37[Tidur]

8.3K 1.1K 149
                                    

Di siang hari Arka terlihat baru saja turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, lelaki itu langsung turun dan berlari masuk diikuti oleh Grace dibelakangnya.

Keduanya sama-sama panik, siapa yang gak panik coba salah satu anggota keluarganya terjerat dalam kecelakaan seperti ini.

Arka berusaha tidak menangis, ia yakin Dimas gak kenapa-napa, ia yakin Dimas belum pergi.

Arka berlari kecil menyusuri koridor rumah sakit yang terlihat ramai, oleh petugas-petugas rumah sakit, Arka juga melihat banyaknya petugas rumah sakit yang baru saja membawa satu korban, dan ia dapat melihat ada,

Rangga.

Didepan pintu salah satu ruangan IGD yang ada di rumah sakit.

Rangga melihat kedatangan Arka,"Ka."

Saat sudah dekat Arka langsung masuk kedalam ruangan itu dimana ia dapat melihat ada satu laki-laki yang tak sadarkan diri diatas ranjang rumah sakit.

Arka menggeleng, dia melangkah mendekatinya, jantungnya berdegup kencang.

Semoga yang ia pikirkan tidak benar.

Grace terdiam diambang pintu dengan nafas memburu, perempuan itu dapat melihat bagaimana,

Dimas yang tak sadarkan diri disana dengan tubuh yang di penuhi luka.

Arka menggigit bibir bawahnya saat melihat wajah Dimas yang kotor dan penuh luka sampai-sampai Arka hampir tidak mengenalinya.

"Enggak-enggak ini bukan Dimas, iya ini bukan Dimas." Arka tersenyum sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya.

Arka menatap Rangga,"i-ini bukan Dimas kan?"

Rangga menghela nafas panjang dulu, ia melangkah mendekat dan menepuk-nepuk pundak Arka,"dia suami lu."

"E-enggak! Di-dimas p-pulang nya gak sekarang! Iya ini bukan Dimas! Ini bukan Dimas kan?! Hiks." Arka menggeleng ribut diiringi suara isakan tangis.

Arka menatap Dimas dan matanya melihat tangan Dimas yang dimana lelaki itu memakai gelang ber-liontin lumba-lumba.

Tangis Arka semakin kencang, dia tidak sedang bermimpi kan?

Arka memeluk tubuh suaminya,"Dimas! Dimas bilang kalo ini bukan lu! Dimas! Mas jangan gini! Ayo bilang ini bukan lu!"

"Dimas ngomong!!" Tangan Arka memegang wajah Dimas, tangannya mengelus pipi tirus yang kotor akibat pasir.

Arka menoleh kebelakang menatap Rangga,"TERUS KALO INI BENERAN DIMAS KENAPA DI DIEMIN?! KEMANA DOKTERNYA?!"

"GILANG MANA HA?! DI SENGAJA BIAR—"

"Gilang masih sibuk sama korban yang lain." Ucap Rangga dengan nada lembut supaya lelaki cantik itu bisa mengerti keadaan.

Arka mengacak rambutnya,"PANGGIL GILANG! GUE GAK MAU DIMAS KENAPA-NAPA HIKS."

Grace memeluk tubuh adiknya, dia mengelus punggung kecil Arka,"ssstt jangan teriak-teriak."

"Hiks Dimas gak bakal pergi kan?! Dimas gak bakal pergi kan kak Ce?!"

Rangga mengusap wajahnya dia berlari keluar dari ruangan itu.

Grace mengangguk mengecup pucuk kepala Arka,"iya, berdoa yang terbaik aja, gue yakin Dimas gak kenapa-napa."

"Dimas gak bakal ninggalin lu, gue yakin."

Arka menangis didalam dekapan Grace, baginya hari ini adalah hari yang sangat-sangat ia benci.

"Misi dulu, Dimas mau gua periksa."

Grace melepaskan pelukannya dan menatap siapa yang datang,

Gilang.

[BOYS LOVE] MY HUSBAND II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang