Tinggal Bersama

116 10 0
                                    


Pagi ini Sasha menyelesaikan mendekorasi ruangan Alex dibantu beberapa orang pelayan untuk mengangkat dan meletakkan berbagai furnitur di tempat yang sesuai dengan desain.Alex dilarang masuk ke dalam ruangannya sebelum selesai. Dan Sasha menyelesaikannya tepat sebelum jam makan siang.

Alex berdiri di hadapan pintu ruangannya dan Sasha berdiri membelakangi pintu, menghadap Alex.

"Aku sudah selesai mengerjakan ruanganmu. Sesuai target. Ini hadiah untukmu," kata Sasha, menyeringai.

"Hadiah apa? Aku membayarmu!" kata Alex dengan ekspresi wajah datarnya.

Sasha tertawa garing. "Hahaha... iya ya!"

Lalu dia membuka pintu dan Alex masuk ke dalamnya. Ruangan terang dengan penataan yang simpel dan sentuhan tropis. Ruangan yang tadinya gelap dan bergaya klasik kini telah berubah menjadi ruangan yang terang dan minimalis. Desain ini lebih memperlihatkan karakter si desainer ketimbang klien. Tapi Alex menyukai itu.

Alex melangkah menuju koridor yang terlihat lebih cozy dengan berbagai tanaman bunga hidup, ayunan di pojokan dan meja makan bulat dengan 2 kursi.

"Kau bisa sarapan di sini nanti," kata Sasha.

"Ruanganku kini seperti ruangan untuk berbulan madu," kata Alex.

"Hahaha.. ya anggap saja begitu. Nanti kau bisa berbulan madu di sini dengan istrimu." sahut Sasha.

Alex melirik Sasha. "Aku masih ingin kau menjadi istriku."Sasha memutar bola matanya malas, yang dibalas tawa Alex. "Kerja bagus! Aku akan mentransfer gajimu. Sekarang aku ingin makan siang. Ayo!"

"Bagaimana kalau kita makan siang di sini?" tawar Sasha sambil melayangkan pandangannya pada meja makan bulat di balkon.

Alex menyanggupi lalu memerintah pelayannya untuk menyiapkan makan siang di balkon. Mereka berdua duduk berhadapan dan makanan datang. Mereka makan siang sambil menikmati pemandangan iklim tropis.

"Alex, aku ingin pulang ke Sydney malam ini," kata Sasha sambil memakan hidangan penutup.

"Kau ingin naik apa?" tanya Alex.

"Aku ingin naik helikopter lagi. Aku tidak suka perjalanan air."

"Baiklah."***Malam ini Sasha sudah bersiap untuk pulang. Dia mengemas barang-barangnya dengan penuh semangat. Sengaja dia tidak memberitahu Dean karena tetap saja jarak antara Sydney dan South Wales masih jauh.

'Tuk! Tuk!'

Setelah siap, Sasha beranjak dari kamar itu dan membuka pintu yang diketuk. Terlihat Alex dengan stelan celana jeans dan jaket kulit sudah berdiri di sana, tampan seperti biasanya.

"Sudah siap? Ayo!" kata Alex.

Sasha mengikuti Alex sambil menyeret kopernya. Di halaman depan sudah terparkir helikopter dan beberapa orang pelayan.

"Apa kau akan menerbangkannya sendiri?" tanya Sasha pada Alex.

"Tidak. Mataku tidak bagus melihat di kegelapan. Pilotku akan melakukannya," kata Alex lalu membukakan pintu untuk Sasha.

Seorang pelayan langsung membawakan koper Sasha. Dan gadis itu pun naik, disusul dengan Alex. Mereka berdua duduk di jok belakang. Di depannya seorang pilot sudah siap menerbangkan.

Sasha dan Alex memakai headsetnya, lalu Alex memberikan isyarat pada pada pilot untuk memulai perjalanan. Di perjalanan malam ini, Sasha rupanya sangat mengantuk. Dia menyenderkan kepalanya di bahu Alex.

Mungkin di kehidupan ini kau tidak bisa kumiliki, tapi aku berjanji bahwa aku akan selalu ada untukmu. Batin Alex, menatap pucuk kepala Sasha yang tertidur di sampingnya.

Days to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang