Bulan Madu?

140 8 0
                                    

Alex bangkit lalu menarik Sasha untuk mengikutinya. Tangan mereka terpaut saling bertumpu agar dapat sama-sama berjalan di lantai yang licin tanpa terjatuh.

"Bereskan semua kekacauan ini." kata Alex pada pelayannya yang lewat di koridor.

"Baik Tuan," kata pelayan laki-laki itu.

"Kita mau kemana?" tanya Sasha mendongak pada Alex yang tubuhnya menjulang tinggi.

"Kita bersihkan diri." Alex membawa Sasha ke kolam renang di halaman belakang.

Dalam jarak beberapa langkah Alex berlari sambil menarik Sasha dan mereka berdua terjun bebas ke dalam kolam. Seketika air yang jernih itu berubah menjadi keruh dan cat yang melumuri tubuh mereka luntur.

Sasha memunculkan kepalanya di permukaan air. "Alex! Aku belum selesai bekerja! Tanggung!" teriaknya.

"Besok saja dilanjutkan. Kalau terlalu lama membiarkan cat mengering di badan, nanti akan sulit dihapuskan." kata Alex yang berdiri di dalam kolam. Air permukaan kolam mencapai dadanya.

Sasha kesal. Dia tidak suka diganggu dari pekerjaannya. Dia berjalan menepi dan beranjak dari kolam.

"Mau kemana?" tanya Alex.

"Aku sudah basah, mau ganti baju!" katanya sambil memperlihatkan badannya yang basah kuyup. Baju basah yang melekat di tubuhnya menempel di kulit mengikuti lekuk tubuhnya, membuat Alex mengalihkan pandangan ke arah lain.

Sial! Bahkan kau tidak sadar sedang menggodaku! Batin Alex.

Selama seminggu, Alex berada di villa membantu Sasha. Lebih tepatnya, menemani . Karena setiap melakukan hal berat dia selalu memerintah pelayannya. Alex hanya bertugas menjawab pertanyaan-pertanyaan Sasha mengenai desain ruangannya ingin seperti apa, apa yang perlu ditambahkan dan lainnya.

Semua bagian ruangan sudah selesai dicat dan siap diisi furnitur untuk didekorasi. Alex ingin semua furniturnya diganti. Maka dari itu, sore ini Sasha mengajak Alex untuk pergi ke toko furnitur lokal di sana. Tidak ada produk yang mewah, tapi Sasha sengaja memilih produk khas Pulau Christmas agar terdapat sentuhan etnik.

Alex memarkirkan mobil jeepnya, lalu mereka berjalan di sepanjang pertokoan. Tak banyak pertokoan furnitur di sana. Masih lebih banyak toko aksesoris dan oleh-oleh khas untuk para turis.

"Ayo masuk!" Sasha memimpin perjalanan.

Dia masuk ke dalam toko di sana ada ayunan untuk orang dewasa yang terbuat dari rotan.

"Alex, apa kau suka ini?" tanya Sasha sambil mencoba ayunan itu. "Aku pikir ini cocok diletakkan di balkon. Kau bisa membaca sambil duduk di sini dan melihat-lihat pemandangan dari atas balkon."

Alex menyentuh dagunya lalu manggut-manggut. "Oke."

Sasha kemudian beranjak dari ayunan lalu melihat-lihat furnitur dan aksesoris lainnya. Banyak barang yang dipilih Sasha. Alex mematuhinya meski sebenarnya banyak barang yang tidak sesuai dengan seleranya. Ada hal yang membuatnya tak dapat menolak.

Di bagian aksesoris kecil, Alex melihat jepit rambut yang terbuat dari kerang dengan mutiara sebagai pemanisnya.

"Pilihan yang cocok untuk istri anda, Tuan." kata ibu pedagang paruh baya yang berdiri di hadapannya.

"Apa?" tanya Alex, yang tidak fokus mendengarkan.

"Jepit itu akan sangat cocok dengan istri anda Tuan," kata ibu itu sembari melayangkan pandangan pada Sasha yang sedang adu tawar dengan pedagang furnitur dari kejauhan.

"Istri?" kata Alex dengan senyuman tersungging, mengingatkannya pada dokter yang dulu menyebut Sasha sebagai istrinya juga.

Alex memberikan jepit itu pada ibu pedagang. "Bungkus ini. Aku beli."

Days to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang