"Mereka sudah pergi, apa yang harus saya lakukan Yang Mulia?"
"Awasi mereka. Jika mereka sudah sampai di perbatasan hutan, bius dia dan culik adiknya."
"Lalu apa yang yang harus kami lakukan pada Pangeran Ryvel?"
"Biarkan saja, dia pasti akan datang menemui adiknya." jawabnya dengan tersenyum.
Ksatria itu bergidik melihat senyumnya. Senyum tersebut sangat mengerikan.
"Semoga keagungan dan berkah Bellamy selalu menerangi Yang Mulia Pangeran Gavril." ucapnya yang kemudian pergi.
Ya, benar. Orang tersebut adalah Gavril. Dengan piyama yang memperlihatkan dada bidangnya dan rambut hijau panjang yang ia biarkan terurai, ia meraih gelas wine dan menikmatinya santai.
Annalise. Annalise Djavone. Sangat menyenangkan ternyata mempermainkan adiknya itu. Ia penasaran reaksi apa yang akan dikeluarkan dari wajah manis adiknya itu ketika tau putri kecil yang diselamatkannya ia tangkap kembali. Terlebih Pangeran yang rumornya menjalin hubungan dengannya. Ia tak sabar sekali menantikannya.
Gavril sudah merasa aneh ketika adiknya itu berubah tiba-tiba. Ia merasa ada seseorang yang asing yang merasukinya. Melihat Annalise berusaha menjilatnya membuatnya ingin tertawa. Sejujurnya, Gavril tidak tau apa rencana Annalise. Dia berkata ingin mengurangi hukumannya? Tanpa perlu bantuan dari Annalise pun ia akan tetap membunuh Leander meski di hukum oleh ayahnya.
Yah, Gavril tidak peduli. Ia sama sekali tidak peduli namun Annalise yang tiba-tiba berubah dan menghalangi rencananya membuatnya sangat kesal karena ikut campurnya. Padahal sudah bagus adiknya itu menyiksa Jaciel saja di istana.
Meski Gavril tidak menyukainya, tapi ia tetap mencoba baik kepada Annalise yang merupakan adiknya. Meski sudah tidak menyiksa Jaciel tapi adiknya itu lebih pintar dari sebelumnya. Daripada buang-buang waktu dengan mengurus anak haram lebih baik melakukan hal lain yang menguntungkan. Seperti menebak rencana perang Kekaisaran Mileya. Gavril bangga sekali dengan adiknya itu namun, ketika mendengar rumor bahwa adiknya di lecehkan oleh para kutu itu membuatnya kesal. Beraninya Kutu menjijikan itu menyentuh adiknya. Ia pun menyuruh seseorang mengawasi adiknya. Namun berita terbaru yang ia dengar membuatnya melupakan apa itu rasa amarah yang telah ia lupakan. Beraninya Annalise memiliki hubungan dengan suku Huihe terkutuk itu.
Ia tidak peduli Annalise akan menyukai siapa, atau bahkan menikahi siapa, tapi jika orang itu dari suku Huihe. Gavril sangat membencinya. Beraninya Annalise mencoreng nama ibunya lagi karena suku Huihe. Padahal jika ia menjadi Kaisar nanti, ia akan bersikap murah hati dengan menikahkan adiknya itu dengan bangsawan ternama. Tapi sekarang, bisa-bisanya Annalise mengecewakannya begini. Setidaknya jika Annalise ingin jatuh cinta lebih baik ia jatuh cinta dengan Duke Alistair atau dengan Duke Betsalel, bisa-bisanya malah jatuh hati dengan Suku Huihe itu. Ia terlalu menaruh harapan tinggi.
Tapi yasudalah, adiknya itu memang bodoh. Suku Huihe terkenal dengan sihirnya. Siapa tau saja, adiknya yang bodoh itu terkena sihir dari Pangeran sialan itu lalu jatuh cinta. Tapi tetap saja, akan sangat menyenangkan mempermainkan adiknya yang sok pintar itu. Jika ia tau mempermainkan Annalise akan semenyenangkan ini, ia akan mempermainkannya dari dulu. Sayang sekali dia tidak tau kenikmatan ini dari dulu.
Gavril menyesap winenya kembali. Ia berjalan keluar dari ruangannya.
Ketika ia akan berjalan-jalan ia tak sengaja berjumpa dengan Annalise yang sedang jalan-jalan dengan Duke Alistair dan Annalise. Alistair membungkuk dan memberikan salam kepada Gavril.
"Apa kakak tidak masuk angin karena mengenakan piyama yang begitu terbuka? Atau bagaimana jika ada musuh yang mendekat?" tanya Annalise lembut.
"Bukankah Evander ada disini? Tidak mungkin kan jika Duke ini sedang jalan-jalan santai bukannya berpatroli?" balas Gavril. "Silahkan lanjutkan pekerjaanmu Duke Evan. Biar aku yang menemani Lissy." kata Gavril lagi.
Evander menganguk lalu pergi.
"Sepertinya Evan tertarik padamu adikku." kata Gavril.
"Itu tidak mungkin kakak. Duke Alistair tidak mungkin tertarik denganku." kata Annalise.
"Apa kamu tidak tertarik dengannya?" tanya Gavril berbasa-basi. Ia memperhatikan Annalise agar tau reaksinya.
"Tidak."
"Hm, kenapa? Padahal banyak lady bangsawan yang jatuh hati padanya."
"Itu karena hubungan kami tidak mungkin kakak. Aku tidak mau berharap dengan seauatu yang tidak pasti. Kakak pasti tidak akan lupa bahwa selain putra atau putri mahkota, pangeran dan putri Bellamy tidak bisa menikah dengan lima keluarga besar."
Gavril tersenyum miring. Jawaban Annalise tidak sesuai seperti yang ia lakukan. Buktinya Annalise mempunyai hubungan yang sia-sia dengan Pangeran Mileya itu.
"Jika kau mau, aku bisa membuatmu bersama Evan." kata Gavril enteng.
Annalise segera menoleh menatapnya terkejut.
"Bagaimana caranya?"
"Ubah saja peraturannya Lissy, ubah peraturan bahwa Pangeran dan Putri Bellamy tidak boleh menikahi 5 keluarga besar."
Wajah Annalise pucat mendengarnya.
"Itu ti- tidak mungkin kakak. Bagaimana caranya mengubah-"
"Hadiah. Dengan hadiah yang akan kau dapat nanti. Ayahanda pasti akan memberikan penawaran untukmu, karena itu gunakan itu untuk merubah larangan itu,"
"Tapi kakak, aku akan menggunakan itu agar hukuman kakak bisa di kurangi." jawab Annalise lembut.
Gavril diam menatapnya lama.
"Ayo kembali Lissy." ajaknya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...