Day 1 To Love

108 7 0
                                        


Hari ini adalah hari dimana Sasha akan melaksanakan hukuman keduanya, menjadi tunangan Alex untuk sementara. Sasha sudah di lobi apartemennya dengan menyeret koper. Di luar, Alex sudah menunggu di dalam mobilnya. Biasanya, Alex selalu bersama sopirnya. Tapi kali ini dia sendiri yang mengemudikan mobilnya.

Setelah membantu Sasha memasukkan kopernya ke bagasi, mereka berdua pun masuk ke dalam mobil.

Clek! Sabuk pengaman sudah terpasang sempurna.

"Sudah siap?" tanya Alex.

"Let's go!" jawab Sasha.

Alex tersenyum sekilas saat melihat cincin tunangan melingkar di jari Sasha. Dia pun memajukan mobilnya.

"Berapa lama waktu tempuh menuju rumah ibumu?" tanya Sasha di tengah perjalanan.

"Cukup lama. Kita akan menyebrangi pulau. Kita akan menuju pulau selatan," jawab Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Lima jam?"

"Hmm... dua puluh jam."

Sasha menganga. "Dua puluh jam?"

"Ya. Kita akan istirahat satu malam di hotel setelah sampai di Wellington. Setelah itu, kita lanjutkan perjalanan."

"Kenapa kita tidak naik pesawat saja?"

Alex terkekeh, kemudian mematikan AC mobil kemudian membuka jendela di kedua sisi pintu. "Jika naik pesawat, kita tidak akan pernah menikmati pemandangan indah ini."

Sasha menatap jalanan dengan pemandangan terbaik di New Zealand, dia pun tersenyum. "Kau benar."

Alex menoleh sekilas, melihat Sasha menikmati udara jalanan. "Bukan hanya itu. Aku ingin menikmati waktu lebih lama denganmu," ucap Alex dalam hatinya.

"Jika kau lelah, aku bisa menggantikanmu mengemudi," ucap Sasha.

"Tentu."

Sasha menutup matanya dan menghirup udara segar. Selama di New Zealand ini dia menyadari bahwa perlahan luka di hatinya mulai pulih. Dia sudah mulai merelakan Dean menjadi milik orang lain.***Setelah kenyang makan angin, Sasha pun menyalakan musik di audio mobil. Di playlist hanya ada musik klasik. Sasha menatap Alex lekat.

Alex yang merasakan tatapan mengintimidasi itu menoleh. "What?"

"Apa kau bercanda? Siapa yang ingin mendengarkan musik klasik di mobil? Ibu hamil?f"

"Kenapa? Musik klasik bagus untuk meredakan stress!"

Sasha menggeleng, kemudian menghubungkan ponselnya ke audio mobil. Sasha menyetel lagu di playlistnya. Lagu pop dan beat bernuansa holiday vibe yang cocok untuk menaikkan mood dalam perjalanan panjang. Tiga jam berselang, Sasha menggantikan Alex mengemudi. Saat Sasha mengemudi, Alex beristirahat dan memejamkan mata.

Melihat Alex tertidur, Sasha mematikan musik dan fokus mengemudi. Sesekali dia menoleh ke sosok Alex yang terlihat lucu dan tampan saat tertidur. Saat Alex bergerak, Sasha segera kembali menoleh ke depan.

"Akhem!" Sasha berdeham, mengalihkan perhatiannya.

Wajahnya terasa panas. Sasha menutup semua kaca jendela dan menyalakan AC untuk mendinginkan tubuhnya. Alex terbangun saat sudah mencapai kota Wellington dan matahari sudah mulai terbenam.

"Di hotel itu, kita menepi. Kita akan singgah semalam, sebelum besok pagi menyeberang ke pulau selatan," kata Alex seraya menunjuk sebuh hotel di ujung jalan.

Sasha menuruti apa yang diperintahkan Alex. Segera setelah memarkirkan mobilnya, Alex turun dan masuk ke lobi hotel bintang tiga untuk memesan kamar. Sasha keluar dari mobil dan meregangkan tubuhnya. Tak lama, Alex keluar dan memperlihatkan dua buah kunci kamar.

Days to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang