Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi tadi. Ucapan Ryvel sama seperti yang di ucapkan oleh Andrian dulu. Padahal dunia mereka berbeda tapi kenapa ia bisa mengatakan hal yang sama persis di ucapkan oleh Andrian.
Aku menggeleng. Itu pasti hanya sebuah kebetulan. Mungkin karena aku merindukan kekasihku di kehidupan sebelumnya mangkanya aku begini sekarang. Terlebih aku juga memimpikan Andrian tadi. Yah, pasti begitu. Benar pasti begitu.
Ketika aku masih termenung dengan pikiranku, Adelaide menghampiriku dan mengatakan bahwa Pangeran ke-11 dan Pangeran ke-4 datang menemuiku secara bersamaan.
Aku segera berlari menemui mereka yang katanya saat ini sedang berdebat.
"Apa rumor itu benar, kau menjalin hubungan dengan Pandora?" tanya Pangeran ke-4.
"Saya tidak tau apa maksud anda."
"Ada rumor yang mengatakan bahwa kau menyukai Pandora. Bukankah kau selalu membantunya jika ada seseorang yang hendak melukainya? Kenapa? Kau merasa dia mirip seperti ibumu itu? Aku ingat, ibumu itu juga penari kan?"
"Sepertinya anda lupa, menghina Permaisuri ke-8 itu sama artinya menghina Kaisar." kata Ryvel tenang.
"Menghina? Aku tidak menghinanya! Itu kenyataan bahwa dia seorang penari!" kata Pangeran ke-4 tegas.
"Maaf, saya menghadap Yang Mulia Pangeran ke-4 dan Pangeran ke-11. Semoga berkah Mileya menyertai anda." ucapku yang memberikan penghormatan padanya.
"Nona, tolong maafkan kedatangan saya yang tidak sopan ini. Tapi adik saya ingin belajar menari dari anda. Dan saya juga membawa surat perintah dari Kaisar." kata Ryvel yang kemudian memberikan surat perintah agar aku mengajari Putri ke-14 Asterin La Mileya.
"Suatu kehormatan bagi saya Yang Mulia." kataku.
Pangeran ke-4 langsung merebut gulungan tersebut. Melihat ada cap dari Kaisar ia menatap Ryvel marah.
"Bagaiman bisa kau mendapat ini?" tanyanya marah.
"Saya tidak memiliki kewajiban untuk menjawab anda, mari nona saya akan mengantar anda menemui adik saya." katanya dengan mengulurkan tangannya. Aku meraihnya.
Ryvel memberikan salam ke kakaknya begitu pula denganku yang kemudian kita pergi bersama menuju istana putri ke-14. Disepanjang perjalanan aku bertanya bagaimana bisa Ryvel mendapatkan stempel dari Kaisar padahal katanya sangat susah menemui Kaisar. Aku saja mendapat kesempatan bisa tampil di festival karena para bangsawan yang merekomendasikanku ke Kaisar.
Aku tau Ryvel adalah anak Kaisar. Tapi ada rumor bahwa Kaisar mengabaikan mereka sejak ibu dari Ryvel tiada. Tapi kenapa Ryvel bisa mendapat tanda tangan semudah itu.
"Baginda menyuruh saya pergi ke medan perang,"
Langkahku berhenti dan menatapnya.
"Jendral Kraise dikabarkan menghilang. Karena itu, aku di perintahkan untuk segera pergi ke medan perang untuk memimpin pasukan yang ada."
"Apa Yang Mulia akan segera pergi dari sini?"
"Iya."
Aku khawatir mendengarnya. Meski dia nantinya akan selamat tapi tindakannya dimasa lalu yang-
"Nona tidak perlu khawatir." katanya padaku.
Aku menatapnya kembali.
"Saya akan baik-baik saja. Jadi nona jangan khawatir. Saya akan kembali dengan selamat. Karena itu, bolehkah saya meminta sapu tangan anda?"
Jantungku berdegup kencang. Aku langsung menganguk.
"Kapan anda akan berangkat?"
"Mungkin 4 hari lagi."
"Jika begitu, izinkan saya membuat sapu tangan baru khusus untuk anda." kataku. "Saya cukup percaya diri dengan kemampuan saya."
"Apa itu tidak merepotkan nona?"
Aku menggeleng. Sama sekali tidak merepotkan. Lagipula aku senang bisa melakukan hal tersebut untuk Ryvel.
Wajah Ryvel memerah. Dia tersenyum lembut. Aku yang menatapnya bisa mengatakan bahwa dia sangat menawan. Jika ada yang melihatnya, aku yakin sekali akan ada banyak sekali yang jatuh cinta padanya hanya karena senyumnya. Ku dengar dari Adelaide, banyak wanita bangsawan yang jatuh hati dengan Ryvel ketika mereka melihatnya di acara pesta kedewasaannya. Sayangnya, hati para wanita bangsawan itu harus di patahkan karena Ryvel yang tidak pernah datang ke pesta. Paras menawan itu sendiri berkah dari mendiang ibunya yang merupakan suku kuno Huihe. Suku Huihe memiliki ciri khas mata bewarna emas. Jika aku tidak salah ingat, ibu Jaciel juga berasal dari Huihe. Dia memiliki rambut pirang dengan mata bewarna emas. Banyak juga yang bilang, dia menggoda ayahku menggunakan sihir.
Suku Kuno Huihe terkenal dengan kecantikan maupun paras menawannya dari para wanitanya hingga laki-lakinya. Tak hanya itu mereka juga ahli dalam sihir. Terlebih sihir hitam. Karena itu, mereka di buru untuk dijadikan budak atau diburu hanya untuk dibunuh karena sihir hitam yang mereka miliki. Yah, aku tidak tau kenyatannya mereka ahli dalam sihir atau tidak, tapi paras menawan mereka tidak dapat diragukan karena banyak para penguasa yang terpikat dengan kecantikan mereka.
Suko kuno Huihe pergi mengembara dan menjauh dari kehidupan masyarakat yang ada. Saat ini suko kuno Huihe yang asli hampir tidak diketahui keberadaannya. Dan kebanyakan yang bisa ditemui oleh para pengembara adalah suku Huihe campuran.
Aku sampai di istana Putri ke-14. Aster berlari ke arah Ryvel.
"Aster, jangan lari-lari. Berapa kali aku harus memberitahumu hal tersebut?" tanyanya.
Aster hanya tertawa dan langsung memeluknya erat. Ryvel membalas pelukannya.
"Maaf kakak. Aku dengar kakak dipanggil Ayahanda, karena itu aku khawatir kakak akan pergi meninggalkanku lagi. Karena itu, ketika melihat kakak kemari dengan Kak Pandora aku sangat senang."
"Aku tidak akan kemana-mana. Jadi jangan lari-lari lagi. Nanti kamu bisa terluka."
Aku terpatung mendengarnya. Kata-kata tadi .... Aneh, kenapa ucapan Ryvel sama seperti Andrian lagi?
"Aku meminta ayah agar nona Pandora mengajarimu menari,"
"Benarkah?"
"Iya."
"Terimakasih kakak. Aku sangat senng. Aku mencintaimu," katanya dengan mencium pipi Ryvel.
Ryvel tersenyum dan mengusap lembut rambut Aster.
"Nona-"
"Nona Pandora,"
Aku tersadar,
"Tuan Putri saya bukan guru yang lembut, jadi tuan putri harus berusaha." kataku.
"Tentu nona Pandora." jawabnya yang kemudian menunduk memberikan salam. Aku pun membalasnya dan mengajarinya.
Selama mengajarinya itu, Ryvel berpamitan keluar padaku untuk mengasah pedangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...