43[END]

28.2K 1.8K 901
                                    

"Jika merelakan adalah hal yang tepat, lalu mengapa mengikhlaskan terasa sesakit ini?"
___________________________

Enam tahun kemudian.

"Dimas ganteng."

"Gue cinta sama lu mas."

Enam tahun lamanya Dimas pergi, enam tahun lamanya Arka hidup tanpa sekarang Dimas bersama anak-anaknya.

Arka memandangi foto yang ada di bingkai, dimana itu foto terakhirnya bersama Dimas.

Foto saat pergi ke pantai.

Dimana Arka masih mengandung anak keduanya.

Sekarang anak keduanya sudah lahir dan malah sudah besar, sudah bersekolah di taman kanak-kanak.

Dika Nauval Saputra, namanya. Yang sekarang sudah berumur lima tahun, beda satu tahun dengan Kinara.

Kinara anak perempuannya yang sekarang sudah berumur enam tahun dan bersekolah di sekolah dasar, masih kelas satu.

Arka hanya tinggal di satu rumah bersama dua anaknya, lelaki cantik itu juga mulai sibuk bekerja di butik bersama Grace.

Karna Kinara sudah besar jadi gak apa kalau Dika di tinggal kerja oleh Arka.

Arka memejamkan matanya sejenak, membuang nafas pelan, dadanya lagi-lagi terasa sesak menahan tangis.

Semenjak Dimas pergi Arka jadi pendiam, dia hanya berbicara panjang dengan keluarganya saja.

Selama enam tahun Arka masih belum bisa percaya kalau Dimas benar-benar pergi.

Nama Dika itu di ambil dari DImas ARka.

Anak laki-lakinya sudah tumbuh menjadi anak yang tampan, persis dengan Dimas apalagi kalau Arka melihat anak laki-lakinya tersenyum dia jadi teringat dengan Dimas.

Kedua mata Dika itu sipit, jikalau Dika tersenyum matanya akan tambah menyipit berbentuk bulan sabit.

Cklek

"Mama..'

Arka menoleh saat mendengar suara pintu terbuka dan menampakkan Kinara yang sudah mengenakan seragam sekolah serta tas ranselnya.

Kinara melangkah masuk kedalam kamar mamanya, ia berjalan mendekati Arka yang duduk diatas ranjang, tangannya memegang tangan Arka,"mama."

Arka menaruh perhatian bingkai foto itu, dan mengucek kedua matanya, lalu tersenyum simpul,"udah siap?"

Kinara menatap mamanya,"mama nangis lagi."

Lagi-lagi Kinara melihat mamanya menangis diam-diam.

Arka yang gak mau terlihat sedih itu menggeleng,"enggak kok."

"Mama kata Daddy mama gak boleh nangis.'

"Nara gak suka liat mama nangis." Kinara mempoutkan bibirnya.

"Enggak ada yang nangis sayang, udah ayo nanti kita telat." Arka mengusap rambut panjang Nara dan turun dari ranjang.

Arka memakai memakai jas hitam sebagai luaran kaosnya dan menggandeng tangan Nara,"ayo, adek kamu mana?"

Kinara dan Arka berjalan kearah pintu utama rumah, Nara menunjuk adeknya yang lagi make sepatu di pintu,"itu mah."

Arka tersenyum lembut,"sayang."

Dika bocah laki-laki itu menoleh kebelakang, lalu menyengir lebar,"mama."

"Udah belum? Lama banget."

Dika menggulum bibir,"gak bisa mama."

[BOYS LOVE] MY HUSBAND II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang