Truth or Dare

101 7 0
                                        

Daging panggang, jagung bakar dan sayuran panggang sudah mengisi perut keempat orang itu. Kini Sasha, Dean, Mia dan Alex duduk melingkar di sekitaran api unggun sambil menggenggam birnya masing-masing.

"Bagaimana kalau sekarang kita main truth or dare?" cetus Mia.

Semua saling pandang, Alex menghabiskan birnya lalu menyeret meja kecil di sampingnya dan meletakkan botol bir kosong di tengah meja.

"Ayo kita main!" kata Mia.

Mau tidak mau mereka pun mulai bermain. Mia memutar botol bir di atas meja dengan antusias. Semua orang merasa tegang menunggu botol berhenti. Lalu ujung botol itu menunjuk pada Alex.

"Truth or Dare?" tanya Mia.

"Truth," jawab Alex dengan wajah datar.

"Ok, berapa kali kau menjalin hubungan dengan wanita?" tanya Mia yang langsung dihujani tatapan tajam kakak sepupunya. Tapi Mia tidak mengubah pertanyaannya sama sekali.

"Tak ada." jawab Alex akhirnya.

"Oh, come on!" kata Mia tidak terima dengan jawaban itu.

"Aku tidak dapat menghitung berapa banyak wanita yang datang menginginkanku. Tapi aku tidak pernah menjalin hubungan dengan mereka. Tak mudah untuk bisa bersanding denganku," tambah Alex membuat semua orang berdecak antara kagum dan tak percaya.

Alex kemudian memutar botolnya dan ujung botol berhenti di hadapan Dean.

"Trut or Dare?" tanya Sasha mulai antusias dengan permainan.

"Dare," jawab Dean, mencari aman.

"Ciumlah salah satu orang yang ada di sini!" kata Alex.

Sasha dan Mia menoleh pada Alex yang memberikan tantangan seberani itu.

Dean tertawa dan menggeleng. "Ayolah! Cari tantangan yang lain!"

"Jangan pengecut!" kata Alex.

Mendengar itu, Dean terasa terbakar. Dia teguk birnya sampai habis dan berdiri berjalan pelan ke arah depan. Di depannya ada Mia dan Sasha duduk berdampingan.

Kau boleh menciumku agar kau aman dari tantangan, Dean. Gumam Sasha dalam hati, mengerti akan ketidaknyamanan Dean dengan tantangan yang dia dapatkan.

Setelah Dean berdiri di depan kedua wanita itu, Dean membungkuk lalu mencium pipi Mia. Mendapat ciuman itu Mia terperanjak dan mukanya merah padam.Sasha menatap adegan itu tak percaya. Entah apa yang dia rasakan. Seperti ada jarum kecil yang menusuk jantungnya. Perasaannya seperti anak kecil yang boneka kesayangannya direbut seseorang.

"Bukan ciuman seperti itu yang kumaksud!" kata Alex membuat ketiga orang itu menoleh padanya. "Ciuman di bibir."

Mia melotot pada Alex yang dijawab dengan ekspresi datarnya. Lalu Mia mendahului Dean mencium bibirnya. Mia mencium Dean dengan penuh gairah, Dean pun larut dalam ciuman itu membuatnya lupa pada orang yang memperhatikannya.

Sasha berpaling tak menatap kedua orang yang sedang berciuman di sampingnya, lalu menghabiskan birnya. Dia berdiri dan mencari minuman lain di meja makan. Dia melihat botol vodka. Setelah penutupnya terbuka, dia meminumnya dalam beberapa tegukan panjang.

Apa Sasha cemburu?Pikir Alex dalam hati melihat orang-orang di sekitarnya malam ini.

Ciuman itu diakhiri tawa Mia yang merasa bahagia. Dean ikut tertawa. Dia pikir ini hanya sebuah permainan, berbeda dengan Mia yang menganggapnya lebih dari itu.

Semua orang sudah duduk di kursinya masing-masing. Sasha meletakkan kepalanya yang mulai berat di badan kursi. Tapi dia tidak berhenti minum vodka dari botol yang dia genggam.Mia memutar kembali botol itu. Dan botol itu terhenti pada Sasha.

Days to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang