Kepulangan Sasha

64 9 0
                                    

Setelah dua minggu di Toronto, Sasha selesai dengan pekerjaannya. Setelah mengambil bagasinya, dia keluar dari pintu kedatangan sambil menyeret kopernya. Wajah Dean langsung dapat dilihatnya dari kejauhan. Dean melambaikan tangannya dan tersenyum menyambut kedatangan Sasha.

Sasha berlari kecil, lalu memeluk kekasihnya dengan mesra. Dean mengambil alih kooer Sasha lalu mereka pun masuk ke dalam mobil Dean. Sasha merasakan sesuatu sedang mengganggu pikiran Dean saat ini. Terbukti dengan tatapan kosongnya saat mengemudikan mobilnya.

"Dean? Kau tidak senang aku pulang?" tanya Sasha.

Dean terhenyak dan langsung mengubah air mukanya sambil melirik pada Sasha di samping kanannya.

"Kenapa aku tidak senang? Aku merindukanmu," Dean meraih tangan Sasha lalu digenggamnya.

Sasha tersenyum. "Ah ya, aku membawakan hadiah untuk Mia."

Dean mengetatkan genggamannya pada stir mobil saat mendengar kata Mia.

"Nanti aku akan ke apartemennya untuk memberikan itu," tambah Sasha.

"Jangan dulu ke sana," kata Dean.

"Kenapa?"

"Aku merindukanmu. Aku akan menahanmu seharian di apartemen," jawab Dean.

Sasha terkekeh mendengarnya. Sesampainya di apartemen, Dean memeluk Sasha erat dari belakang. Wanita yang dipeluk mengusap pipi Dean, yang tertunduk di ceruk lehernya.


"Dean, kau aneh hari ini," kata Sasha.

Dean terpejam sambil mengerutkan dahinya. Beban pengkhianatan itu terasa sangat berat sekali di pundaknya. Terlebih, dia sangat tidak menginginkan pengkhianatan itu.

Sasha melepaskan pelukan Dean lalu menghadap pada lelakinya. "Katakan apapun yang mengganggu pikiranmu saat ini. Apa masalah pekerjaan?"

Dean menatap Sasha. Sungguh teduh tatapannya.

"Tidak ada," Dean tersenyum berusaha menghapus rasa gundahnya, lalu membawa Sasha ke dalam kamar.

***Semalam Dean tidur sangat damai dalam pelukan Sasha. Bahkan pelukan itu bertahan sampai pagi hari. Setiap Sasha bergerak, Dean selalu mengeratkan pelukannya.

"Dean, bangunlah," bisik Sasha.

"Hemm.."

"Ayo kita berangkat kerja," bisik Sasha lagi.

"Kau baru pulang kemarin, jangan dulu mengurusi pekerjaan," kata Dean tanpa bergerak sedikit pun.

"Oke. Lalu apa seharian kita akan terus seperti ini?"

Barulah Dean melepaskan Sasha. Bagaikan terbebas dari lilitan piton, Sasha meregangkan tubuhnya sambil menguap lebar. Dia bangkit lalu duduk di pinggiran kasur.Dean melihat tubuh belakang Sasha yang polos diterpa sinar matahari dari sela-sela tirai. Dean meraba punggung Sasha dengan jemarinya sembari melukiskan sesuatu yang tak beraturan.

"Aku mencintaimu Sasha," kata Dean lalu bangkit dan mengecup bahu wanitanya. "Aku tak ingin kehilanganmu."

Sasha menoleh. "Me too."

Sebelum Dean menahannya lagi, segera dia bangkit dari sana dan masuk ke dalam kamar mandi. Tak ingin menghentikannya lagi, Dean masuk ke dalam kamar mandi setelah Sasha keluar.

Sasha membuatkan kopi dan sarapan di dapur. Setelah Dean siap pergi ke kantornya, dia keluar dari kamar dan sarapan bersama .

"Dean, kau yakin aku tidak usah pergi ke kantor?" tanya Sasha.

Days to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang