Bab 21

5.2K 775 20
                                    

Wabah yang disebarkan Gavril dengan meracuni sumber mata air mereka berjalan dengan cepat. Gavril sendiri tidak kesusahan menyusup kecuali para bandit yang menyergap mereka. Gavril dan beberapa pasukannya yang lain berpencar sebagai Ksatria bayaran dengan mengambil pekerjaan disana. Dan sebagian menyamar sebagai pedagang dan beberapa menyamar sebagai petani.

Disisi lain, Annalise mulai melakukan pertunjukan menari. Meski beberapa bandit mencoba untuk merampok mereka di perjalanan. Untungnya Ksatria dibawah Duke Alistair dan Marquess Reverie mampu mengalahkan mereka.

Kelompok penari Annalise di kenal sebagai sebutan Penari Pandora. Dan nama yang digunakan Annalise adalah Pandora. Para bangsawan, Ksatria maupun rakyat yang melihat tarian Annalise sangat terpukau. Terlebih wajah cantik Annalise yang mampu memikat seluruh orang yang melihatnya. Berita tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh Mileya.

Rombongan Pandora menyajikan drama dan tarian yang sangat indah. Terlebih penari utamanya, Pandora sangatlah menawan. Siapa pun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta. Keindahannya tidak bisa disandingkan dengan emas dan permata. Karena rumor yang menyebar begitu cepat, Pandora mendapat panggilan untuk datang ke istana Emerald.

Annalise tersenyum ketika mendapat panggilan tersebut. Padahal ia menginginkan Putra Mahkota yang memanggilnya tapi ternyata Pangeran lain yang memanggilnya. Istana Emerald sendiri adalah istana milik Pangeran keempat. Pangeran keempat terkenal sebagai pangeran yang gila wanita.

Kedatangan romongan Pandora di istana mendapat tatapan dari banyak bangsawan. Pangeran keempat membuat pesta besar dengan mendatangkan Pandora. Annalise keluar dati kereta kudanya. Ia dijemput langsung oleh Pengawal pribadi Pangeran keempat.

Para pengawal yang melihat Pandora keluarga dari kereta kudanyan hanya bisa terdiam mematung. Kecantikan Pandora sesuai rumor yang beredar. Ia lebih berkilau daripada permata dan emas.

Annalise berdehem. Para pengawal tersebut tersadar dan Annalise dibawa untuk menemui Pangeran ke empat.

Seorang pelayan datang menjemput dan memberitahu bahwa Pangeran Keempat membuat pesta dan Pandora akan tampil di acara tersebut. Pandora menganguk.

Rombongan pandora masuk dan mulai membawakan beberapa tarian mulai dari para pria dan wanita. Para bangsawan bertepuk tangan. Ketika tarian dari Annalise tiba, dan Annalise masuk ke tempat acara bangsawan para bangsawan yang datang hanya bisa terdiam terpaku melihat kecantikan Annalise. Pandora lebih indah dari rumornya.

Annalise mulai menari. Dan tarian pedangnya adalah yang paling terkenal. Para penonton terhanyut melihat tarian tersebut. Hingga ketika tarian tersebut selesai para bangsawan berdiri memberikan tepuk tangan yang meriah.

Selesai jamuan yang diadakan oleh Annalise, banyak sekali yang meminta agar Pandora datang ke kediaman mereka untuk menghibur mereka. Pangeran keempat yang sangat terhibur menyediakan tempat tinggal untuk Annalise dan rombongannya. Pangeran keempat jatuh hati kepada Annalise dan bahkan memintanya menjadi salah satu selirnya. Annalise dengan halus menolaknya.

Hal tersebut membuat kepopuleran Pandora semakin melonjak. Para selir Pangeran keempat marah dan sering menyiksa Annalise. Kepopuleran dan kecantikan Annalise mengundang para Pangeran dan para putri mengundang Annalise. Bahkan beberapa Ksatria, Pelayan, dan bangsawan mengirimkan surat cinta untuk Annalise.

Annalise dan para bawahannya memanfaatkan hal tersebut untuk mengetahui seluk beluk bentuk istana.

Hingga suatu hari, Pangeran ke-tujuh mengundnag Annalise ke kediamannya. Annalise pikir Pangeran tersebut berniat mengajaknya berbicara tapi ternyata Pangeran tersebut berniat melecehkannya. Untungnya Annalise bisa kabur dengan memanfaatkan nama Pangeran Keempat.

Brakk...

Annalise terjatuh ketika tubuhnya menabrak seorang Pria. Pria itu memiliki rambut bewarna hitam dan mata bewarna emas. Annalise terpukau melihatnya. Ini pertama kalinya ia melihat mata bewarna emas tersebut.

Ketika mendengar suara langkah kaki, Annalise segera bangun. Laki-laki yang menabraknya langsung menariknya dan menyuruhnya sembunyi.

"Salam kepada Yang Mulia Pangeran Ryvel. Apa Yang Mulia melihat seorang penari?"

"Dia berlari kesana." jawabnya dengan menunjuk ke arah selatan.

"Terimakasih Yang Mulia. Semoga berkah Mileya menyertai anda."

Ryvel menganguk.

"Keluarlah."

Annalise pun keluar. "Terimaksih, Yang Mulia."

"Biar aku tunjukan jalan keluar dari sini," ucapnya pelan.

Annalise menganguk kembali dan mengikuti Pangeran tersebut.

Annalise tidak pernah melihat Pangeran tersebut disalah satu acara pesta yang di adakan para Pangeran atau Putri. Ini pertama kalinya ia melihat Pangeran tersebut.

Sampai ditempat tinggal Annalise, Adelaide segera berlari dan bertanya darimana saja Annalise. Annalise meminta maaf karena telah membuat Adelaide khawatir. Ia lalu menunduk dan memberikan salam kepada Pangeran tersebut.

"Yang Mulia, sekali lagi terimakasih." ucap Annalise tulus.

"Alangkah baiknya Lady segera pergi dari tempat ini. Tak pernah ada penari yang berakhir baik di istana." ucapnya yang kemudian langsung pergi.

Annalise tercengang melihatnya. Ia tak menyangka ada Pangeran yang baik di istana ini. Tapi tentu saja, ia tak boleh langsung mengambil kesimpulan begitu. Sebenarnya ia lebih penasaran kenapa ada orang yang tidak terpikat kecantikannya di istana ini.

"Adelaide, cari tau tentang Pangeran Ryvel." perintah Annalise yang kemudian masuk kedalam kediamannya. Ia juga menambahkan bahwa ia tidak menerima undangan siapa pun hari ini.

Annalise mulai menulis surat untuk Gavril seperti biasanya. Rencananya berjalan sesuai rencananya. Dua minggu lagi, di festival syukur ia akan menebas leher para bangsawan itu.

Selesai menulis surat, ia mengirimkannya secara rahasia ke kakaknya dan Duke Alistair. Ia pergi ke tempat hewan-hewan yang ia bawa. Ia menaruh surat tersebut melalui burung dan melepaskannya. Ketika ia akan kembali, ia malah tak sengaja melihat Pangeran tadi sedang memetik beberapa bunga di kebun. Annalise berjalan mendekatinya.

"Yang Mulia Pangeran,"

Ryvel tersentak. Tapi kemudian membalas sapaan Annalise.

"Saya melihat Yang Mulia sedang memetik bunga. Saya penasaran, kenapa Yang Mulia tidak menyuruh pelayan saja?"

"Ini untuk adik saya Aster."

Mendengar hal tersebut, Annalise merasa iri. Tak pernah ada satupun saudaranya yang membawakannya bunga. Jangankan membawakannya memetikkannya bunga saja tidak ada.

"Sepertinya Yang Mulia, sangat menyayangi adik anda."

"Itu karena kami saling memiliki." jawabnya dengan tersenyum.

Annalise merasa aneh.

"Lady, saya pamit untuk diri dulu. Adik saya sudah menunggu."

"Ah, maaf atas kelancangan saya yang telah mengganggu anda. Semoga berkah Mileya bersama anda."

Pangeran itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Annalise. Jantung Annalise berdebar. Ia menyentuhnya. Aneh sekali.

Malamnya, Adelaide menemuinya dan memberitahunya siapa itu Pangeran Ryvel.

Pangeran Ryvel adalah Pangeran ke-11 anak Kaisar George II dengan salah satu penari dari sebuah desa kecil. Dia memiliki adik perempuan, yaitu Putri ke-14, Putri Aster.

Sejak kecil ibunya sudah tiada karena di bunuh para permaisuri Kaisar. Ketika ibunya telah tiada, Pangeran Ryvel beserta adiknya di abaikan oleh para bangsawan maupun keluarga kekaisaran yang lain. Pangeran Ryvel adalah Pangeran yang diabaikan. Meski begitu, ia ahli dalam bermain pedang hingga terkadang turun ke medan perang. Pangeran sangat menyayangi adiknya Aster. Ia bahkan rela melakukan apapun demi kebahagiaan adiknya.

Annalise menganguk mengerti dan menyuruh Adelaide pergi. Annalise memikirkan ucapan Adelaide. Ia seperti melupakan sesuatu yang penting yang pernah terjadi di masalalu.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang