28[Taxi]

8.6K 1.2K 90
                                    

Happy reading~

.
.
.
.
.






















05.40

"Sebenarnya penyakit gua ini bisa sembuh atau enggak?" Dimas menatap Gilang.

Gilang bersedekap dada dia menggulum bibir dulu,"em.. bisa, kalo lo mau rutin buat kemoterapi."

"Terapi? Pijet?"

"Ya adalah! Khusus buat ngilangin sel kanker."

Dimas mengangguk mengerti,"tapi... Emangnya kalo gua gak ngelakuin kemoterapi penyakit gua gak bakal bisa sembuh?"

"Kecil perkiraan untuk sembuh untuk orang yang udah mengidap kanker otak stadium akhir."

"Jadi... Kalo gua ngelakuin kemoterapi, gua bakal sembuh?"

"radioterapi sama kemoterapi. Prosedur pengobatan ini umumnya diberikan untuk mengontrol pertumbuhan sel tumor selama mungkin, meringankan gejala, serta memperbaiki kualitas hidup. Orang yang udah mengidap kanker otak stadium akhir bisa hanya hidup lima tahun, itupun.. kalau orang itu masih kuat."

"Hem.. meskipun lu rutin ikut kemoterapi tapi kalo tuhan berkata lain lu bisa apa?"

Dimas terdiam mendengar ucapan Gilang,"jadi.. gua diem aja sampe ajal menjemput?"

Gilang memijat pelipisnya, dia membuang nafas,"hah.. jangan negatif thinking terus, berdoa biar lu bisa sembuh."

"Gua punya kok temen yang buka kemoterapi buat penyakit-penyakit kayak lu gitu."

"Yang penting sering berdoa biar lu bisa sehat dan sembuh total."

Dimas menghela nafas lelah.

"Yaudah lu makan sarapan dulu, atau tunggu istri lu balik kesini kalo lu gak mau makan sendiri."

"Gua balik." Gilang menepuk-nepuk pundak Dimas dan melangkah keluar dari ruangan Dimas.

Dimas menatap langit-langit kamar itu,"hidup gue.. udah gak lama lagi."

🍼🍼🍼🍼🍼










"Kamu ngapain celingak-celinguk?"

Kiki terdiam, dia menoleh kearah sumber suara dimana ada satu laki-laki yang memakai jas putih,

Mungkin dokter?

Kiki menggaruk kepalanya, sekarang dia lagi dirumah sakit tempat dimana Dimas di inap, tapi Kiki gak tau dimana kamarnya.

Laki-laki ber jas putih itu melangkah mendekati Kiki,"nyari siapa?"

"Eum.. kamar."

"Oh.. mau jenguk siapa? Kenapa gak ke resepsionis?"

"P-pak Dimas."

"Oh.. mau jenguk pak Dimas?"

Kiki mengangguk cepat dia menatap lelaki ber jas putih itu tapi,

Kiki terdiam saat tiba-tiba punggung dirinya terasa menabrak seseorang.

Kiki menoleh kebelakang dimana ada,

Rangga.

"Ngapain lu?"

"Ayo ikut saya ke kamarnya Dimas." Dokter itu a.k.a Gilang memegang tangan Kiki.

[BOYS LOVE] MY HUSBAND II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang