KK | 77

2.6K 78 12
                                    

Happy Reading
.
.
.



Satu tamparan melesat begitu saja pada pipi Bastian, tidak ada yang berani bersuara ditengah-tengah situasi memanas keluarga Wijaya.

"Beraninya kamu mempermainkan keluarga kamu sendiri, mau ditaruh dimana muka papa kalau semua orang tau tentang semua ini"

Nafas Arjuna memburu serta dadanya naik turun karena emosi yang tidak bisa ditahan.

"Dan kamu!!"

Bella terlonjak mendengar bentakan Juna yang ditujukan untuknya.

"Dibayar berapa kamu sampai mau berbohong separah ini"

"Pa, ini bukan salah Sahila. Bastian yang memaksa dia"

Mendengar itu emosi Arjuna semakin tersulut, tanpa segan pria yang masih terlihat tampan itu melayangkan bogemnya pada putranya sendiri.

"Papa stop" teriak Helena, perempuan itu segera memeluk suaminya agar tidak kembali memukul anaknya.

"KALIAN BERDUA SAMA-SAMA BERSALAH, BERANINYA KAMU MEMBELA DIA YANG JELAS-JELAS IKUT ANDIL DALAM KEBOHONGAN KAMU BASTIAN" bentak Arjuna.

"Pa stop, kita bisa bicarain ini semua tanpa kekerasan kayak gini"

"Lepas Ma, jangan belain anak gak tau diri ini karena Papa gak sudi"

Helena semakin menguatkan pelukannya, "Sahila cepat bawa Bastian ke kamar"

Bella yang disuruh pun langsung mengangguk dan memapah Bastian untuk bangun.

Melihat sudut bibir Bastian yang berdarah membuat Bella tanpa sadar meneteskan air mata, ia tidak menyangka jika kejujuran yang ia minta dari Bastian akan berujung seperti ini.

Tapi setidaknya semua sudah berakhir sekarang, tinggal satu beban lagi dan semuanya benar-benar selesai.

Bastian menoleh ketika mendengar suara sesegukan, ia mengangkat alis ketika mendapati Bella yang menangis.

"Saya gak papa"

Bella mengangguk, "Dimana obatnya?"

"Tidak usah, i'm fine"

"Paaaaaaaak please, cepet itu darah Bapak tambah meler"

Bastian terkekeh melihat ekspresi Bella, ia menunjuk sebuah laci berwarna putih. "Disana, didalam laci ada kotak p3k"

Tanpa berkata Bella segera mengambil kotak obat itu, gadis itu duduk disamping Bastian. Menatap luka pada bibir Bastian membuat ia semakin sedih.

"Maaf"

"Kenapa?"

"Gara-gara saya Bapak jadi gini" penglihatan Bella mengabur karena air matanya yang semakin meluruh.

"Gapapa, lagi pula ini yang terbaik" Bastian tersenyum sambil mengusap pipi Bella.

"Sakit gak?" Tunjuknya pada luka sobek yang terus mengeluarkan darah.

"Sedikit"

"Nih bantal, kalok perih Bapak gigit bantal ini ya" Bella menyodorkan sebuah bantal pada Bastian.

"Kalau gigit kamu boleh?"

"Boleh tapi gak boleh sakit"

"Oke"

Perlahan Bella menempelkan kapas yang sudah ia kasih alkohol pada luka Bastian, merasakan panas bercampur perih membuat Bastian memejamkan mata menahan sakit.

"Gigit bantalnya pak"

"Saya kan mau gigit kamu"

"Ok"

Bella kembali  menempelkan kapas yang ia olesi dengan Betadine dan menutupnya dengan hansaplas kecil.

"Done"

Dan bersamaan dengan itu Bastian mencondongkan wajahnya.

Kiss 😘

"Gimana, sakit enggak?" Tanya Bastian.

"IIIIHHHHHH MESUUUUUUUM" teriak Bella.

Bastian hanya terbahak melihat wajah memerah Bella.














Merry Christmas and happy new year buat semuanya 🥳🥳🥳

Kembali update setelah beberapa purnama gais.

Semoga cerita Kawin Kontrak selalu gak ngebosenin yah

Ditunggu feedback nya temen-temen.

Lup lup dari swtlolip😘😘😘😘

KAWIN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang