Annalise pov..
"Kakak, saya ingin belajar pedang." kata Jaciel padaku.
"Baiklah. Aku juga ingin belajar berpedang. Mari belajar bersama." jawabku.
"Terimakasih kakak, aku akan berjuang dengan sangat keras." jawabnya.
Aku tersenyum mendengarnya lalu mengusap rambutnya. Sejak kejadian sidang kemarin hubunganku dengan Ciel kembali dekat. Awalnya Ciel canggung tapi lama kelamaan kita menjadi dekat. Ciel sendiri tidak pernah menemuiku di Istana Ruby kecuali aku yang menyuruhnya.
Aku sebenarnya bingung, harus mengambil guru pedang dimana, karena seluruh pendidikanku telah diatur oleh Ibu asuhku atas perintah Kaisar. Kaisar memberikan otoritas penuh padaku untuk mengatur istana putri tanpa perlu berkonsultasi kepada Pangeran. Karena itu aku memiliki hak untuk mengatur istana putri secara penuh. Aku bisa menyuruh siapapun bekerja untukku ataupun memecat pelayan istana sesukaku. Intinya, Istana Ruby adalah kekuasaan mutlak milikku yang bahkan kedua kakakku tidak bisa mengaturnya. Sayangnya, ketika Gavril naik takhta otoritas tersebut hilang.
Aku menyuruh Jaciel kembali dan menunggu kabar dariku. Aku harus menyelesaikan beberapa urusan internal istana Ruby terlebih dahulu. Aku memanggil kepala pelayan istana putri dan ibu asuhku. Satu hal yang aku ketahui, kedua orang tersebut sangatlah setia dan menyayangiku seperti putrinya sendiri. Bahkan ketika aku dikirim dijadikan upeti, mereka berdua mengikutiku.
Aku menyuruh mereka membawa rincian anggaranku setelah kematian ibuku. Aku harus memeriksanya. Seperti dugaanku, istana putri memang adalah istana yang bebas korupsi. Ibu asuhku menghabiskan sebagian besar anggaran dari istanaku untuk membeli perhiasan untukku dan mendekor seluruh istanaku. Anggaranku untuk bulan ini masih sangat besar, aku pun pergi memeriksa seluruh gaun dan perhiasan milikku.
Setelahnya, aku meminta data para pelayan istana putri terlebih yang pernah aku siksa. Setelahnya, Aku mengumpulkan para pelayan istana putri di taman. Aku mengeluarkan seluruh gaun dan juga sepatu milikku. Anehnya sepatu dan juga gaun milikku sedari aku masih kecil sampai sekarang masih ada. Aku sudah memilahnya, setelah itu aku menyuruh para pelayan istanaku untuk memilih gaun dan sepatu milikku. Mereka bisa memberikannya ke adiknya ataupun mengambil untuk diri mereka sendiri.
Beberapa pelayan ragu-ragu, setelah aku memaksa akhirnya mereka Maju dan mulai mengambil gaun-gaun tersebut.
"Ambil sesuka kalian, karena setelah ini aku akan menyumbangkannya." kataku.
Hanya butuh waktu satu jam, seluruh pelayan sudah mengambilnya. Masih ada banyak gaun yang tersisa. Setelah itu aku menyuruh mereka berbaris. Saatnya membagikan perhiasan milikku. Aku bertanya kepada para pelayan akan memberikan gaun tersebut kepada siapa, ada yang menjawab untuk adiknya maupun untuk dirinya sendiri.
Aku pun membagikan perhiasan milikku sesuai dengan gaun yang telah diambil. Para Pelayan terkejut dan sangat berterimakasih. Mereka akan menyimpan barang yang telah diberikan olehku dan akan lebih baik lagi dalam melayaniku. Aku tersenyum mendengarnya. Setelahnya aku membubarkan mereka kecuali para pelayan yang pernah aku siksa. Aku meminta maaf atas kekekasaranku selama ini lalu akan memberikan kompesansi untuk mereka. Mereka menolak kompesansi dariku, karena ibu asuhku telah memberikannya. Akhirnya aku memberikan beberapa set perhiasanku untuk mereka sebagai hadiah. Mereka menolak dengan mengatakan bahwa permintaan maaf dariku tadi sudah sangat luar biasa untuk mereka. Mereka tak percaya bahwa aku akan mengatakan kata itu. Aku berterimakasih atas kebesaran hati mereka dan tetap memaksa mereka menerima hadiahku. Barang-barang yang tersisa, aku menyuruh pelayanku untuk membawahnya ke daerah bawah dan mengumumkan rakyat bisa mengambil gaun-gaun maupun sepatu-sepatu dan topi tersebut untuk diri mereka sendiri.
Tentunya, bagaikan kilat kabar tersebut sudah menyebar ke seluruh penjuru kekaisaran ibu kota. Aku pun menjual perhiasan milikku yang telah aku pilah kemarin. Dengan uang tersebut aku akan membeli bahan pokok dipasar dan akan membagikannya ke wilayah yang tidak mampu dan sebagiannya akan aku alokasikan ke istana Ophium milik Ciel. Selain itu aku juga menyebarkan desas-desus bahwa aku melakukan semua itu sebagai bentuk syukurku karena Leander akan segera dinobatkan sebagai Putra Mahkota. Aku tidak ingin Gavril memanfaatkan hal itu untuk memfitnahku nantinya dihadapan Leander dengan mengatakan bahwa aku sengaja melakukan hal itu untuk merebut popularitasnya.
"Annalise, apa yang sedang kamu lakukan akhir-akhir ini?" tanya Leander padaku.
Leander memanggilku ke istananya.
"Aku sedang memilih guru untuk Ciel." jawabku.
"Lissy, aku sedang bertanya tentang gaun dan perhiasanmu itu."
Aku menatapnya. Lissy? Itu nama panggilanku.
"Aku hanya berbagi kakak. Apa tidak boleh?" tanyaku dengan tersenyum. Aku pura-pura saja tidak tau maksudnya.
"Lalu kenapa kamu menjual perhiasanmu yang lain?"
"Aku berniat membeli dagangan para rakyat lalu membagikannya kakak. Setelah itu aku juga mengalokasikannya ke istana Ophium."
"Anak itu? Kenapa tiba-tiba Lissy? Seharusnya kamu jangan dekat-dekat dengannya. Tidakkah kamu sadari hidup kita seperti ini karena kehadirannya?"
"Aku pikir kakak adalah orang yang bijaksana. Sepertinya aku salah, harusnya kakak tau anak itu juga korban sama seperti kita. Bahkan hidup kita lebih baik daripada anak itu." jawabku.
Leander terlihat terkejut dengan jawabanku.
"Kakak, menurutku tidak ada yang salah disini. Jika memang ada yang harus disalahkan itu salah ibu, ayah, dan penari itu. Sepanjang sejarah kekaisaran Bellamy, tidak ada yang namanya Kaisar memiliki satu pasangan. Harusnya ibu yang seorang Ratu tahu hal tersebut. Bahkan aku yang seorang putri pun diajarkan bahwa kasih sayang seorang pria tidak pernah berlangsung selamanya kakak."
Apa yang aku katakan itu benar. Putri kekaisaran Bellamy dilarang menikah dengan 5 keluarga besar di kekaisaran karena ditakutkannya adanya ketimpangan kekuasaan. Kebanyakan Putri kekaisaran Bellamy akan menjadi Ratu di kerajaan yang tergabung dibawah kekaisaran Bellamy atau menjadi Ratu, Permaisuri, maupun Selir dari kekaisaran lain yang memiliki kekuatan setara dengan kekaisaran Bellamy. Dan aku dimasa lalu dikirim sebagai Selir untuk kekaisaran Fallon oleh Jaciel.
"Bahkan sejarah pun mencatat Kaisar perempuan di Bellamy memiliki istana harem. Harusnya ibu tau hal itu, hanya karena ayah membangun sebuah istana ibu lupa jika ayah bisa saja memiliki wanita lain. Dan kita pun pasti tau sebesar apa cinta ayah ke ibu. Penari itu tidak tahu diri karena berani menggoda ayah, dan ayah pun salah karena membiarkan dirinya sendiri tergoda. Lalu aku kakak, dan Ciel yang menjadi korban."
Leander diam.
"Karena itu kakak, menurutku tidak ada yang salah. Meski ayah seorang Kaisar, ayah tetaplah manusia yang bisa membuat kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna kakak."
"Sejak kapan kamu sedewasa ini Lissy?" tanya Leander.
Aku terdiam mendengar pertanyaannya.
"Lakukan apa yang kamu mau. Anak itu memang tidak bersalah. Tapi ketahuilah Lissy, buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya. Jangan sampai kamu membuat keputusan yang salah karena mendukungnya."
Aku tersadar mendengar ucapan Leander. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Hal itu membuatku bertanya, kenapa Duke Alistair dulu memihak Jaciel ya? Kenapa tidak memihakku yang merupakan satu-satunya anak sah Kaisar yang tersisa?

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...