PART 65

15 0 0
                                    

Tepat di sisi trotoar terlihat seorang pria yang saat ini sedang berjalan sempoyongan dengan botol minuman keras yang ada di tangan kanan nya.

Dia Dearen, setelah kehilangan Shela hidup Dearen terlihat sangat miris setiap malam waktu nya tak terlewat kan dengan minuman keras. Pria itu sudah menyiksa dirinya sendiri dalam 5 bulan ini. hidupnya se akan kacau, dan hanya di liputi oleh sebuah penyesalan yang gelap dalam dirinya.

"Shela, gue kangen sama Lo." Lirih Dearen sambil berjalan terus tanpa tujuan.

Sesekali pria itu meneguk minuman di tangan nya.

Di sisi lain seorang gadis sedang berjalan dengan satu kantong berisi belanjaan di lengan nya, ia berjalan sambil memainkan ponsel milik nya di tangan satu nya lagi.

Brukk...

Karena terlalu fokus dengan ponsel nya membuat gadis itu menabrak seseorang yang membuat nya langsung meringis.

"Agh." Ringis gadis itu, ia melihat baju nya yang kotor terkena minuman orang yang ia tabrak.

"Sorry - Sorry." Ucap pria itu dengan sedikit sisa kesadaran nya.

Gadis itu menoleh pada sang pria, ia mengerutkan kening nya dengan mata yang mengamati pria di depan nya.

"Dia kan??" Gumam Tasya berfikir sejenak mengingat siapa orang yang ada di depan nya.

"Oh Iyah, dia cowo yang waktu itu meluk gue kan." Lanjut Nesya.

Gadis itu memerhatikan Dearen dari atas hingga bawah, sedangkan pria yang di perhatikan itu tubuh nya sudah tak se imbang lagi hingga membuat Dearen akan terjatuh namun tubuh nya langsung di tahan oleh Nesya.

"Ehh." Gadis itu memegang kedua bahu Dearen, menahan tubuh nya itu agar tak jatuh.

"Shela." Gumam Dearen dengan mata yang merem melek.

"Dia mabuk." Ucap Nesya, ia mengambil botol minuman itu dan membuang nya ke sembarang arah, lalu ia mengambil belanjaan nya dan langsung membawa Dearen ke rerumputan dan pepohonan yang di hiasi lampu warna warni.

Nesya mendudukkan Dearen dan menyandarkan pria  itu di pohon yang ada di sana, untung saja bukan jalan yang sepi jika jalan sepi ia juga takut jika berdiam di sana.

"Shela, gue kangen Lo." Gumam Dearen melihat sayup-sayup wajah Nesya yang ada di hadapannya.

"Masih muda kelakuan nya kaya gini, siapa ya Shela-shela itu sampe buat ni orang jadi begini." Ujar Nesya menatap Dearen yang saat ini kesadaran nya mulai hilang.

Nesya membuka kantong belanjaan yang ia bawa tadi, ia mengambil satu botol air minum yang kebetulan ia tadi membelinya.

Nesya membuka penutup botol itu lalu menyodorkan minuman itu pada mulut Dearen, Dearen pun meminum nya, setelah nya Dearen justru benar-benar kehilangan kesadaran nya, membuat Nesya merasa bingung harus bagai mana.

"Duh pake pingsan segala, mana gue ga tau rumah nya di mana." Nesya merasa bingung.

"Gue ga tau rumah nya di mana, asal nya di mana, orang tua nya di mana. Ga mungkin, kan gue harus bawa ni orang ke rumah, nanti kalo orang tuanya nyariin gimana? Terus lapor polisi, terus polisi nyari ni orang nanti malah gue yang di tuduh nyulik. Cerocos Nesya dengan pikiran nya yang kemana-mana.

Drettt...

Suara getaran ponsel yang ada di saku jaket milik Dearen itu mengalihkan pikiran Nesya saat ini, gadis itupun mengambil ponsel milik Dearen.

Adik perempuan..

Ia melihat nama itu tertera di layar ponsel milik Dearen, membuat nya sangat lega. Tanpa pikir panjang iapun langsung mengangkat panggilan masuk itu.

"Hallo ka, Kaka di mana sekarang?"

"Ka cepet pulang ini udah malem."

"Jangan ke club terus Ka, aku khawatir."

"Hallo, maaf ini bukan Kaka kamu."

"Terus ini siapa? Ko ponsel Kaka saya ada di kamu?"

"Maaf sebelumnya, tadi aku ga sengaja ketemu Kaka kamu di jalanan, dia mabuk berat makanya aku bawa dia ke pinggiran jalanan kota."

"Hah mabuk, sekarang gimana keadaan Kaka saya?"

"Dia sekarang pingsan, aku bingung mau bawa dia kemana aku ga tau rumah nya."

"Oke-oke, sekarang kasih tau alamatnya aku yang jemput Kaka ku, aku minta tolong ya sama kamu, jagain Kaka dulu, tunggu aku sampe ke sana."

"Iya aku tunggu, sekarang aku ada di jl. Kediri blok A."

"Oke, aku ke sana sekarang. Makasih ya."

Panggilan pun berakhir.

Nesya membuang nafas nya lega. Lalu matanya menatap wajah Dearen yang terlihat tenang, tapi ia tau wajah tenang itu hanya ada ketika dia terlelap, jika terbangun entahlah apa yang dia akan alami lagi.

25 menit ia menunggu membuat nya sangat jenuh, hari sudah mulai larut pasti orang tuanya khawatir. Baterai ponsel nya pun habis, sulit untuk dirinya  menghubungi orang tua nya.

Tak lama mobil berwarna merah berhenti tepat di sisi jalanan itu, seorang gadis turun dari mobil merah nya di ikuti oleh sopir yang membawanya.

Dia pun berjalan menghampiri Kaka nya yang ada di dekat pohon.

"Pa bawa ka Ren ke mobil." Suru Sera adik dari Dearen.

"Baik non." Sahut sang sopir dan langsung mengangkat tubuh Dearen.

Sera melihat pada gadis yang berdiri dengan setengah wajah nya yang tertutup masker, ya kebetulan Nesya memakai masker hingga membuat Sera tak mengenali wajah itu, jika ia melihat nya pasti ia juga akan merasa kebingungan seperti orang-orang sebelum nya.

"Makasih yah udah nolongin Kaka saya." Ucap Sera tersenyum dan hanya di angguki oleh Nesya.

Nesya membuka tas miliknya dan mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dan langsung memberikan nya pada Nesya.

"Ini sebagai tanda terimakasih aku karena kamu udah nolongin Kaka aku." Ucap Sera menyodorkan uang itu.

Nesya menggeleng kepalanya cepat, "ga perlu, aku ikhlas ko bantuin dia."

Sera menarik lengan kanan Nesya dan menaruh uang itu di tangan nya.

"Gapapa ambil aja, kamu udah nolongin kaka aku yang paling berharga. Kalo ga ada kamu, entah nasib kakaku sekarang gimana."

"Sekali lagi makasih." Ucap sera lalau berlalu pergi meninggalkan Nesya.

Nesya menatap kepergian Sera, lalu matanya beralih menatap uang yang ada di lengan nya.

"Banyak banget." Kagum Nesya merasa terharu.

"Ya Allah makasih udah kasih aku rezeki, tapi jujur aja aku ikhlas nolongin orang tadi." Gumam Nesya.

"Aku kasih ke ibu sama bapa aja, pasti mereka seneng." Lanjutnya tersenyum semuringah lalu memasukan uang itu ke kantong celananya.

Gadis itupun mengambil kantong belanjaan  nya kembali dan langsung pergi meninggalkan tempat itu, dia takut orang tuanya mencari nya, dan khawatir dengan nya, untung saja jarak nya tak terlalu jauh memebuat dirinya leluasa pulang cepat.

Jangan lupa vote bab ini ya⭐⭐⭐

Maaf baru update lagi ya..

Pantau terus sampe ending yu ceritanya❤️❤️

Happy Reading gays 📖📖

16 : 00 Merindukan Senja [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang