Bab 3

8.1K 1K 11
                                    

Aku berlari terburu-buru menuju ruang pengadilan. Kabar tanganku yang terkena salah satu racun tanaman yang hanya tumbuh di istana Ophium sudah menyebar di kalangan para pelayan bahkan kedua kakakku itu juga sudah mendengarnya.

Aku tidak tau kenapa Leander dan Gavril jadi sok akrab dan sok peduli begini, padahal biasanya mereka selalu mengabaikanku. Aku tidak boleh membuat Jaciel terkena hukuman atau dia akan mengira bahwa aku merencanakan semua ini untuk memfitnahnya. Jika sampai Jaciel mendapatkan kondisi yang lebih buruk dari ini, tamat sudah riwayatku.

Sampai diruang sidang di istana, aku masuk ketika para pengawal membuka pintu. Aku melihat ke sekitarku, para bangsawan menatapku terkejut. Mereka pasti tidak menduga kalau aku akan muncul di keadaan yang seperti ini. Aku tidak mengenal para bangsawan yang ada disini. Di banding itu, Leander dan Gavril yang menatapku terkejut. Sepertinya mereka tak mengira aku akan datang.

Aku langsung memberikan salam kepada kedua kakakku yang sedang menatapku.

"Kakak, maaf atas ketidaksopanan ini. Sepertinya ini ada kesalahpahaman." kataku.

Aku lebih memilih memanggil mereka kakak, agar para bangsawan yang lain juga melihat bahwa ini hanyalah masalah kecil keluarga kekaisaran yang tidak perlu sampai dilakukannya persidangan seperti ini.

"Kesalahpahaman? Aku tidak melihat hal ini sebagai kesalahpahaman adikku, aku yakin dia sengaja melakukannya." kata Gavril.

"Tidak perlu melindunginya, bagaimana mungkin putri kerajaan bisa terluka karna tanaman beracun kalau bukan karena pangeran kecil itu yang memberikannya kepadamu!" kali ini Leander yang berbicara.

Uh, Leander adalah orang yang tenang. Dia pintar dan bisa melakukan semuanya. Sayangnya, Leander gampang sekali dihasut orang yang dekat dengannya. Sementara Gavril, dia seperti Ular berbisa. Dia sangat licik dan pintar membaca situasi maupun membuat siasat. Sayangnya, dia tidak gampang mengendalikan emosinya.

"Saya tau para kakak sekalian sangat mengkhawatirkan saya karena kasih sayang para kakak sekalian. Saya sangat senang karena itu. Tapi, yang terjadi saat ini memang sebuah kesalahpahaman. Ini memang sangat memalukan. Tapi, harus saya akui,  saya yang kurang hati-hati ketika memetik bunga di Istana Ophium." jelasku.

"Ciel kan masih kecil, dia pastinya tidak tau kalau tanaman itu beracun. Saya yang sudah besar seperti ini pun tidak mengetahuinya karena banyaknya kekurangan saya. Karena itu, saya mohon agar kakak dan para bangsawan disini membatalkan hukuman untuk Ciel." kataku lagi dengan ekspresi yang sedih penuh rasa bersalah. Aku harap mereka berdua mendengarkanku.

"Kenapa kamu memetik bunga di istana Ophium?" tanya Leander kini.

"Itu karena saya datang untuk mengunjungi Ciel seperti biasanya. Hari itu juga bertepatan saya akan mengirim surat untuk Ayah. Jadi, saya mengumpulkan bunga untuk dihias di surat yang akan saya berikan."

Leander diam lama seolah memikirkannya.

"Menimbang bahwa Putri Annalise yang datang sampai kesini untuk memberi penjelasan, sidang di batalkan jika begitu." kata Leander yang kemudian bangun lalu pergi.

Aku yakin sekali kalau mereka berdua berniat menghukum Ciel seberat-beratnya karena membenci Ciel. Satu-satunya cara yang paling ampuh saat ini terlebih tidak ada Kaisar, Gavril pasti menghasut Leander dan menyuruhnya untuk memenjarakan Jaciel sampai Kaisar kembali.

Selesai sidang aku langsung membawa Jaciel ke kamarku dan bertanya bagaimana keadaannya sekarang, dia pasti sangat terkejut karena sidang tadi.

"Kenapa anda membela saya? Padahal apa yang dituduhkan oleh Pangeran Leander dan Pangeran Gavril adalah benar. Saya tau tanaman itu beracun dan membiarkan anda memetiknya." kata Jaciel.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang