KK | 50

3K 76 0
                                    

Happy Reading
.
.
.





Mobil hitam jenis Ferrari mulai masuk kedalam pekarangan rumah yang begitu megah, Khai keluar dengan tergesa-gesa. Mimik wajahnya sama sekali tidak menunjukkan keramahan disana.

"Om Joko, om Joko" teriak Khai menggema.

Langkah kaki pria itu terus mengalun mencari seseorang yang dipanggil nya Joko itu, "Den Khai" panggil seseorang yang membuat langkah Khai terhenti, ia berbalik dan menemukan Bi Surti disana. Asisten nya.

"Aden nyari mas Joko?"

"Iya dimana dia"

"Diruang IT den"

Khai menggangguk dan segera berlari setelah mengucapkan terimakasih, tangannya mendobrak pintu bercat abu-abu itu tanpa pikir panjang membuat seseorang orang yang ada sisana terlonjak kaget.

"Aduh, mas Khai kok ngagetin saya sih. Untung saya gak punya riwayat jantung"

"Om, bantuin saya ini urgent banget" Khai memegang kursi untuk menopang tubuhnya, napasnya ngos-ngosan dengan keringat yang membasahi dahinya.

"Oke, gimana mas" raut wajah Joko yang semula santai langsung berubah serius.

Khai menarik nafas sebentar untuk menetralkan detak jantungnya "Pacar saya pingsan di toilet, tolong bantu saya nyari siapa pelakunya. Retas semua cctv di Fakultas Bisnis, saya mau hari ini juga om Joko bisa menyelesaikan ini"

Perlahan Bella membuka kelopak matanya yang terasa berat, nyeri dikepalanya membuatnya meringis kesakitan. Bastian yang sedari tadi berdiri mengamati Bella pun reflek mendekat.

"Are you okay, mau sesuatu. Minum atau mau saya panggilkan dokter?"

Bella menoleh lalu menggeleng, "Saya dimana pak, kenapa kepala saya sakit banget"

"Kamu dirumah sakit"

Wajah gadis itu nampak berpikir keras "Kenapa saya bisa disini, bukannya saya gak sakit?"

"Kamu gak ingat, kamu pingsan ditoilet dengan luka dikepala kamu Sahila. Kenapa kamu selalu ceroboh"

Bella mengerjap, kepingan kejadian antara dia dan Aurel terekam jelas dikepalanya. Gadis itu menghela nafas. "Pak mau minum dong"

Alis Bastian terangkat sebelah, "Kamu berani memerintah saya?"

"Ck, tadi aja nawarin. Liat pak, saya itu lagi sakit mana bisa saya ngambil sendiri. Lagian cuma minta tolong dikit doang"

Dengan mengdengus Bastian mengambil segelas air putih lalu memberikannya pada Bella, "Makasih Bapak baik deh"

Daniel melangkahkan kakinya menuju ruang rawat keponakannya, setelah ia menyelesaikan pekerjaannya yang mendadak itu ia akhirnya bisa kembali untuk menemani Bella.

"Abra, ngapain kamu disini?" tanya nya heran pada rekan kerjanya itu yang secara tidak sengaja berada dirumah sakit yang sama dengannya.

Abra yang sedang bermain ponsel pun menoleh, pupilnya membesar melihat Daniel didepan matanya. "Loh kamu juga ngapain disini" meskipun ia tau Daniel tengah menjenguk keponakannya tetap saja Abra merasa kaget ketika ia langsung dipertemukan seperti ini dengan Daniel.

KAWIN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang