Puisi Berantai Kehidupan

26 0 0
                                    

Pemadam Kebakaran = Ketika malam sunyi🏠, terkadang lonceng darurat berbunyi nyaring, Aku sigap berlari, melawan api yang membara di tengah malam. Dalam setiap percikan, kuingat keluargaku dan orang yang kucintai, Maka kulawan api dengan berani, agar rumah dan kehidupan tetap lestari.

Tukang Roti = Di waktu subuh, dapurku sudah penuh dengan aroma adonan, Roti-roti ini akan menghangatkan pagi setiap pelanggan. Setiap gigitan adalah rasa syukur atas hidup yang sederhana, Bagi mereka yang berjuang, roti ini adalah tenaga baru setiap harinya.

Supir Truk = Dengan muatan yang penuh, aku susuri jalanan panjang, Mengantar bahan pangan, kayu, dan barang dari kota ke desa. Siang dan malam, perjalanan tak pernah berhenti, Karena barang yang kuantar akan jadi bagian hidup yang berarti.

Petugas Pos = Surat-surat dan paket kuterima pagi ini, siap untuk dikirimkan, Pesan dari kota sampai ke pelosok, kulewatkan tanpa kesulitan. Kadang senyum, kadang rindu, terselip di amplop warna-warni,
Aku bawa pesan mereka, agar kasih tak pernah terputus lagi.

Ahli Teknologi = Di balik layar, aku merancang aplikasi, jaringan, dan sistem, Agar semua terhubung, dari pedagang, pekerja, hingga siswa. Teknologi ini menjembatani jarak dan waktu yang kian jauh, Sebuah alat kecil yang mendekatkan dunia dengan cara baru.

Pemilik Taman Bunga = Pagi hari, kubuka pagar taman, menyambut senyuman pengunjung, Mawar, melati, dan bunga lain mekar penuh warna dan keindahan. Orang-orang datang, menghirup segar bunga yang kusemai, Sebab di tengah kesibukan, kadang kita butuh indahnya damai.

Pustakawan = Di pojok perpustakaan, deretan buku rapi menanti dibaca, Setiap halaman berisi pengetahuan, kisah, dan mimpi besar. Orang datang mencari inspirasi, atau sekadar pelarian, Aku bantu mereka menemukan cerita yang dapat mengubah pandangan.

Seniman Jalanan = Di tengah keramaian, kuambil gitar dan menyanyikan lagu sederhana,Suaraku mungkin kecil, namun hati yang kudendangkan tulus. Beberapa orang berhenti, tersenyum, atau bahkan bernyanyi, Ku tahu, di saat itulah aku menjadi bagian kecil dari kebahagiaan mereka.

Tukang Bangunan = Batu demi batu, kubangun pondasi kokoh di bawah sinar matahari, Gedung, rumah, jembatan – semuanya kusebut sebagai karya nyata. Meski peluh mengalir deras, kuharap hasil ini bisa berguna, Menjadi tempat berteduh yang kuat, untuk mereka dan keluarganya.

Pengrajin Kayu = Dengan ukiran tangan, kubuat kursi, meja, dan rak buku, Dari kayu-kayu yang kutempa dengan penuh cinta dan sabar. Setiap perabot jadi tempat berbagi cerita mereka, Karena bagiku, kayu ini hidup, punya kisah dalam tiap seratnya.

Pemadam Kebakaran = Dengan helm dan seragam, aku terus siaga dalam gelap malam, Melawan api yang mengancam, demi rasa aman seluruh kota. Meski tak selalu terlihat, kami ada di setiap kobaran, Berjuang untuk memastikan rumah tetap menjadi tempat nyaman.

Tukang Roti = Saat subuh menjelang, kembali kuramu adonan dengan sabar, Roti-roti mengembang, siap untuk menanti para pelanggan. Bagi sebagian orang, roti ini adalah sarapan kebahagiaan, Cukup sederhana, tapi cukup untuk memulai pagi dengan senyuman.

Supir Truk = Roda truk berputar, menyusuri jalan berliku, siang dan malam, Mengantar kebutuhan pokok hingga alat-alat kerja bagi kota. Perjalanan panjang terasa ringan saat kuingat tujuanku, Agar semua yang membutuhkan, tak perlu merasa kekurangan.

Petugas Pos = Dengan sepeda dan tas, kubawa surat serta paket dari pintu ke pintu, Sebuah pesan yang datang dari jauh, harapan dalam tiap amplop. Setiap surat yang kusampaikan adalah cerita bagi penerimanya, Tugas kecilku adalah memastikan mereka tak pernah merasa terlupa.

Ahli Teknologi = Di layar komputer, kuterjemahkan dunia menjadi baris-baris kode, Menyatukan jarak dan waktu, membawa pengetahuan ke dalam genggaman. Dengan inovasi, kuharap teknologi ini mempermudah mereka, Agar semua bisa terhubung, tanpa harus menempuh jarak yang jauh.

Pemilik Taman Bunga = Kulewati baris bunga yang penuh warna di pagi yang sejuk, Mawar, melati, dan kamboja mekar untuk siapa saja yang datang. Di taman ini, mereka temukan damai dalam wangi dan warna, Kusajikan kebahagiaan kecil, yang mungkin saja sangat berarti.

Pustakawan = Saat perpustakaan dibuka, buku-buku kubersihkan dari debu, Kusiapkan meja baca bagi siapa saja yang ingin tenggelam dalam cerita. ari novel hingga ensiklopedia, ada dunia berbeda di tiap halaman, Aku hanya penjaga, tetapi kata-kata di sini milik semua orang. Seniman Jalanan = Kuambil gitarku, memetik nada-nada riang di pinggir jalan, Lagu-laguku sederhana, namun penuh canda dan kisah kecil. Kadang orang berhenti sejenak, menikmati dan memberi tepuk tangan, Dalam setiap senyuman mereka, kurasakan seninya kehidupan.

Tukang Bangunan =Dengan palu dan paku, kubangun pondasi kuat bagi gedung baru, Kupersembahkan tenagaku demi atap yang melindungi banyak jiwa. Meski tangan ini lelah, bangunan yang berdiri jadi buktinya, Bahwa kerja keras tak pernah sia-sia, selalu ada hasilnya.

Pengrajin Kayu = Kayu-kayu kujadikan meja, kursi, atau rak buku, hasil dari tangan ini, Dengan ukiran kecil, kuberi sentuhan seni pada tiap serat kayu. Perabot ini kelak menemani banyak keluarga di rumahnya, Bagiku, tiap ukiran adalah jejak abadi dari cinta dalam karya.

Mohon maaf sahabat literasi kali ini puisinya ga lucu sama sekali, tujuan nya hanya bacaan untuk menghayati sebuah peran.🤗🤗💐

Salam literasi 🥰

Kumpulan Puisi Berantai yang bikin NgakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang