PART 58 lagi dan lagi

44 12 9
                                    


Jangan lupa Vote&Fllow Akun Author

@FllowIG : Felizah_29

@Twitter Fiksi : Dearen_Ren @Shenas_Shel

"Lo boleh cemburu Shel, tapi ga gini juga caranya!" Ucap Dearen dengan suara yang meninggi.

"Gue udah bilang, jangan pernah berlebihan. FAHAM LO!!" Tekan Dearen.

Shela yang mendengar semua itu keluar dari mulut Dearen, hanya terdiam seribu bahasa. Rasanya begitu menyakitkan mendengar Dearen mengatakan hal semacam itu, apalagi dengan nada yang meninggi.

Usai menekan Shela dengan kata-katanya, Dearen langsung pergi membawa Bianca, dan meninggalkan Shela yang hanya bisa terdiam meratapi kata-kata Dearen.

___

"Apa?!! Jadi si Bianca cuma pura-pura?" Tea bertanya dengan nada suara yang meninggi.

Shela mengangguk sebagai jawaban.

Tea menggelengkan kepalanya. "Minta di blender tuh orang!" Emosi Tea, ketika mendengar semua apa yang Shela ceritakan.

Shela hanya memasang wajah sayu saat ini. Ketika Mengingat bagaimana Dearen memperlakukan dirinya dengan kasar dan juga berbicara dengan nada tinggi, membuat hatinya benar ter sayat - sayat akan hal itu.

"Shel, Lo mau kemana?" tanya Tea melihat temannya yang berjalan pergi meninggalkan kelas saat ini.

___

Di lapangan basket yang saat ini terlihat hening dan juga sunyi, dan hanya terdengar suara gesekan sepatu di atas lapangan basket., Di tambahi suara pantulan bola yang menyentuh titik lapangan itu. Seperti yang terlihat saat ini, Seorang gadis sedang memainkan bola basket begitu sangar nya, Tapi sepertinya bukan sangar?, Melainkan, seperti sedang meluapkan emosi dan juga kekesalan dalam dirinya.

Gadis itu adalah Shela, yang memang niat nya pergi dari kelas hanya untuk memainkan bola basket sendiri dalam keheningan.

Keringat mulai bercucuran di dahi sang gadis, Tetapi gadis itu terlihat seperti tidak memperdulikannya sama sekali. Ia terus saja fokus memainkan dan memasukan bola basket ke dalam ring.

Seketika Shela mengingat kembali, bagai mana Dearen membentaknya hanya karena Bianca saat itu.

"CUKUP!! CUKUP SHEL!!" Bentak Dearen membuat Shela langsung terdiam Seribu bahasa. Ini kali pertama Dearen membentak dirinya seperti itu.

"Gue ga nyangka, Lo bisa kaya gini Shel. Lo ga punya rasa kasian sedikit pun sama orang lain hah?!" Lanjut Dearen.

Amarah dalam dirinya mulai semakin memanas. Karna mengingat hal itu.

Bruk...

Tiba-tiba saja gadis itu terjauh, di barengi bolanya yang ikut terjatuh menggelinding ke sembarang arah.

Seketika bola itu berakhir menggelinding, tepat di bawah kaki seorang pria yang mengenakan sepatu bernuansa hitam dan juga putih. Pria itu berjongkok dan mengambil bola yang ada di bawah kakinya. Sedangkan Shela? Ia sedang meringis merasakan perih,ketika lututnya itu menyentuh lantai lapangan basket.

"Bangun." Suru pria tadi.

Shela yang mendengar itu, mendongak kan wajahnya.

"Lemah." Sinis Erland menatap Shela yang ada di bawah.

Erland mengulurkan tangannya pada Shela, untuk membantu gadis itu berdiri kembali. Sadar akan uluran yang di berikan. lengan gadis itu perlahan bergerak dan memegang uluran tangan Erland.

16 : 00 Merindukan Senja [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang