17[Janji]

10.1K 1.4K 129
                                    

22.00

"Mas bawa belanjaannya masuk, taro di dapur." Ucap Arka ke Dimas.

Dimas mengangguk,"okay." Lalu lelaki yang lebih tinggi itu berjalan memutari mobil dan membuka bagasi.

Arka berjalan masuk kedalam rumah sambil membawa Kinara didalam gendongannya, baby Nara sudah tertidur.

Mereka sudah menghabiskan waktu seharian untuk berpergian, selain ke pantai mereka juga pergi taman untum balita dimana tempatnya balita bermain.

Jadi Dimas bener-bener gak kekantor seharian, cuma menghabiskan satu hari jalan-jalan bersama keluarga kecilnya.

Arka melangkah masuk kedalam kamar Nara, dia menyalakan lampu kamar dulu dan berjalan kearah keranjang bayi, menidurkan tubuh si kecil dengan perlahan.

Arka tersenyum lembut melihat putri kecilnya yang tertidur pulas, dia mengusap rambut Nara dan mencium kening Kinara.

Arka kembali mematikan lampu, lampu yang menyala hanya lampu gantung warna-warni.

Lelaki cantik itu kembali keluar dari kamar, menutup pintunya dulu dan melangkah kearah kamarnya.

Arka melihat Dimas yang baru selesai menaruh belanjaannya di meja makan,"taro situ aja! Besok pagi baru diberesin!"

Dimas menoleh lalu mengangguk, dia berlari kecil menghampiri Arka dan langsung merengkuh pinggang ramping Arka.

Cup

Dimas mencium pipi kanan Arka dengan gemas dan,

Grep

"Dimas!" Arka memekik kecil saat tubuhnya diangkat dengan mudahnya oleh Dimas.

Dimas menggendong tubuh Arka ala bridal style dan tersenyum melihat wajah istrinya yang memerah.

Arka memeluk leher Dimas dan membenamkan wajahnya di bahu tegap Dimas,"ngagetin anjing!"

"Masih aja kasar, minta dicium hm."

"Gak."

Dimas terkekeh dia melangkah kearah kamar dan membuka pintu kamar.

Bruk

"Dimas! Bisa gak pelan gitu! Gak usah dilempar!" Arka memelototi Dimas saat tubuhnya dengan enaknya dilempar kekasur oleh Dimas.

Dimas nyengir, dia ngunci pintu dulu dan menyalakan lampu kamar.

Dimas membuka jaketnya, dan kaos hitamnya hang sebagai dalaman membuat perut Dimas yang terbentuk terlihat.

Arka yang melihat itu menaikkan sebelah alisnya,"ngapain buka baju disitu? Ha?"

Dimas melempar kaos dan jaketnya, lalu dengan tiba-tiba merebahkan tubuhnya disebelah Arka.

Arka memukul lengan Dimas,"Dimas babi!"

"hM." Dimas menaik turunkan alisnya lalu dia tersenyum devil.

Arka mendelik tajam,"apa?! Enggak!" Dia beringsut mundur,"awas macem-macem! Gue puk— hahaha Dimas!"

"Dimas anjing! Geli!" Arka menggelinjang geli sambil berusaha terlepas dari kedua tangan Dimas yang menyelusup masuk kedalam kemeja putihnya dan menggelitik perutnya.

"Hahaha Dimas! Udah male— Dimas!!" Arka ngegeplak tangan Dimas,"udah malem!"

Dimas mempoutkan bibirnya, dia memeluk pinggang ramping Arka dari dalam kemeja yang lelaki cantik itu kenakan, dan menyeludupkan kepalanya di ceruk leher lelaki cantik.

Arka memeluk kepala Dimas, mengusap rambut halus itu,"tidur, gak mandi dulu lu."

"Gak."

"Laper lagi gak? Nanti gue masak."

"Enggak." Dimas menggeleng membuat Arka geli saat rambut Dimas mengenai lehernya.

"Mas."

"hM." Dimas mengusap perut rata Arka dengan pelan, dan menatap istrinya,"cewe atau cowo?"

"Ya gak tau! Masih beberapa Minggu! Belum bulan!"

Dimas nyengir, dia menyikap kemeja putih Arka sampai diatas perut sampai terlihat perut lelaki cantik yang mulus n putih itu,

Cup

Dimas mencium perut Arka,"baik-baik didalam sana baby."

Wajah Arka memerah, dia menutup wajahnya menggunakan satu tangan dan mengintip Dimas dari jari-jarinya.

Dimas terkekeh geli melihat tingkah istrinya,"makan teratur biar lu sehat dan baby nya juga sehat." Ucapnya sambil mengusap rambut biru Arka.

"Udah tau."

"Jangan marah-marah mulu, kasihan baby nya keberisikan."

"Emang iya?" Arka mengerjap-ngerjapkan matanya,"kayaknya enggak."

Dimas tersenyum,"cuma ngarang."

Arka mendengus,"harusnya yang makan banyak itu elu."

"Jangan makan daging mulu, makan sayur sama buah."

"He'em."

Arka memegang perut sixpack Dimas, jari telunjuk yang lentik itu mengusap perutnya pelan, Arka tersenyum,"biar gue gak khawatir terus."

Dimas diam menatap wajah cantik istrinya.

"Biar gue gak harus was-was kalo tiba-tiba lu drop."

"Gak usah khawatir, lu pasti bisa sembuh."

"Janji sama gue." Arka mendongak menatap wajah Dimas tepat di kedua manik elang itu.

Dimas diam terpukau dengan manik legam yang indah dihiasi bulu mata yang panjang dan lentik terlihat sangat-sangat cantik.

Seperti putrinya.

"Janji sama gue kalo lo bakal sembuh ya mas."

"Janji sama gue bertahan supaya bisa sembuh."

"Demi gue sama baby Nara sama baby baru nanti."

"Gue gak minta apapun selain minta lo berusaha sembuh, gue bakal ada disamping lo jadi lo harus sembuh demi gue."

Dimas diam.

Arka memegang tangan Dimas yang dingin,"janji mas."

Dimas hanya mengangguk kecil.

"Janji?"

"hM."

"Bilang iya."

"Iya."

Arka tersenyum lebar dan memeluk tubuh suaminya dengan erat,"gue sayang sama lu mas."

Dimas tersenyum kecil dia mengusap punggung sempit Arka, dan mengecup pucuk kepala Arka,"gua lebih-lebih saaaaaayang sama lo."

Arka terkekeh dia hanya membenamkan wajahnya di dada bidang Dimas, wajahnya memerah.

🍼🍼🍼🍼🍼












"Silahkan bersenang-senang dahulu."

"Nanti Arka bakal ada disamping gue dan jadi milik gue." Sosok itu terkekeh sinis dia menggelengkan kepalanya kecil lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Orang bodoh gampang tersingkirkan."










































TBC.

Kalo kalen bosen bilang ya biar di stop dulu aja>.<

Babay~

[BOYS LOVE] MY HUSBAND II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang