"Bapak suka sekali jalan-jalan disini dulu. Beli tanaman." Ucap ayah Bima sambil menunjuk kios-kios tanaman kecil di sepanjang trotoar yang di hiasi pohon-pohon tinggi rindang di samping-sampingnya ke Nana yang duduk di kursi belakang.
Bima melirik ayahnya. Kemudian dengan sengaja memelankan sedikit laju kendaraannya. Membiarkan ayahnya memutar kembali kenangan yang bagi beliau menyenangkan tapi bagi Bima... Tidak begitu.
"Dulu jalan ini belum begitu besar. Masih sempit. Jarang ada mobil yang lewat sini. Kalau malam jam 8 sudah sepi. Tapi kalau pagi hari Minggu ada banyak pedagang pasar kaget." Ayah Bima berceloteh lagi.
Bima menghela nafas kecil. Ia sudah pernah mendengar ayahnya bicara soal ini puluhan kali. Saking seringnya ayah Bima mengatakan hal yang sama setiap lewat tempat ini. Sebenarnya, lebih tepatnya ayah Bima sekarang hampir selalu mengatakan hal yang sama, berulang-ulang, lupa kalau ia sudah mengatakan hal itu sejuta kali.
Inilah kenapa, mengasuh orangtua itu sulit. Bikin bosan. Bima bukan orang yang telaten apalagi sabar. Tapi ayahnya tetap saja ayahnya. Bima mencoba menghadapi ayahnya sebaik dan sesabar mungkin walaupun cuma dengan mendengarkan.
Tapi kadang diam saja itu nggak cukup. Ayahnya kembali seperti anak kecil. Menuntut perhatian yang Bima nggak tau harus di tanggapi seperti apa. Membuat Bima agak bergantung dengan soal Nana untuk soal ini.
Nanalah yang selalu menganggapi ayahnya. Seaneh apapun pembicaraan nya. Yang selalu membuat ayah Bima tertawa. Yang membuat ayah Bima tampak lebih bahagia akhir-akhir ini. Menggandeng lengan ayah Bima kemanapun, menuntun beliau dengan penuh rasa sayang.
Seperti sekarang, Bima menatap punggung ayahnya dan Nana yang berjalan sepelan siput beriringan menyusuri lorong rumah sakit.
Andai saja seluruh sel di tubuh Bima bisa berbicara, pasti mereka sekarang sudah meneriakkan perasaan Bima dengan lantang. Membuka seluruh isi hati Bima. Rasa sayang Bima pada Nana yang tidak pernah bisa Bima ungkapkan sepenuhnya lewat kata, kecupan atau pelukan. Perasaan itu begitu besar, seperti kolam api, meletup-letup menunggu meledak.
"Ini untukmu dan bapak." Ucap Bima sambil menyodorkan dua gelas teh panas dalam kemasan yang baru saja ia beli di koprasi dekat poliklinik ke Nana.
"Makasih Bima." Mata Nana melengkung lucu, "Bapak mau?" Tanya Nana sementara tangannya memasukan sedotan ke minuman ayah Bima.
Ayah Bima mengangguk cepat dan langsung menyesap teh yang di sodorkan Nana dengan buru-buru sebelum Bima sempat meminta beliau hati-hati. Gerakan itu fatal. Teh panas dan sedotan bukan masalah untuk orang dewasa pada umumnya tapi hal sesepele itu bisa berbahaya untuk orangtua yang reflek menelannya sudah berkurang.
Ayah Bima langsung terbatuk hebat. Nana menatap ayah Bima dengan panik sementara tangannya secara reflek mengadah ke depan mulut ayah Bima. Menangkap segala cairan yang di tumpahkan beliau dari mulutnya.
Bima hanya terdiam. Ia sudah terbiasa melihat ayahnya tersedak. Ayah Bima sekarang bisa tersedak hanya gara-gara menelan butiran nasi panas atau hak sepele seperti tahu. Reaksi Bima lebih tenang. Ia menepuk punggung ayahnya di bawah tulang belikat hingga ayahnya berhenti terbatuk.
"Bapak nggak apa-apa?" Tanya Nana khawatir. Nana masih menggenggam muntahan ayah Bima dengan tangannya.
Pemandangan itu membuat Bima mendelik menatap Nana. Muntahan di tangannya. Wajah keibuannya dan sorot mata kaget Nana ketika mendapati Bima melotot dingin kearahnya.
Seperti biasa, Nana hanya mengalihkan pandangan tidak peduli. Walaupun Bima tau, kemungkinan besar Nana salah mengartikan cara Bima memandangnya. Nana mungkin mengira Bima marah. Padahal ia tidak sedang marah. Ia hanya....terlalu sayang Nana. Terlalu banyak rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan benar. Kebaikan kepedulian Nana yang tulus. Kecerobohan. Sikap teledornya. Semuanya. Satu-satunya anak perempuan yang Bima akui segala tentangnya membuat Bima jatuh hati setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Pujaan Hujan (completed)
ChickLitWarning for mature content,- Sequel read Angin pujaan hujan before, otherwise many things will confuse you Just simple short love story This works dedicated for people who likes sweet, simple, adult love story Enjoy