Kucing, Ayam Jago, Buaya, Semut, Kelinci, Kancil, Ular
KUCING = Aku Si Hewan dengan penglihatan dan penciuman tajam, selain itu kelebihanku juga mempunyai suara yang khas yaitu....
AYAM JAGO = Kongkoroyok.....bangun-bangun jangan pada molor terus, matahari udah nongol, ayok cari rezeky, jangan sampai rezeky kalian dipatok...
BUAYA = Buaya.....aku Si Hewan hidup di dua alam, pemakan daging seperti memakan.....
SEMUT = Semut.....hewan sepertiku sering tak dianggap, selalu dihina bahkan diinjak-injak oleh makhluk yang tak punya prikehewanan atau prikemanusiaan itu. Aku selalu mengalah dan sabar, tapi rasanya kesabaranku sudah habis, ingin rasanya aku balas dendam dengan cara.....
KELINCI = Melompat....kesana kemari hanya untuk mencuri makanan, tak peeduli jika perbuatanku ini buruk yang terpenting aku bisa....
KANCIL = Menipu....? kalian menuduh aku penipu? Aku tidak menipu tapi aku cerdik. Cuma orang bodoh yang ajah yang bisa tertipu, kalian saja yang terlalu percaya padaku, kalian tidak berpikir sebelum bertindak yang menyebabkan kalian....
ULAR = Mengeluarkan bisa atau racun....itulah senjataku, senjata dari zaman nenek moyang sampai sekarang si ular zaman modern yang mempunyai kelebihan yaitu mengeluarkan...
KUCING = Suara meong.....meong itulah suara andalanku disaat lapar. Terkadang orang-orang tidak peka kalau aku sedang lapar atau mereka pura-pura atau tak ingin memberi. Akhirnya aku terpaksa mencuri.....
AYAM JAGO = Ayam.....yang pagi-pagi sudah mencari makan daripada jadi manusia tapi pemalas yang kerjaannya cuma.....
BUAYA = Mangap.....makan ular atau kancil, aku memekan dengan lahapnya menggunakan....
SEMUT = Antena......jarang-jarang hewan punya antena. Antena yang berfungsi mengeluarkan bau dan agar tak terpisah dari teman-teman, karena golongan semut selalu....
KELINCI = Makan wortel......rasanya enak sekali, walaupun hasil mencuri. Tapi tak apalah, aku kan Cuma kelinci yang tak punya akal, Ya jadi maklumlah. Kecuali kalau manusia tuh baru tidak boleh mencuri karena mencuri itu....
KANCIL = Cerdas dan cerdik.....itulah sifatku. Meskipun aku kurus kering tapi aku bukanlah hewan bodoh. Aku sering dijadikan bahan dongeng oleh para orang tua, tapi dengan peran antagonis. Aku menerima itu, tapi aku tidak mau jika aku harus......
ULAR = Menggigit manusia......yang menggangguku atau berada diwilayahku. Sekali gigitan susah untuk disembuhkan, bahkan ada yang tidak tertolong, itu bukan salahku tapi salah....
KUCING = Ikan goreng......yang masih hangat aku suka sekali. Tapi kebanyakan manusia memberi hanya tulang ikannya saja, itu tidak membuatku kenyang. Aku cukup sadar diri bahwa aku hanyalah seekor......
AYAM JAGO = Ayam pitik.....itulah sebutan untuk anak-anak ayamku, tapi aku tidak mengetahui siapa ibunya, karena saking banyaknya istriku. Aku selalu bersyukur punya istri yang selalu.......
BUAYA = Bertaring tajam.......aku mengunyah mangsaku, daging, tulang, dan kulitnya kupotong-potong di dalam mulutku, rasanya lezat sekali. Walaupun termasuk hewan yang menyeramkan tapi aku hewan yang banyak.....
KELINCI = Dosa......itulah hadiah buat pencuri. Buat apa punya akal tapi jika mencuri? Mending buang saja akalnya daripada tidak dipake, benar tidak om Profesor Kancil?
KANCIL = Ya, itu benar....waahh kamu pintar sekalikelinci, kamu belajar di mana dan sama siapa?
KELINCI = Sama My Baby Semut......
KANCIL = HA??
SEMUT = Tidak boleh merendahkan Om Kancil! Itu perbuatan tidak baik.
BUAYA = Tuh dengerin tuh....!!!
AYAM JAGO = Udah.....udah kok pada sibut sih (?) Yok...lanjut....
ULAR = Aku Si Ular berbisa yang selalu.....
KUCING = Makan tempe.....aku juga suka karena aku termasuk hewan pemakan daging dan pemakan.....
BUAYA = Manusia......aku pernah makan makhluk itu dan rasanya sangat nikmat dan menyenangkan sampai aku tak lapar selama.......
AYAM JAGO = Hidup rukun.....dan bahagia bersama ayam-ayam yang lainnya. Itulah kehidupan sebagai hewan yang......
SEMUT = Bau tapi.....
KELINCI = Lucu dan imut.
wkwkwkkwkwkwk
SEMOGA TERHIBURRRRRR
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi Berantai yang bikin Ngakak
PoetryPuisi berantai ini hanyalah puisi tanpa mengandung keseriusan