KK | 68

2.4K 79 3
                                    

Happy Reading
.
.
.




Joko menghela nafas panjang melihat temannya yang sudah beberapa hari ini terlihat seperti mayat hidup. Seperti kata pepatah, hidup segan matipun enggan.

Hembusan angin pagi membuat rambut yang sedikit panjang itu bergoyang.

Berdiam diri didepan jendela merupakan kesibukan baru bagi seorang Khai Alexander, hilangnya Bella yang mendadak juga hilangnya komunikasi keduanya menjadikan Khai stress berat.

Ia sudah berusaha bahkan meminta bantuan orang tuanya, namun hasilnya nihil.

"Mau sampai kapan lo kayak gini Khai"

Ucapan Joko bagaikan angin lalu, tidak ada respon dan hanya kesunyian yang menjawab. Pria tampan nan juga tinggi itu melangkah mendekat dan jongkok disamping sahabatnya.

"Dia pasti kembali, dia gak mungkin pergi jauh. Percaya sama gue" hibur Joko.

Bibir Khai terkatup rapat, perkataan itu bukan hanya sekali dua kali ia dengar. Sangat sering teman-temannya mengatakan itu namun sampai sekarang Bella nya belum juga kembali.

Khai sudah mendatangi kedua orang tua Bella, dan ternyata mereka juga sama khawatirnya. Bagaimana Khai tidak semakin khawatir, bahkan keluarga Bella pun sama-sama tidak mengetahui kemana perginya Bella.

"Khai, kalau lo kayak gini. Lo gak bakalan bisa nyari Bella lagi, kemana semangat lo kemana. Kenapa lo bisa kayak gini cuma gara-gara Bella sih"

Perkataan terakhir yang dikatakan Joko membuat Khai menoleh, pria itu menatap tajam kearah Joko yang jongkok dibawahnya.

"Lo bisa ngomong gitu karena Bella bukan siapa-siapa lo, lo bisa ngomong gitu karena lo gak suka sama Bella, dan lo bisa ngomong gitu karena Bella gak berharga buat lo"

Khai beranjak dari duduknya, ia melangkah lalu menyambar kunci motor dan juga jaketnya. "Lo gak perlu lagi kesini, gue gak butuh nasehat-nasehat dari lo"

Setelah mengatakan itu Khai pergi sambil membanting pintu kamarnya, didalam kamar Joko hanya bisa menghela nafas. Meskipun Khai sering mengatakannya tapi Joko dan juga teman-teman lainnya tidak pernah meninggalkan Khai barang sedikitpun.

Dengan sepeda motor kesayangannya, Khai pergi ke rumah Bastian. Tempat terakhir yang mungkin bisa menjadi jalan keluar dari masalahnya.

Didepan rumah berpagar tinggi Khai memencet bel dan tidak berselang lama seorang pria datang.

"Selamat siang, bisa saya bertemu dengan pak Bastian. Saya salah satu Mahasiswanya" ucap Khai.

"Oh aden murid nya tuan Bastian" ucap pria itu sambil membuka gerbang "Sini den masuk dulu"

Khai melepaskan helm nya lalu ikut masuk bersama pria yang mungkin saja seorang satpam itu.

Khai diajak masuk kedalam rumah, rumah yang cukup sederhana namun begitu nyaman. Seorang pelayan muda datang sambil mengantarkan secangkir teh. Lalu tidak berselang lama seorang pelayan yang sudah berumur datang dan duduk disamping Khai.

"Tuan ada urusan apa, jika anda ingin mengumpulkan tugas bisa anda berikan kepada saya. Nanti akan saya sampaikan kepada tuan Bastian" ucap wanita itu.

KAWIN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang