PART 39 Pantai

20 10 0
                                    

Jangan lupa Vote&Fllow Akun Author

@FllowIG : Felizah_29

@Twitter Fiksi : Dearen_Ren @Shenas_Shel

"Jahat amat si Lo pada." Kesal Karan. Bukannya turut prihatin malah di juli-din.

"Ya, sekali-kali ran. Biasanya kan Lo yang paling rusuh di kelas." Sahut Dion yang masih belum turun dari atas bangku nya.

Karan mendengus kesal "Harus nya Lo konser di depan bapa gue." Celetuk Karan.

"Berani bayar berapa emang nya Lo?" Tanya Dion.

"Tanya aja sama bapa gue." Jawab Karan malas.

"Astaga Dion! Ngapain kamu berdiri di situ." Tegur pria berperawakan tinggi dan tidak terlalu tua.

"Eh bapa." Dion menyengir.

"Turun." Suru pak very menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja kelakuan muridnya ini.

"Sudah jangan berisik. Sekarang bapa mau ngenalin murid baru di kelas ini." Ucap pak Very membuat beberapa murid penasaran. "Silahkan masuk." Suru pak Very melihat ke arah pintu.

Untuk sedetik seorang pria yang mendapatkan kehadiran seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kelas itu langsung mematung.

"Ren.." Ujar Reza yang masih belum melepaskan tatapan nya pada sang gadis yang berdiri di depan.

"Anjir Bibi-ca." Sambung Dion sama terkejut nya.

"Silahkan perkenalkan diri kamu." Suru pak very.

Sang gadis tersenyum "Hay, kenalin gue Bianca maria Shandi pindahan dari luar negri."

Usai memperkenalkan diri sang gadis berjalan menuju tempat duduk yang di tunjuk oleh pak very Sebelum nya. Sebelum sang gadis duduk di bangkunya ia menoleh ke arah Dearen begitu juga dengan Dearen. Ia melihat pada sang gadis. Gadis itu tersenyum tipis pada Dearen lalu ia duduk di bangku tepat bersebalahan dengan tempat duduk Dearen dan juga Erland.

___

Jam istirahat sudah berbunyi. Kini Dearen dan juga teman-temannya sedang berjalan di koridor menuju kantin.

"Dearen." Panggil seorang gadis yang berjalan menyusul Dearen.

Dearen dan juga teman-temannya itu untuk seketika menghentikan langkahnya.

Sang gadis mengulurkan tangannya ketika sudah berdiri di hadapan Dearen. "Lo apa kabar?" Tanya Bianca, gadis yang memanggil Dearen barusan.

"Ngapain pada ngumpul di sini?." Tanya Shela yang baru saja akan menuju kantin bersama dengan Tea, Tetapi malah melihat Dearen dan juga teman-temannya diam di tengah jalan koridor.

Dearen menoleh pada Shela.Tetapi Shela ia melihat pada sang gadis yang saat ini berdiri di hadapan Dearen.

"Ga ngapa-ngapain. Ayo ke kantin." Jawab Dearen, lalu merangkul pinggang ramping Shela dan kembali melanjutkan langkahnya dengan mengabaikan gadis yang tadi menanyakan kabar nya.

Gadis itu menurunkan lengan nya kembali, Seraya melihat kepergian Dearen dan juga Shela.

"Dia siapa?" Tanya Shela menengok pada Dearen.

"Ga kenal." Jawab Dearen singkat.

Mendengar itu, Reza dan juga Dion yang sedang berjalan di belakang Dearen menoleh dan menatap satu sama lain dengan tatapan bertanya.

Di bangku kantin, Shela merasa bingung pada Dearen yang sejak tadi hanya diam. Entah ada apa dengan Dearen ini, yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ren Lo kenapa? Ada masalah ya?" Tanya Shela.

Dearen menghentikan suapan nya lalu mendongak melihat Shela yang duduk di hadapan nya "Gue gapapa, emang nya gue kenapa?" Tanya balik Dearen.

"Em, ya heran aja tumben diem." Jawab Shela.

"Gue gapapa sayang." Ucap Dearen Tersenyum.

___

Usai menghabiskan waktu di kantin,. Dearen dan juga teman-temannya pergi ke Roftop sekolah. Sedangkan Shela sudah kembali ke kelas nya bersama dengan Tea.

"Ren, Lo kenapa bohong sama Shela?" Tanya Reza yang sejak tadi ingin mempertanyakan hal itu pada Dearen.

"Tau Lo Ren, kenapa Lo ga jawab jujur." Sambung Dion.

Dearen membuang puntung rokok itu dan menginjak nya. "Gue ga mau dia tau dan malah bikin dia ga nyaman." Jawab Dearen.

"Tapi Ren, pasti suatu saat Shela juga bakal tau." Ujar Reza.

"Gue minta tolong sama kalian jangan kasih tau hal ini sama Shela, gue takut perasaan nya ga nyaman karna kehadiran orang di masalalu gue."

"Tapi Ren Lo seharusnya jujur, dari pada nanti Shela tau sendiri pada akhirnya." Lanjut Dion menyarankan.

Dearen terdiam sejenak "Gue nunggu waktu yang tepat."

"Terserah Lo, yang pasti gue berharap hubungan Lo sama Shela ga akan renggang karna kehadiran dia." Ujar Reza.

___

Pelajaran sudah berakhir Kini Murid-murid mulai merapihkan buku mereka masing-masing.

"Dearen tunggu." Panggil sang gadis ketika melihat Dearen yang akan pergi meninggalkan kelas.

"Kita duluan Ren." Ucap Reza meninggalkan Dearen dan juga Bianca di dalam kelas di ikuti oleh Dion serta Erland.

Kelas mulai sepi, kini hanya ada Dearen dan juga Bianca yang ada di dalam kelas itu.

"Gue cuma mau nanya kabar Lo Ren." Ucap sang gadis yang saat ini sedang berdiri di hadapan Dearen.

"Gue baik." Jawab Dearen singkat.

"Ren, maafin soal waktu itu ya. Gue ga ada niatan nyakitin hati Lo." Ucap Bianca.

"Ga usah bahas masalalu. Gue udah lupain semua itu termasuk lupain Lo." Sahut Dearen lalu pergi meninggalkan Bianca sendiri.

"Tapi Ren, gue belum bisa lupain Lo." Batin Bianca, menatap kepergian Dearen.

Di perjalanan, Shela sungguh tidak mengerti dengan Dearen saat ini, Dearen terus saja diam. Apa ia membuat kesalahan?sampai Dearen menjadi seperti ini?.

"Ren, kita mau kemana? Inikan bukan jalan pulang." Tanya Shela ketika melihat arah jalan pulang nya di lewati.

"Nanti juga Lo tau." Jawab Dearen tetap pokus mengendarai motornya.

___

"Ren, ngapain kita ke sini?" Tanya Shela turun dari motor nya.

"Lo suka senja, kan?" Tanya kembali Dearen.

"Yah, suka. Tapi kenapa Lo tiba-tiba ajak gue ke sini?"

Dearen tersenyum seraya mengacak-acak puncak rambut Shela. "Gue cuma pengen nikmatin waktu sama Lo di sini."

Shela mengerutkan keningnya,tumben sekali Dearen mengajaknya pergi tetapi tanpa mengatakan apapun lebih dulu kepadanya.

Sore yang begitu indah di temani cuaca yang cerah ini terlihat banyak orang yang sedang menikmati waktu sore harinya di pantai. Sama seperti dengan Dearen dan juga Shela, mereka tertawa, bercanda dan bermain air layaknya seperti anak-anak yang merasa senang ketika di izinkan turun ke pantai oleh ibunya.

Di sisi lain seorang cowo yang sejak tadi memerhatikan Dearen dan juga Shela dari kejauhan. tersenyum melihat itu. Cowo itu juga ikut bahagia melihat Shela tertawa lepas seperti yang saat ini ia saksikan, ia hanya bisa berharap Dearen akan selalu membuat gadisnya tertawa seperti itu.

"Makasih yah buat waktunya." Ucap Dearen merebahkan tubuhnya di atas pasir pantai bersama dengan Shela yang ikut merebahkan tubuhnya hingga kini punggung yang di balut-i seragam sekolah itu menyentuh pasir pantai.

Shela menoleh ke sampingnya "Harus nya gue yang makasih, Karna Lo, udah ajak gue ke sini."

16 : 00 Merindukan Senja [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang