PART 06 Tamparan

54 13 0
                                    

Ternyata melarikan diri dari masalah tidak akan merubah semuanya :)
_Shela Anastasya_

Pagi ini Shela sudah siap untuk pergi ke sekolah nya,Shela pun keluar dari kamarnya dengan Rambut yang ia uraikan. Baru saja ia turun dari anak Tangga terakhir Ia melihat ayah nya yang saat ini sedang berjalan ke arah nya sontak hatinya mulai tidak karuan.

"Dari mana saja kamu semalam?!!" Tanya Rio Ferdinand ayah dari Shela Anastasya yang memang baru saja kembali dari Rusia.

"Ayah ga perlu tau." Jawab Shela.

Plak...

Satu tamparan begitu kencang mendarat tepat di pipi kanan Shela hingga sampai membuat Shela menoleh ke samping.

"Dasar anak tidak tau diri." Ucap Rio begitu menampar hati Shela. "Kamu sudah berani melanggar ucapan ayah, Kenapa Kamu bolos les?!!" Tanya Rio dengan sedikit nada tinggi.

"Aku butuh istirahat yah, Aku cape terus terusan fokus sama pelajaran kaya gini." Sahut Shela dengan nada menggebu Rasanya ia sudah tahan terus terusan di perlakukan seperti ini oleh ayah nya sendiri.

Plak...

Tamparan kedua di layangkan Oleh Rio., Sakit, Panas,Ngilu yang saat ini Shela sedang rasakan.

"Jangan jadi anak kurang ngajar yah kamu, Ayah udah keluarin banyak uang untuk bayar Les kamu jadi jangan menyianyia kan itu." Ujar Rio "Kalau nanti ayah dengar kamu bolos Les lagi, ayah akan kasih kamu hukuman yang lebih berat dari pada ini." Ancam Rio menekan lalu pergi meninggalkan Shela yang saat ini hanya bisa menahan sesak dan air mata yang saat ini ia bendung.

Itulah alasan nya kenapa ia semalam tidak kembali ke rumah, Karena ia takut menemui ayah nya yang pasti ayah nya tau bahwa dirinya sudah 1 Minggu tidak ikut les dan akan memberinya hukuman. Ia juga terkejut ketika mendapatkan pesan bahwa Rio akan kembali ke rumahnya lagi, membuat Shela semakin tidak karuan dan di landa ketakutan.

___

Siang ini tepat di lapangan basket memperlihatkan seorang gadis yang sedang bermain basket tanpa memasang Ekspresi apapun selain raut tertekan nya Bahkan sudah 1 jam sejak bel istirahat ia bermain tanpa henti nya Dengan pikiran yang entah kemana. Lapangan yang memang terlihat sepi membuat Shela leluasa meluapkan amarahnya dengan melampiaskan nya pada bola basket yang saat ini sedang ia mainkan.

Tidak peduli dengan keringat yang sudah bercucuran di dahi nya Shela tetap melanjutkan permainan nya itu, Terlihat cara bermain layaknya seperti pemain basket yang sudah profesional tetapi jangan salah Karena memang Shela pintar dalam bermain bola basket, Voly, Badminton, dan Estrak kulikuler lain nya Yang pasti bukan memainkan perasaan kamu. Tapi yang ia bisa lakukan ketika Shela merasa setres hanya lah bermain basket tanpa memperdulikan rasa lelah nya Karena hanya lapangan basket yang sangat sepi Jika di jam istirahat seperti ini.

"Wih Itukan si Shela." Ujar Dion yang baru saja masuk ke ruang lapangan basket bersama anggota basket lain nya.

"Jago juga Maen basket nya." Puji Reza ketika melihat cara bermain Shela.

"Kaya yang ga tau tuh cewe aja." Sambung Erland seraya melipatkan tangan di dada.

Dearen yang melihat Shela sedang bermain di tengah lapangan sendiri itu merasa terkagum.

Sadar akan kehadiran seseorang Shela menghentikan permainannya Lalu menoleh pada pria yang sedang berdiri di sisi lapangan basket. Shela pun menghampiri para pria itu sambil membawa bola basket yang tadi ia gunakan untuk melampiaskan setres nya.

"Kalian mau pada latihan ya?" Tanya Shela ketika sudah berdiri di depan para pria ini. "Sorry gue ga izin dulu pake lapangan nya, abisnya gue ga inget sekarang ada latihan basket."

"Santai aja kali Shel, lagian ni lapangan kan milik umum." Sahut Reza.
Lagipula memang benar Untuk apa meminta izin secara ini lapangan milik umum, Shela terlalu sopan sampai harus meminta izin untuk itu menurut nya.

"Tau Lo Shel santay aja kali." Sambung Dion "Tapi BTW Lo keren Shel maen basket nya." Puji Dion.

Shela tertawa renyah "Biasa aja ko Dion, Lebih kerenan Lo juga."

"Ahh anjir gue di bilang keren cuy." Lanjut Dion begitu antusias hanya di puji seperti itu.

"Huhh." Sorakan terlontar dari anggota basket terkecuali Dearen yang hanya diam memerhatikan Shela.

"Lebay Lo." Cibir Gilang salah satu anggota basket juga.

"Eh, bilang aja kalian semua iri Yakan? Yakan?." Sahut Dion dengan begitu percaya dirinya.

"Muka Lo lebam, Lo abis di pukul siapa?" Tanya Dearen membuka suara.

Shela menoleh pada Dearen seraya memegang pipi bekas Tamparan yang di berikan oleh ayah nya tadi pagi. "Hah? Ga ada yang mukulin gue ko." Sahut Shela mengelak.

"Iyah njir Shel beneran lebam gitu tuh pipi." Sambung Reza.

Melihat banyak pasang mata yang memerhatikan nya, Shela merasa tidak enak dengan tatapan tatapan itu.

"Ga usah pada liatin gue gitu deh, tadi gue cuma jatoh aja kali." Ucap Shela Lalu melemparkan bola basket nya ke arah Erland dan dengan sigap nya Erland menangkap bola itu.

"Tuh katanya mau pada latihan, gue pergi dulu yah by" Lanjut Shela lalu pergi meninggalkan lapangan basket.

Dearen hanya melihat kepergian Shela dengan heran, Ia tidak percaya Lebam itu karena ter jatuh Bahkan ia bisa mengenali luka nya setelah Sejak tadi ia memerhatikan wajah Shela Ah tapi sudah lah itu bukan urusan nya.

"Bisa jatoh neplok ke pipi gitu yah." Heran Dion.

"Ah udah udah ayo latihan malah pada diem aja Lo pada." Ucap Erland mulai masuk ke area lapangan.

Di kamar mandi Shela sedang memerhatikan wajahnya yang memang terlihat lebam, Ia pikir tidak akan separah ini Bahkan tadi pagi pun banyak yang mempertanyakan apa Sebab luka ini Membuatnya bingung harus menjawab apa selain Terjatuh. Apalagi dengan Tea, Tea yang begitu histeris nya menayangkan luka di pipinya ini Tetapi untung saja Tea percaya apa yang ia katakan.

Sampai di kelas Shela langsung duduk di bangkunya.

"Shela Lo abis dari mana? Gue cariin juga Lo kemana mana tapi kaga ada." Tanya Tea yang saat ini sedang duduk di bangku sebelah Shela.

"Maen basket." Jawab Shela jujur.

"Ko Lo ga ngajak gue sih." Ketus Tea karena ia juga ingin bermain Sudah lama ia tidak memegang bola basket.

"Lo nya ga ada makanya gue sendirian." Sahut Shela, Sebenarnya ia memang hanya ingin sendiri Itulah alasan nya kenapa tidak Mengajak Tea.

"Hmm, bilang aja Lo mau maen sama Dearen iya kan?" Tuduh tea tiba tiba membuat Shela langsung menoleh padanya.

16 : 00 Merindukan Senja [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang