Sasha bersama Dean mendekati Mia yang keluar dari ruangan direktur bersama Alex. Penampilannya sudah seperti semula, tak ada bekas air mata di wajah Mia.
"Hai, Mia! Selamat atas peresmian rumah sakitnya!" kata Sasha sambil mengulurkan tangan kanannya pada Mia.
Mia terdiam sampai Alex menepuknya, barulah dia membalas jabatan tangan Sasha.
"Terima kasih," balas Mia sambil tersenyum singkat.
Dean merasakan perubahan Mia pada Sasha. Dia rasa, dia harus bicara dengan Mia untuk meluruskan segalanya.
"Sasha, ku tinggal dulu kau bersama Alex. Ada yang harus kubicarakan dengan Mia mengenai proyek," kata Dean sambil melirik Alex.
Sasha mengangguk. Dean mengajak Mia masuk ke dalam ruang direktur.
"Ayo kita lihat-lihat yang sudah dikerjakan kekasihmu!" kata Alex sambil merangkul Sasha pergi dari sana.
Di dalam ruangan, Mia terlihat diam sambil duduk di sofa.
"Kau baik-baik saja Mia?" tanya Dean, lalu duduk di depan Mia.
"Kelihatannya?" jawabnya dingin.
"Kenapa kau berubah drastis? Tadi kau baik-baik saja."
"Dean, kau menjalin hubungan cinta dengan Sasha?" tanya Mia tanpa basa-basi.Dean mengangguk. "Ya."
"Dean, apa kau tidak menyadari perasaanku? Aku mencintaimu!" Mia mulai tidak tahan, matanya berkaca-kaca. "Aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu."
Dean menempelkan punggungnya pada badan sofa. "Mia.. Kau..."
"Dean, aku belum pernah merasakan ini pada lelaki manapun. Aku hanya merasakannya padamu," Mia mulai menangis.
Dean berdiri dan membelakangi Mia. "Maafkan aku Mia. Tapi aku tidak merasakan hal yang sama padamu."
"Bisakah kau mencobanya? Bisakah kau mencoba mencintaiku? Sedikit saja?" Mia berdiri dan memeluk Dean dari belakang.
Dean berusaha melepaskan pelukan Mia, tapi Mia memeluknya begitu erat.
"Dean, aku bahkan bersedia menjadi selingkuhanmu," bisik Mia.
Dean terlepas dari pelukan Mia. "Mia, sadarlah! Ini bukan dirimu yang kukenal."
"I lose my self because of you.." ucap Mia lirih.
"I'm so sorry Mia.. You'll be alright. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku," kata Dean.
Mia mengusap air matanya lalu duduk di sofa. "Kau boleh pergi Dean."
Meski tidak tega meninggalkan Mia, akhirnya Dean keluar dari ruangan itu. Dari kejauhan dia menatap Sasha yang sedang berinteraksi dengan anak-anak penyandang kanker bersama Alex. Wajah Sasha terlihat lucu ketika dia membacakan dongeng sambil memperagakannya.
Dia tidak boleh tahu soal Mia. Batin Dean.
"Dan akhirnya, pangeran dan putri hidup bahagia selamanya!" kata Sasha mengakhiri dongeng yang dibacanya.
Anak-anak yang mendengarkan bertepuk tangan meriah. Terlihat jelas mereka bahagia mendengar cerita itu. Sasha menatap Dean yang terlihat menutupi sesuatu.
"Apa kalian ingin mendengar cerita lagi?" tanya Sasha pada anak-anak yang dibalas dengan anggukan antusias.
"Baiklah, sekarang giliran paman Alex yang bercerita!" seru Sasha.
Alex kebingungan karena dia tidak biasa dan tidak bisa berinteraksi dengan anak kecil. "Apa yang harus kulakukan?" bisik Alex.
"Baca saja buku ini!" kata Sasha lalu menyodorkan buku dongengnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Days to Love
Roman d'amourDean dan Sasha adalah sahabat sehidup semati. Tak pernah terpikirkan bahwa kebersamaan dan kebiasaan membuat mereka saling bergantung satu sama lain. Hingga sampai pada kesadaran bahwa mereka saling mencintai. Tapi kedatangan Alex dan Mia mengubah s...