Sebelumnya
Dirinya duduk di pinggir kasur, sambil mengusap-usap wajahnya yang terlihat penuh dengan rasa sakit, dan kepedihan. Kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur, kakinya ia taruh di atas kasur. Lalu menutup matanya dengan lengannya, kemudian berbicara dalam hati
"Itu benar, aku akan terus berada di jalan kegelapan. Tanpa adanya seorangpun yang merindukan diriku dan mencitai diriku setulus hati."Sekarang
Jeanne memang tertidur di kamarnya, namun dirinya tidak terlalu bisa menikmati tidurnya. Kemudian dirinya merasakan tubunya diselimuti oleh Master-nya, dan kepalanya diusap secara lembut.
Jeanne mendengar Master-nya ada yang mencintai dirinya itu membuat hatinya sakit, ditambah perasaannya selama ini di tolak oleh pujaan hatinya. Ditambah dirinya disuruh melupakannya, dan mencari pasangan yang bisa membuatnya bahagia. Jika dia bersama dengannya, itu akan membuatnya mengalami luka yang mendalam.
Perlahan-lahan air mata keluar dari matanya, kemudian berbicara dalam hati
"Aku kurang apa di mata mu Master ? Aku mencintaimu setulus hati, aku berharap kau membalasnya. Tapi, sekarang kau menyuruhku untuk mencari orang lain. Untuk membuatku bahagia, bagiku kau adalah segalanya. Saber mencintaimu juga, kau juga menolaknya. Sebenarnya, ada apa dengan dirimu ? Kenapa kau menolak perasaan cinta kami berdua ? Master lain tidak pernah memberikanku hal seperti ini, berbeda denganmu. Yang memberikanku berbagai macam kebutuhan, dan tempat tinggal. Aku tetap akan mencintaimu, dan berusaha lebih keras. Agar perasaanku terbalas olehmu, aku akan menemanimu di dalam kegelapan, dan mengobati luka di hatimu itu. Jika Saber mencintaimu juga, aku dengan senang hati membagi perasaanku."Kemudian Jeanne tidur kembali dengan tenang
Tepat tengah hari, Jeanne sudah bangun dari tidurnya. Dirinya langsung membereskan kamarnya, membersihkan rumahnya, memasak untuk mereka berdua, dan membersihkan tubuhnya.
Beberapa menit kemudian, Jeanne sudah terlihat cantik. Menggunakan kimono yang dibelikan oleh pujaan hatinya, dan rambutnya berwarna cream terurai panjang sampai ke bawah. Dirinya tersenyum tipis di hadapan cermin di kamarnya, kemudian berjalan menuju kamar Master-nya.
Setelah sampai di depan kamarnya, ia mengetuk pintunya sekali. Lalu berbicara
"Master, kau sudah bangun ?."Naruto baru saja bangun dari tidurnya, kemudian berjalan menuju pintunya. Lalu memutar kenop pintu, dan membukanya. Dirinya melihat Jeanne, di depan pintu kamarnya. Kemudian berbicara
"Hmm, aku sudah bangun. Tunggu saja di meja makan."Jeanne mendengar kata-katanya terdiam, dirinya bisa melihat raut wajahnya yang sangat sulit diartikan. Lalu berbicara
"Aku akan menunggumu di meja makan."Setelah itu, Jeanne berjalan menuju meja makan. Kemudian berbicara dalam hati
"Raut wajahmu itu, sangat sulit diartikan Master. Tatapan matamu, penuh dengan rasa sakit, dan kesedihan. Aku akan selalu ada di sisimu selamanya, aku tidak peduli jika harus berada di kegelapan selamanya. Jika bisa bersama denganmu."Naruto langsung menutup pintu kamarnya, dirinya langsung ke kamar mandi, dan tubuhnya ia benamkan di air hangat. Kemudian berbicara
"Dua wanita mencintaiku, terlebih lagi legenda. Tidak, mereka tidak boleh mencintaiku. Jika mereka berdua mencintaiku, bisa-bisa mereka akan merasakan kesedihan yang mendalam. Lebih baik, aku saja yang berada di jalan kegelapan. Tanpa adanya seorangpun yang merindukan diriku dan mencitai diriku setulus hati. Ini adalah takdir yang harus kujalani, takdir menyedihkan seorang Pahlawan Perang Dunia Shinobi yang terlupakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shinobi God of Darkness
FanfictionKetika perang selesai, dirinya tidak dianggap sebagai pahlawan. Melainkan rivalnya yang dianggap sebagai pahlawan, disatu sisi... Rivalnya menatap sedih pada orang yang sudah menganggapnya sebagai saudara. Kemudian dirinya memutuskan untuk pergi dar...