Moving

107 7 0
                                    

Lucky I'm in love with my bestfriendLucky to have been where I have beenLucky to be coming home againLucky we're in love in every wayLucky to have stayed where we have stayedLucky to be coming home someday

Lagu Jason Mraz menggema di mobil yang dikemudikan Dean dengan Sasha di sampingnya. Lagu itu seolah mewakili isi hati keduanya yang tengah beruntung karena mencintai sahabatnya sendiri.

Hari ini, sejenak Dean melimpahkan urusan proyek rumah sakit pada Mike dan kini mereka menuju ke pusat kota Sydney untuk mengemasi barang-barang Sasha di losmen dan pindahan ke apartemen Dean yang tentunya lebih luas.

"Apa kau ingin menyewakan losmenmu?" tanya Dean sembari membantu Sasha mengemas barang-barangnya dari laci di samping tempat tidur.

"Tidak. Biarkan saja seperti ini, supaya sewaktu-waktu aku bisa datang ke sini. Just in case kalau ada apa-apa," kata Sasha sembari melipat pakaian dari dalam closet.

Dean melirik Sasha dengan wajah tak suka. "Apa maksudmu?"

Merasakan atmosfer yang tidak enak, Sasha berhenti melipat pakaian dan segera memeluk Dean yang wajahnya terlihat kesal.

"Aku tidak bermaksud apa-apa, sungguh!" kata Sasha lalu mencium pipi Dean.

Dean menatap Sasha yang melingkar di tubuhnya, lalu mendekapnya. "Jangan pernah berpikir pergi dariku."

"Sejak dulu aku tidak pernah berpikir begitu," Sasha mendongak lalu mencium bibir Dean di hadapannya.

Dean melingkarkan telapak tangan kananya ke leher Sasha dan membalas ciuman itu dengan penuh cinta. Aku tidak akan pernah siap kehilanganmu.

Dean mengangkat tubuh Sasha dengan mudah dan membawanya ke atas ranjang tanpa melepaskan bibir yang saling terikat. Adegan selanjutnya, biarkan mereka sendiri yang memutuskan.

Hei, kalau kalian begini terus pindahan ini kapan selesainya?? #author***Apartemen Dean yang bergaya minimalis industrialis itu berdiri megah di pusat kota Sydney. Dean memiliki jendela besar yang langsung menghadap laut. Sasha berdiri di depan jendela dan menikmati keindahan laut.

Dean membawa koper Sasha ke dalam kamarnya dan memasukkan isinya ke dalam closetnya. Kini walk in closet yang tadinya hanya berisi pakaian Dean mulai dihiasi pakaian Sasha di sampingnya. Tujuan utamanya kini adalah menaklukkan hati Sasha agar dia mau menikah dengannya dan membangun sebuah keluarga.

Setelah selesai mengurusi pakaian Sasha, dia keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri Sasha yang masih menikmati lautan dari jendela. Dean memeluk wanitanya dari belakang.

"Selamat malam nyonya Anderson," bisik Dean membuat Sasha terkekeh.

"Aku lapar, ayo kita buat sesuatu!" Sasha berbalik dan menarik Dean menuju dapur.

Dapur itu sudah Sasha anggap seperti dapurnya sendiri. Dia membuat pasta carbonara dengan topping salmon yang digrill untuk makan malam.

Drrtt Drrrttt

Ponsel Dean bergetar dan terlihat wajah Mia di layarnya. Sasha sempat melihat itu tapi dia berusaha untuk tidak bereaksi. Dean mengangkat teleponnya.

"Ya?" kata Dean

"Kau tidak di lapangan Dean?" tanya Mia dari sebrang sana.

"Kau sedang di lokasi?"

"Ya, aku ke sini membawakan makan malam untukmu. Dan kata Mike hari ini kau tidak bekerja. Apa kau sakit?"

Dean melihat raut wajah Sasha yang tidak senang. "Tidak. Aku sedang ada urusan di Sydney. 

Besok aku akan kembali ke sana.

Days to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang