Annalise pov..
Aku terbangun ketika merasakan hawa dingin yang tidak biasa. Ketika terbangun aku terkejut melihat bayangan seseorang yang membelakangiku. Rambutnya panjang dan tubuhnya kekar. Namun aku merasa tak asing melihat bayangan tubuh itu. Meski begitu, aku tetap khawatir. Laki-laki mana yang berani masuk ke kamar tuan putri,
"Aku penasaran sekarang, antara Leander dan Ryvel. Siapa yang akan kau selamatkan jika aku membunuh mereka secara bersamaan?"
Deg...
Aku mengenali suara itu.
Gavril.
Gavril berbalik. Ia membawa pisau kemudian berjalan mendekatiku.
Jantungku berdebar keras.
"Kenapa kau takut begitu? Jika ada yang melihat, mereka akan berfikir jika aku berniat membunuhmu," ujarnya yang kemudian tersenyum.
"Aku hanya kaget." dalihku.
Gavril lalu duduk di dekatku dan mengarahkan pisau tersebut ke leherku.
"Siapa yang akan kau selamatkan adikku? Leander atau Ryvel. Kakak kita atau kekasihmu,"
"Apa kakak berniat membunuh orang yang tidak aku pilih?"
Gavril tersenyum,
"Tentu saja, bagian yang enak harus di sisakan di akhir adikku." jawabnya.
"Bagaimana bisa kakak membenciku sebesar itu?" tanyaku padanya.
"Aku juga penasaran, kenapa aku bisa begitu membencimu, bagaimana jika kita mencari jawabannya bersama," usul Gavril tersenyum. Pisau yang ia genggam kini mengarah ke wajahnya.
Aku diam memperhatikannya.
"Hmm, pertama mungkin karena kau membuka pintu itu,"
Seandainya aku tidak menemui ibunda hari itu. Aku yakin ibu pasti masih hidup hingga saat ini.
Gavril mengarahkan pisau itu kepadaku dengan smirknya.
"Kedua, kau mempermainkanku dengan memiliki hubungan dengan suku Huihe itu, entah itu Jaciel atau Ryvel."
"Kalau mau rencanaku berhasil, aku harus memiliki hubungan dengan mereka."
"Bagaimana jika aku membunuh Leander dulu, baru Ryvel, dan terakhir Jaciel?" tanya Gavril antusias.
"Setelah itu aku kan?" tanyaku.
Gavril bertepuk tangan.
"Tentu saja, aku pasti akan memenggalmu." saut Gavril.
Gila. Hanya satu kata itu yang bisa aku katakan. Gavril gila.
Aku menghela nafas. "Aku pasti bersyukur jika kau tidak kesepian setelah itu kakak." kataku padanya.
Gavril diam menatapku.
"Padahal aku berfikir, hubungan kita mungkin bisa baik seperti masa kecil kita."
***❤***
Aku mempersiapkan keberangkatanku untuk kembali ke istana Bellamy. Mendengar rencana Gavril, aku memberitahu kak Lean untuk berhati-hati. Leander menganguk padaku. Ia menyuruhku untuk tidak khawatir.
Aku harap Leander, tetap baik-baik saja dan senantiasa selalu diberi keselamatan oleh Dewa. Dan untuk Gavril, semoga dia dijatuhi hukuman. Aku harus memikirkan rencana untuk membalas Gavril. Namun sayang sekali, kepalaku tidak bisa diajak berfikir bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...