"ayo turun, atau mau di mobil?" Dimas menatap kearah Arka yang duduk di kursi sebelahnya.
"Ya ikut lha!" Arka melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil lalu turun.
Dimas menggelengkan kepalanya kecil lalu ia ikut turun dari mobil.
Dimas menggandeng tangan Arka,"jangan kemana-mana."
Arka mendelik tajam,"emangnya gue anak kecil!"
"Ya kan lu gak bisa diem." Dimas menggandeng tangan Arka dan berjalan masuk kedalam restoran bernuansa Jepang itu.
Arka hanya berjalan mengikuti langkah Dimas sambil membawa tas milik Dimas.
Dimas menatap sekeliling restoran yang tidak terdapat kliennya.
"Pak Dimas?"
Dimas dan Arka menoleh kearah satu pelayan restoran.
Pelayan perempuan itu tersenyum,"ruangan sudah bisa dipakai."
Dimas mengangguk,"sudah ada yang datang?"
Pelayan itu menggeleng,"belum ada pak."
"Yasudah, terimakasih."
Pelayanannya membungkuk sopan lalu pergi meninggalkan Dimas dan Arka.
"Ayo." Dimas merangkul pundak Arka dan membawanya ke lantai dua, dimana lantai dua itu sudah Dimas booking hanya untuk bertemu dengan kliennya.
Arka hanya diam, tidak mengerti.
Sesampainya dilantai dua Dimas melihat sekeliling yang sepi, kliennya belum datang.
"Kok sepi mas?" Arka mendongak menatap Dimas.
Dimas mengangguk,"belum dateng."
"Tch gak konsisten."
Dimas terkekeh mendengarnya,"yaudah duduk dulu, mau mesen makanan gak?"
Arka menggeleng dan dia hanya mengikuti Dimas yang duduk di satu bangku yang yang ada disana.
Satu meja panjang yang bewarna putih dengan taplak meja yang bergambar bunga sakura, disekelilingnya terdapat bangku-bangku yang kosong.
Dan Dimas duduk disalah satunya, Arka menaruh tas Dimas diatas meja.
"Mas sepi." Arka bergedik ngeri, takut bekas restoran ini ternyata dulunya adalah tempat bunuh diri.
"Enggak lha sayang."
Arka tersadar,"huh?"
Dimas tersenyum kecil dia mengeluarkan berkas-berkas yang ada didalam tasnya.
"Humph." Arka menutup mulutnya menggunakan tangannya saat rasa mual tiba-tiba datang.
"Kenapa sayang?"
Arka menggeleng lalu dia berlari menuruni tangga mencari toilet.
Cklek
Arka masuk kedalam satu toilet laki-laki dan memuntahkan isi perutnya di closet duduk itu sambil menutup hidungnya.
Huek
Huek
Arka menyalakan airnya supaya bekas muntahannya hilang, tapi muntahannya hanya cairan bening.
Arka mengambil nafas banyak-banyak, dia memegang perutnya yang terasa aneh,"hah.. Dimas bangke."
Arka menggelengkan kepalanya lalu sedikit memukul kepalanya pelan saat pusing tiba-tiba.
Cklek
Arka keluar dari toilet dan,
Bruk!
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY HUSBAND II [END]
ChickLitIni baru awalnya. Tentang Dimas yang baru saja bangun dari koma nya dan menemukan cinta pertamanya. Dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. ____________________________ [MY HUSBAND II YANG TANDANYA KALIAN HARUS MEMBACA MY HUSBAND YANG PERTAMA D...