"Apa? Yang Mulia membalas suratku? Benarkah? Kakak tidak bohong?" tanya Erin pada Ryan. Ia menatap surat balasan tersebut.
Tanpa mengucapkan terimakasih, ia langsung membuka surat tersebut dengan jantung yang berdebar keras.
Dear Lady Savier,
Saya berterimakasih karena Lady mau mengundang saya ke pesta minum teh anda. Saya yakin pesta tersebut akan sangat menyenangkan. Saya tidak sabar menantikannya nanti.
Penuh Cinta,
AnnaliseErin yang membaca surat tersebut langsung berteriak histeris. Ia melompat kesenangan dan memperlihatkan suratnya kepada kakak dan orangtuanya. Ia berkata bahwa tuan putri Annalise adalah orang yang sangat menganggumkan.
Sementara itu di tempat lain, Annalise memanggil penjahit kerajaan untuk membuatkannya sebuah baju baru untuk pesta minum teh dengan Lady Savier. Tak butuh waktu lama, berita tersebut menyebar ke seluruh penjuru istana dan bangsawan.
Para putri bangsawaan saat ini berlomba-lomba mengirim surat ke Lady Savier untuk memastikan diri mereka mendapat undangan pesta tersebut.
Akibatnya, berita tersebut bahkan terdengar sampai telinga Gavril. Gavril yang saat ini makan malam bersama dengan Annalise dan keluarganya yang lain pun menanyakannya.
"Aku dengar kamu akan mengikuti pesta minum teh Lady Savier,"
"Itu benar,"
"Apa nanti kamu akan baik-baik saja? Bagaimanapun kamu tidak pernah mengikuti pesta sebelumnya." kata Leander kali ini.
"Terimakasih karena telah mengkhawatirkanku kak, aku akan baik-baik saja nanti."
"Tidak begitu Annalise, tapi kamu bahkan tidak punya Ksatria pelindung sendiri." kata Leander lagi.
"Itu benar, Bagaimana dengan Dame Alice?" tanya Kaisar kini.
"Aku sangat senang, tapi itu tidak perlu ayah. Dame Alice punya tugas sendiri. Kalau ayah mengizinkan, di kompetensi Ksatria kali ini. Saya ingin memilih Ksatria dari sana."
"Kompetensi? Kamu yakin? Adikku disana tak hanya bangsawan tapi juga ada rakyat jelata." saut Gavril.
Kompetensi Ksatria adalah, sebuah ujian atau turnamen yang menyuruh para bangsawan dan rakyat jelata yang ingin menjadi Ksatria. Para Ksatria sendiri yang tidak memiliki jasa bisa naik pangkat dari ujian kompetensi itu. Disana, beberapa Ksatria dengan tingkat tinggi yang akan turun tangan untuk menguji dan mengawasi.
"Aku tau kakak. Tapi terkadang kita bisa menemukan berlian diantara para kerikil." jawab Annalise dengan tersenyum.
"Baiklah, lakukan apapun yang kamu mau. Untuk sementara biarkan Dame Alice yang mengawalmu."
"Terimakasih ayah." ucap Annalise tulus.
"Lissy, waktu pesta Lady Savier nanti. Biarkan aku menemwnimu." kata Leander dengan tersenyum.
Annalise menatapnya dan tersenyum membalas perkataan Leander kakaknya.
***❤***
Annalise pov...
Dame Alice memberikan salam kepadaku. Aku menerimanya, seperti rumor yang beredar di kehidupanku sebelumnya. Dame adalah seorang wanita tua yang sangat anggun. Meski wajahnya sudah tua tapi ada kecantikan di wajahnya itu. Terlebih sikapnya yang sangat Ksatria.
Tak hanya itu, Leander bahkan memuji Dame Alice dihadapanku. Ia bahkan memberiku saran untuk menggunakan Dame Alice daripada mencari Ksatria yang baru.
"Tapi tentu saja, itu semua terserah kamu Lissy." lanjutnya sembari meminum tehnya.
Saat ini aku menghabiskan waktu minum teh di sore hari dengan Kak Lean di istanaku.
"Apa karena Dame sangat hebat? Setauku Ksatria hanya bisa sekali bersumpah setia pada seseorang. Bukankah Dame akan merugi jika ayah menyuruhnya melindungiku kak?" tanyaku.
"Omong kosong darimana itu? Lissy kamu putri satu-satunya dati kekaisaran Bellamy. Dame tentunya pasti akan sangat bangga bisa melayani secara langsung salah satu anggota keluarga kekaisaran." bantah Leander.
Itu memang benar. Tapi tetap saja
"Menhrut kakak akan sampai kapan aku jadi putri kekaisaran Bellamy?" tanyaku.
Leander diam.
"Kakak, ketika aku menikah nanti. Statusku juga akan berubah lalu-"
"Terus kenapa?" potong Leander cepat. "Meski kau menikah nanti. Kau tetaplah putri dari kekaisaran Bellamy Lissy. Fakta itu tidak akan pernah berubah. Dan jikapun aku nanti naik tahta kau tetaplah adik seorang Kaisar. Aku tidak mungkin mengabaikanmu." ujarnya dengan menyentuh tanganku seolah ingin aku percaya dengan ucapanmu.
Aku tau itu, meski kita tidak dekat. Leander tidak mungkin mengabaikanku karena aku masih adiknya. Tapi, aku tidak yakin nanti Kak Lean bisa naik tahta jika Gavril masih ingin merebut tahta itu. Saat ini kak Lean tidak tau jika Gavril menginginkan tahta itu. Apa aku harus memberitahunya. Jika aku memberitahunya apa dia akan percaya atau justru malah mencurigaiku?
"Lissy, jangan khawatir. Waktu pernikahanmu masih lama. Sebelum aku menikah kamu tidak boleh menikah." ucapnya lagi.
Aku tersadar lalu tersenyum.
"Baiklah."
Setelah acara minum teh itu aku dan Kak Lean datang bersama untuk makan malam. Aku memperhatikan Gavril sesekali. Tak seperti ayah atau Kak Lean yang berusaha mengajakku berbicara atau saling berbicara dia hanya diam tak tertarik dan sesekali menanggapi pembicaraan ini.
Selesai makan, ayah dan kak Lean harus pergi karena keadaan terdesak. Aku mendekatinya dan memintanya untuk mengantarku ke istanaku. Tidak sesuai dugaan dia mengantarku tanpa masalah.
Ketika sampai di depan istanaku, aku melihat Jaciel ada di depanku. Ciel langsung memberikan salam penghormatan padaku dan Gavril.
"Lihat siapa ini, sejak kapan istana putri mengizinkan bangkai masuk?" tanya Gavril menghina.
Sekilas Gavril menatapku dengan senyum mengejek. Aku teringat tatapan itu. Tatapan itu sama seperti saat Gavril mempermainkanku.
"I- It-"
"Ayo Annalise, kita masuk!" ujarnya cepat sembari menarik kasar tanganku. Hingga terpaksa aku harus mengikutinya.
Aku masih sempat melihat Ciel. Aku harus minta maaf padanya nanti. Tapi pikiran itu langsung terhenti karena pergelangan tanganku yang terasa sangat sakit.
"Kakak, sakit."
Gavril tidak mendengar. Cengkramannya malah menguat. Sampai di depan kamarku ia menyuruh seluruh pelayan keluar dan langsung mendorongku ke arah tempat tidur dengan kasar. Aku menyentuh pergelangan tanganku dan memeriksanya karena takut memperhatikan Gavril.
Memar, Gavril sialan.
"Tatap mataku Annalise! Kenapa? Apa kau takut padaku?" tanyanya yang kemudian meraih daguku agar aku bisa menatapnya. Tatapan matanya penuh penghinaan.
"Pfft.... Hahahhaa, lucu sekali!" ujarnya lagi yang kemudian meraih tanganku melihat pergelangan tanganku.
"Jika sampai ayahanda atau Leander tau. Akan ku pastikan seluruh pelayan istana putri mendapat kematian yang paling menyakitkan!" katanya yang kemudian langsung pergi dari ruanganku.
Sekeluarnya dia aku mencoba mengatur nafasku. Takut. Aku takut sekali dengan Gavril.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
ФэнтезиSama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...