Cklek
Arka masuk kedalam ruang inap Dimas dengan langkah pelan, matanya memanas saat melihat Dimas yang terbaring lemah diatas brangkar.
Arka menutup kembali pintunya dan melangkah mendekat, dia memegang tangan Dimas yang sedang diinfus sangat terasa dingin.
Arka menutup mulutnya menahan isakan tangisnya supaya tidak terdengar.
"Dimas..."
Arka mengusap rambut Dimas,"Dimas.. bangun."
Arka memejamkan mata dan sebulir air mata jatuh dari kelopak matanya, dia menangis.
Arka gak bisa melihat Dimas kembali terbaring tak berdaya seperti ini.
"Mas.."
Arka mengucek matanya saat melihat Dimas yang mulai membuka matanya perlahan.
Dimas menatap Arka,"sayang."
Arka tersenyum, dia memeluk tubuh Dimas,"Dimas! Akhirnya bangun!"
Dimas mengangkat satu tangannya dia ingin mengelus rambut Arka tapi tangannya terasa berat.
Arka yang tahu itu tersenyum, dia mengusap pipi tirus Dimas,"jangan di paksa, lu belum pulih total, gue panggil Gilang dulu."
Arka mengecup kening Dimas dulu dan melangkah keluar dari kamar itu.
Dimas memegang dadanya,"jangan sekarang tolong."
🍼🍼🍼🍼🍼
"Dimas untuk hari ini dan besok harus di rawat disini dulu, sampai Dimas benar-benar bisa kembali beraktivitas, nanti setelahnya baru Dimas diperbolehkan pulang." Gilang menatap Arka.
Arka mengangguk kecil,"okey, makasih Lang."
Gilang tersenyum dia menatap Dimas,"jangan banyak pikiran dulu Luh."
Dimas hanya mengangguk kecil.
Dan Gilang melangkah pergi meninggalkan Arka dan Dimas.
Arka duduk di satu kursi disebelah brangkar Dimas, tangannya mengusap rambut Dimas,"sakit?"
Dimas menggeleng sebenarnya kepalanya terasa nyeri.
"Ada yang sakit gak? Bilang, atau lu laper?"
Dimas menggeleng,"gak mau apa-apa."
"Makan dulu ya, tadi kan gak jadi kita makannya." Arka mengambil satu mangkuk yang ada di atas nakas.
Bubur.
Dimas menatap Arka yang ingin menyuapinya.
Dimas menggeleng,"gak mau."
"Makan dulu ya, biar perut lu keisi. Nih aaaa." Arka menyodorkan sesuap bubur ke Dimas.
Dimas mengalihkan pandangannya.
Arka menghela nafas kecil,"mau makan apa? Gak mau bubur mau apa terus? Buah?"
Dimas diam.
Arka menaruh kembali mangkuk itu diatas nakas,"yaudah minum susu aja ya." Dia mengambil gelas yang udah disiapin.
Dimas menggeleng.
"Terus mau nya apa mas? Ngomong coba."
"Gak mood makan."
Arka menjatuhkan bahunya,"kalo gak makan nanti lu lap—"
Cklek
Dimas dan Arka menoleh saat mendengar suara pintu terbuka.
Papanya Dimas, pak Findo.
Arka berdiri dan tersenyum,"pah—"
"Dimas." Papanya Dimas melangkah mendekati Dimas dengan wajah datar.
Dimas memejamkan matanya sejenak, ia tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya.
"Gak becus."
Arka mengerjap-ngerjapkan matanya,"pah? Kenapa?"
Papanya Dimas menatap Arka,"kamu diam dulu."
Arka mengangguk kecil,"o-okey."
"Gimana bisa kamu bikin perusahaan jadi rugi?! Ha?! Kenapa bisa-bisanya kamu biarin uang itu hangus!"
"Kerja itu yang becus! Papa udah kasih kepercayaan ke kamu tapi apa?! Kamu malah bikin papa rugi!"
Arka menggeleng,"pah b-bukan Dim—"
"Kamu saya bilang diam ya diam!" Bentak Findo ke Arka.
Arka menggertakkan giginya,"pah disini yang salah itu bukan Dimas! Dimas udah kerja dengan baik! Papa tau kan dari dulu Dimas kerja sendirian dan hasilnya? Banyak. Tapi sekarang semenjak Dimas berkerja berdua, semuanya kacau! Sampai-sampai Dimas jadi masuk ke rumah sakit lagi! Disini yang gak becus kerja itu Dini! Sekertaris nya Dimas!"
"Lagian pecat aja orang gak bertanggung jawab kayak dia." Gumamnya.
Findo mendengarkan ucapan Arka dia terdiam, matanya melihat Dimas yang hanya bisa terbaring lemah dan tidak mengatakan apapun.
Findo mengusap wajahnya,"argh! Yasudah, papa pulang." Setelah mengatakan itu papanya Dimas pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Arka terduduk, dia menatap Dimas sambil mempoutkan bibirnya,"tuh kan."
Dimas tersenyum kecil tangannya mengusap kepala Arka,"apa?"
"Lu jadi yang kena omel! Lagian pecat aja apa si Dini gak berguna! Kalo perlu gue yang gantiin jadi Sekertaris lu."
"Gue bisa kok!"
Dimas terkekeh kecil,"gak lah sayang, lu lagi hamil, gak boleh kerja banyak-banyak atau yang berat-berat, lu cukup diem dirumah aja, habisin uang yang gue punya."
Arka mendelik sinis,"gak usah pamer! Udahlah, sekarang lu makan ya, udah waktunya jam makan siang nih."
Dimas mengangguk kecil,"suapin."
🍼🍼🍼🍼🍼
"Lu kemana oy?! Lupa apa kalo ada gue dirumah lu?!"
"Maaf kak Ce, gue lagi dirumah sakit."
"Apa?! Ngapain?! Lu kenapa emangnya?!"
"Bukan gue tapi Dimas, dia.. dia drop lagi."
"Astaga! Terus gimana? Gue nyusul elu?"
"Jangan, dirumah aja jagain baby Nara dulu, nanti sore elu mandiin Nara terus baru boleh kesini."
"Oh iya baby Nara disuruh tidur siang juga."
"Lah lah.. kok jad—"
"Gue minta tolong ya Ce, please."
"Iya dah, yaudah nanti sore gue sama baby Nara kesana."
"Sayang kak Ce!"
PIP*
Grace mematikan sambungan telepon, dia mengangkat tubuh kecil Nara,"sayang sekarang kita bobo siang dulu okey."
Kinara mengangguk dia memeluk leher jenjang Grace,"iya ante!"
TBC.
Pecat Dini atau enggak?😏😈
Babay~
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY HUSBAND II [END]
ChickLitIni baru awalnya. Tentang Dimas yang baru saja bangun dari koma nya dan menemukan cinta pertamanya. Dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. ____________________________ [MY HUSBAND II YANG TANDANYA KALIAN HARUS MEMBACA MY HUSBAND YANG PERTAMA D...