana, memasang wajah yang bahagia. Oh, jangan lupakan situasi dimana selain Makino dan Ace, mengucapkan selamat atas tercapainya umur yang ke-17 tahun kepada Ace.

The Way To Save My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang