Bab 25

5.4K 789 52
                                    

Sama seperti kemarin, Ryvel juga yang mengantarku kembali. Aku pun bertanya kepadanya, kenapa ia begitu perhatian padaku. Ia menjawab karena dia tidak suka ada orang yang menggodaku. Aku tertawa kecil.

"Apa nona mau keluar bersama saya?" tanya Ryvel padaku.

"Keluar? Kemana?"

"Pasar, malam ini akan ada banyak kembang api sebagai penyambutan festival akan dimulai."

Aku menganguk antusias. Dan Ryvel langsung mengajakku ke istananya. Ia memberikan tudung untukku dan memakai tudungnya lalu membawaku keluar ke istana menggunakan jalur rahasia. Ryvel, sangat bodoh karena begitu mempercayaiku hingga dia menunjukan jalur rahasia seperti ini.

"Bukankah Yang Mulia sangat mempercayai saya hingga menunjukan jalur rahasia seperti ini?" tanyaku padanya.

"Aku tidak tau tapi rasanya aku bisa mempercayaimu nona. Aku punya firasat buruk karena perang ini, jika sampai terjadi sesuatu selama aku tidak ada. Bersembunyilah disini bersama adikku sampai aku menjemput kalian. Aku jamin kalian akan aman karena tidak ada yang tau jalur ini bahkan termasuk Kaisar."

Perasaanku tidak enak mendengarnya. Bagaimana jika nanti dia tau bahwa aku adalah Annalise putri kerajaan Bellamy? Bukankah dia akan merasa di khianati nantinya?

"Anda terlalu baik Yang Mulia." kataku.

"Ryvel. Panggil aku Ryvel. Ini sudah di luar istana."

"Jika begitu panggil saya Lissy,"

Dia menatapku dengan penasaran.

"Keluarga saya memanggil saya dengan nama Lissy. Jadi anda bisa memanggil saya Lissy sekarang." jelasku.

"Baiklah, Lissy." katanya.

Aku merasa aneh karena seseorang selain keluargaku memanggil nama kecilku. Meski begitu aku sama sekali tidak keberatan mendengarnya. Aku seolah dibuat terhipnotis oleh Ryvel. Sikapnya malam ini membuat bibirku selalu tertarik ke atas. Malam ini adalah malam yang tak akan pernah aku lupakan. Ryvel membuatku melakukan berbagai macam hal yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan. Ryvel membawaku untuk menikmati indahnya ibu kota kekaisaran Mileya. Ia mengajakku menikmati jajanan kota, ia mengajakku menari bersama rakyat di depan api anggun. Dan saat ini ia membawaku ke atas sebuah menara.

"Bagaimana menurutmu Lissy?"

"Ini sangat indah." pujiku. Aku bisa melihat apapun dari sini. Banyak orang-orang yang berlalu lalang, Pemandangan kota dengan lampu menyala yang indah. Bahkan istana Mileya juga terlihat sangat cantik dari sini.

Ryvel duduk di tepi pagar, angin berhembus menerbangkan rambut hitamnya. Dia terlihat sangat menawan. Bibit dari suku Huihe memang tidak bisa diragukan.

"Ryvel, terimakasih. Saya tidak akan pernah melupakan malam ini. Ini malam terindah untuk saya." kataku padanya. "Terimakasih karena telah memberikan kenangan indah di hidup saya."

"Apa ini pertama kalinya Lissy melihat festival?"

Aku menganguk.

"Bukankah Lissy seorang pengembara?" tanyanya penasaran.

Dia memang harusnya penasaran. Bagaimana mungkin seorang pengembara tidak pernha menikmati festival? Pengembara adalah orang yang paling sering menikmati festival.

"Saya selalu terkurung di dalam sangkar emas." jawabku.

"Jika begitu, pergi saja bersama saya Lissy. Saya akan membebaskan Lissy dari sangkar emas itu. Ikutlah bersama saya, saya berniat pergi dari Mileya setelah kembali dari medan perang,"

Itu adalah hal yang mustahil. Kamu memang akan kembali dari perang tapi kamu akan mati hari itu juga di tangan Gavril.

"Kenapa Ryvel mengajak saya pergi bersama?" tanyaku.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang