33. Jangan jadi jahat.

287 53 10
                                    

Ganteng banget, gak baik ini buat jantung'-'°°°Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng banget, gak baik ini buat jantung'-'
°
°
°
Selamat membaca!

*****

Sepulang sekolah, di hari setelah sidang komite milik Jihoon diadakan, Yujin duduk melipat kedua tangannya di sofa ruang tamu rumahnya.

Gadis itu melayangkan tatapan tajam pada orang yang duduk di hadapannya, dia adalah salah-satu bapak-bapak anggota komite sekolah yang juga merupakan orang sogokannya Yujin.

"Maaf, nona," ucapnya getir, "tapi sepertinya siswa yang jadi tersangka itu engga akan di drop out dari sekolah, mengingat semua orang yang terlibat memberikan saksi yang menguntungkan baginya."

Yujin meremas tangannya keras. "Gak berguna sama sekali," ucapnya lalu menguap, "bosen, apa aku telpon ayah buat ngeluarin om dari perusahaan aja, ya?" pertanyaan gadis itu sontak berhasil membuat yang bapak itu membelalakkan matanya.

Dengan cepat dia membungkuk di lantai, meminta agar di beri ampun serta kesempatan agar tidak di keluarkan dari perusahaan yang baru saja ia masuki tak kurang dari 1 tahun.

Namun Yujin tidak peduli, ia menyenderkan punggungnya pada senderan lalu menggerakkan dagunya memberi isyarat pada dua sekuritinya untuk segera membawa bapak-bapak tersebut keluar dari rumahnya.

Dasar brengsek. Apa aku pura-pura ngaku aja, ya, jadi korban bully nya? Sisanya biar ayah yang urus. Lagian, kan, dia emang pernah bikin aku nangis semaleman.

"Jahat banget, sih."

Lamunan Yujin buyar ketika sebuah suara berhasil melewati pendengarannya, sontak ia pun menoleh kaget.

"Ngapain kakak ke sini?" tanyanya mendapati sosok Karina berdiri tak jauh darinya.

"Makasih udah dipanggil kakak, kayaknya sekarang kita bisa ngobrol santai," tutur Karina dengan senyum hangat.

"Ini lo, yang post, kan?"

"Kalo iya, kenapa? Kalo engga, gimana?"

"Katanya lo sibuk. Kok, malah main teka-teki gini, sih. Jadi iya apa engga?"

"Iya. Terus kakak mau apa?"

Lenggang sesaat. Yujin mematung ditempatnya ketika Karina selesai memutar rekaman suara mereka berdua waktu lalu.

"Engga tau privasi," gerutu Yujin.

Karina memasukkan ponselnya kedalam saku seragamnya. "Engga ada yang namanya privasi buat sesuatu yang benar."

"Kakak kira cuma dari rekaman suara bisa bikin aku terintimidasi? Jangan ngelawak, aku gak selemah itu. Sebenernya tujuan kakak dateng kesini, tuh, apa, sih? Lagi butuh uang, ya? Sebutin aja nominalnya berapa, aku bisa transfer semau kakak."

I HATE YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang