Epilog.

217 25 3
                                    

Hai, seperti yang sudah dijanjikan kemarin lalu, selamat menikmati chapter penutup dari cerita i hate you dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, seperti yang sudah dijanjikan kemarin lalu, selamat menikmati chapter penutup dari cerita i hate you dan ...

°
°
°

Selamat membaca!

*****

Sore ini, Karina telah selesai menghadiri kelasnya, yaitu mata kuliah semester pertama, Filsafat Ilmu dan Logika Psikologi.

Melepas status pelajar yang kini sudah berubah menjadi seorang mahasiswa baru memang tidak, lah, mudah. Terlebih pelajaran yang ada di jurusannya cukup sulit sehingga tidak boleh diremehkan.

"Pantes aja bang Kai kalo di rumah suka males-malesan, engga mau ngapa-ngapain, ternyata pas di kampusnya capek banget," Karina berjalan menyusuri lorong kampus.

Jika biasanya ia keluar bersama ketiga temannya dengan di temani pemandangan berupa lapangan sepak bola milik sekolah, kini Karina harus menerima kenyataan bahwa ia sedang berjalan sendiri dengan keheningan disetiap langkahnya.

Bohong jika ia tidak merindukan masa SMA-nya, padahal belum ada setengah tahun ia masuk ke dunia perkuliahan. Rasanya sungguh sedih karena mengetahui bahwa kini ia harus menghadapi semuanya sendirian.

"Engga sendirian juga, sih," senyum di bibir Karina seketika mengembang saat matanya mendapati seorang cowok tengah berdiri di depan gerbang campus, menunggunya sejak tadi.

"Sesuai aplikasi, kan, kak?"

"Iya, mas. Jangan ngebut-ngebut, ya. Entar saya kasih bintang lima," jawab Karina membuat Jihoon tergelak, padahal laki-laki itu sedang tidak membawa kendaraan.

Benar. Itu adalah Jihoon, musuh bebuyutannya ketika masih duduk di bangku SMA. Cowok yang tidak pernah kapok membuatnya lelah sekaligus emosi dengan tingkah julid nan jailnya, namun kini justru berubah menjadi sumber penyemangat dan pendorong Karina mengejar cita-citanya.

"Gimana kuliahnya hari ini?" tanya Jihoon ketika mereka sudah mengambil tempat duduk di dalam bis.

Dengan bahu yang terangkat sedetik, Karina menjawab seadanya. Tentang betapa membosankannya orang-orang yang ada di jurusannya. Semuanya begitu serius dan berambisi, seperti tidak ada celah untuk sekedar bersenda gurau mengurangi ketegangan kelas.

Padahal jika di pikir-pikir, kelas seperti itulah yang Karina dambakan, mengingat ketika masih SMA gadis itu sering mengeluh dikarena, kan, selalu mendapat kelas yang berisik akibat kehadiran squadnya Jihoon.

Tapi ketika sudah merasakan perbedaannya, Karina justru lebih suka yang lama.

Selain suasana kelas. Karina juga kesal karena bangku yang ada di kelas didesain terpisah menjadi satu bangku satu individu, membuat Karina jadi tidak leluasa ingin mengajak seseorang mengobrol.

I HATE YOU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang