Aku mendongakkan kepala. Bengong menatap papan megah kantor advokat tempat Bima bekerja. Bima mau membuktikan apa disini? Membuktikan kalau aku sama sekali nggak paham soal pasal, hukum apalagi UUD?
"Bima nggak salah tempat? I...ini kan kantor Bima."
"Memang." Bima mengangguk tanpa ekspresi walau aku bisa melihat otot-otot lengan Bima menyembul di balik kemeja lengan panjang yang ia gulung sampai ke siku.
Aku menelan ludah. Kantor Bima agak membawa kenangan yang campur aduk untukku. Ini tempatku dulu menjalani konferensi prasidang, juga tempat pak Herman memohon-mohon ampun pada Bima sekaligus tempat Bima melamarku.
Tanpa mengatakan apa-apa, Bima melirik singkat jam tangannya kemudian menarikku masuk ke dalam kantornya. Aku mengikuti Bima dengan jantung berdebar kencang tidak nyaman.
Aku selalu ingat suasana dalam kantor Bima. Dingin, kaku, sunyi. Semua orang selalu memakai pakaian rapih formal. Kadang berjas dan mereka semua kompak tampak galak mengintimidasi. Apa karena mereka bekerja dibawah tekanan hukum makanya jadi pelit senyum?
Perasaanku semakin buruk ketika Bima membuka pintu salah satu ruangan. Awalnya kukira kantor Bima bakal kosong karena ini hari Minggu. Tapi perkiraanku salah, dihadapanku dan Bima sekarang berdiri beberapa orang laki-laki dengan pakaian formal rapih.
Sekarang semua puzzle di kepalaku mulai tersambung satu persatu. Alasan kenapa Bima memakai kemeja formal ketika datang ke apartemenku, kenapa telepon Bima terus berdering meneror padahal ini hari Minggu dan kenapa Bima mendadak memintaku untuk segera berganti baju formal rapih. Ternyata di hari Minggupun, Bima belum tentu libur dari pekerjaannya.
Menyedihkannya, respon orang-orang yang ada di hadapanku juga tidak membangun. Mereka langsung berjalan maju. Menjabat tangan Bima dengan profesional lalu tanpa ampun menghujaniku dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Apa dia sekretaris baru pak Bima?" Tanya salah satu rekan Bima sambil tersenyum kecil menjabat tanganku.
"Ya." Jawab Bima acuh tak acuh sambil mempersilahkan mereka untuk segera duduk di meja rapat. Bima sendiri juga mempersilahkan ku untuk segera duduk, di meja yang terpisah dan menyerahkan ku beberapa berkas yang tidak kupahami untuk kubaca.
Sebenarnya selama satu jam kedepan yang kulakukan hanya memandangi berkas Bima dengan setengah bengong. Aku tidak bisa fokus membaca karena perhatianku terlalu teralih ke Bima. Terpesona dengan cara Bima memimpin rapat, istilah-istilah sulit yang Bima katakan dan gerak-gerik Bima yang tampak cerdas berwibawa.
Menurutku, semua ini malah berbalik arah. Bukannya untuk membuktikan ku menarik bagi orang lain, tapi justru membuktikan bahwa Bimalah yang terlalu mempesona. Godaan terbesar untukku, untuk siapapun.
Tanpa sadar, aku terpana memandang Bima. Menikmati mendengar setiap kata dari bibir Bima, walaupun aku nggak paham maksudnya apa, hingga Bima menutup rapatnya hari ini dan melanjutkan dengan pembicaraan basa basi di luar masalah kantor.
Semuanya sebetulnya berjalan biasa saja. Seperti basa-basi pada umumnya dalam dunia pekerjaan, hingga salah satu rekan Bima yang paling tua bergumam, "Sekretaris barumu cantik sekali ya pak Bima?"
Aku tersentak kaget. Kesadaran ku langsung jatuh ke bumi dan pandanganku langsung teralih ke beliau yang kini menyesap kopinya sambil tersenyum menatapku.
"Pak Bima pasti tambah semangat kerja nya ya?" Sahut yang lainnya sambil tertawa sopan untuk memecah suasana. Membuat beberapa orang lain ikut teralih perhatiannya untuk ikut menatapku sambil tersenyum penasaran.
Cara mereka menatapku sama, sama tidak membuatku nyaman. Seperti mengulitiku hidup-hidup. Seperti kolektor sedang menilai harga suatu benda.
Untungnya Bima segera membalas basa-basi itu dengan gurauan singkat profesional. Perhatian orang-orang akhirnya teralih lagi ke yang lain dan saat itulah Bima menggunakan kesempatan ini untuk melayangkan senyum mematikannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Pujaan Hujan (completed)
ChickLitWarning for mature content,- Sequel read Angin pujaan hujan before, otherwise many things will confuse you Just simple short love story This works dedicated for people who likes sweet, simple, adult love story Enjoy