KK | 79

4.5K 78 6
                                    

Happy Reading
.
.
.





"Pak ssshhhhhhh pelan" rintih Bella sambil meremas sprei menahan sakit.

Peluh membasahi pelipisnya, rasanya benar-benar sakit tapi ia tidak bisa menyudahinya.

"Paaaak aaaaaahhhhhh jangan ditekan"

Ingin rasanya Bella mencakar siapapun untuk mengurangi rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Rasanya perih dan rasa itu tidak cepat hilang seperti perasaan kesal ditinggal pas sayang-sayang nya.

"Pak udah belom sih, lama amat. Sakit nih"

Bastian menghela nafas ketika ia berhasil memasangkan perban pada luka sobek di kaki Bella.

"Done"

"Lama amat sih, kalo pak dokter yang ngobatin kan gak kira selama bapak. Mana perih banget lagi"

Bastian berkacak pinggang, "Gak mau bilang terimakasih"

"Maaciww"

"Fyuuh, sepertinya kita harus pulang"

Bella membelalakkan matanya kaget "Hah kok pulang"

"Kita tidak bisa berlibur dengan kaki kamu seperti itu, kamu harus istirahat"

"Iiihh Mas kok balik sih, baru juga nyampek. Lagian aku gapapa kok kan udah diobatin suami aku" rayunya sambil mengedipkan mata.

"Tidak, kita harus pulang. Saya sudah menghubungi Pedro agar menyiapkan Jet"

Rahang Bella jatuh begitu saja, "Maaaaaaaaaas kita baru aja nyampek looh masak udah pulang gara-gara kaki saya"

"Bukan salah saya kan, lagian ngapain sih kamu sampai jatuh"

"Saya tuh tadi liat kelinci, karena gemes saya ikutin eeh malah kepleset. Ya mana saya tau kalok saya mau jatoh sampek kaki saya sobek"

"Oke sekarang kita pulang, setelah kaki kamu sembuh saya janji bakal bawa kamu kesini lagi"

Dan Bella hanya bisa pasrah menerima kenyataan jika honeymoon nya gagal total gara-gara kakinya yang terluka.

"Bener, janji loh ya. Awas kalok boong, gak aku kasih jatah tiga bulan"

Bastian melotot "perjanjian macam apa itu"

"Yaudah kalok gak mau"

"Oke fine"

Dan perjalanan honeymoon itupun hanya sampai disana, semua rencana yang telah di list rapi benar-benar gagal total.

Usapan pada perutnya membuat Bella menoleh. "Kenapa, aku gendutan ya" ucapnya sambil mencebik.

Bastian hanya menggeleng sambil tersenyum "Te amo, semoga dia cepat berada disini. Segera lahir kedunia dan membuat rumah tangga kita semakin lengkap karena ada tangisan seorang bayi"

Bella menggenggam tangan Bastian, membawanya keceruk leher agar merasa hangat "Amiin, kalok udah punya debay mau dipanggil Abah, Abi atau siapa"

Mendengar nama panggilan itu membuat Bastian terkekeh "Romo, bagaimana"

"Hah kok Romo, aneh banget"

"Papa?"

"Gah ah, kan sama kayak kamu. Hmmmm apa ya"

Gemas melihat Bella yang tengah berpikir membuat Bastian tidak kuat untuk tidak mencubit pipi istrinya yang sedikit berisi itu.

"Aau sakit, kebiasaan deh" protes nya dengan alis menyatu.

"Gemes"

"Ahhaaaa aku tau, Papip aja deh imut tau"

"Oke, Papip" tunjuknya pada dirinya sendiri "Dan Mamim" tunjuknya pada Bella.

Bella mengangguk lantas tersenyum lebar, ia menoleh pada sinar senja yang menerpa wajahnya.

"Aku bahagia bisa kenal kamu" Bella menoleh pada Bastian.

"Aku juga gak nyangka kalok bakal nikah sama Dosen aku sendiri yang paling enggak aku suka, kamu tau gak. Dulu itu aku pernah bilang sama diri aku sendiri kalok aku gak bakalan pernah suka sama kamu karena emang kamu gak semenyenangkan itu"

Bastian mengamati wajah Bella yang sedang bercerita.

"Tapi mungkin emang Tuhan pengen kita saling kenal dan bisa bareng, makanya kita sampek nikah kontrak dan berujung nikah beneran. Rencana Tuhan itu gak bisa ditebak ya Mas"

Bastian mengangguk menyetujui itu.

"Kenapa kamu bisa suka aku" tanya Bella.

"Karena kamu Sahila"

"Serius deh"

"Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan kamu Sahila, saya hanya mau kamu, kamu dan kamu. Sesimpel itu dan saya tidak memiliki alasan" jawab Bastian apa adanya.

"Iiih sweet banget sih"

Bastian membawa Bella kedalam pelukannya, menempelkan kepala istrinya pada pundaknya agar merasa nyaman "Terimakasih sudah mau hadir di hidup saya Sahila, saya sangat bersyukur bisa memiliki kamu sebagai istri saya"

Bella mengangguk, jauh dilubuk hatinya ia juga sangat bersyukur bisa memiliki seorang suami seperti Bastian Wijaya.



















Haaai cerita Kawin Kontrak cukup sampai disini yaaa.

Makasih buat kalian semua yang udah mau baca dan nunggu cerita dari hasil kegabutanku 🥲

Semoga kalian sehat selalu ❤️

Tunggu cerita terbaru dari swtlolip yaaa. 😻😻😻😻😻

Baaaayyyyyy ketemu dicerita selanjutnya  🥰🥰🥰🥰


KAWIN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang