Jaciel terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara seseorang masuk ke dalam istananya. Ia mengambil pedang kayu miliknya dan mendekati ke sumber suara. Ketika pintu kamarnya terbuka langkahnya terhenti melihat seorang pria dewasa ada di hadapannya. Bukan masalah pria itu ada di kamarnya, tapi rambut dan mata yang sama dengannya membuatnya membeku.
Kaisar.
Dalam benaknya Jaciel berfikir. Kenapa Kaisar ada di hadapannya.
Jaciel segera tersadar. Ia memberikan penghormatan untuk ayahnya itu.
"Sepertinya Annalise berhasil mendidikmu!" katanya yang kemudian masuk ke dalam kamar Jaciel.
Arthur langsung duduk di sebuah sofa dan memerintahkan Jaciel duduk di hadapannya.
"Apa Baginda memerlukan sesuatu dari saya?" tanya Jaciel ragu.
Arthur menyilangkan kakinya dan menatap tajam putranya itu.
"Aku sebenarnya sangat tidak tertarik dengan kehadiranmu. Aku bahkan penasaran kenapa aku mengizinkanmu tinggal di istana dulu. Kau adalah kegagalan dan penyesalan terbesarku."
Jaciel diam mendengarkannya.
"Aku tidak tau apa yang kau lakukan terhadap Annalise hingga anak pendiam itu berani mengajakku bicara mengenai masa depanmu."
"Kakak bicara apa?"
"Kakak?" Arthur tertawa mendengarnya. "Kakak ya,"
Jaciel menggigit bibirnya.
"Dia bahkan memanggil nama kecilmu. Tidak aneh." guman Arthur.
"Jika aku memperhatikanmu, maka kedua putraku yang lain dan para bangsawan tidak akan tinggal diam. Annalise bahkan akan kesulitan. Entah itu sekarang atau nanti, kau akan mati jika tidak memiliki apapun."
"Jadi, apa yang akan baginda lakukan?" tanya Ciel pada akhirnya.
"Pergilah ke akademi Bellamy. Aku akan mempersiapkan pendidikanmu hingga kau bisa masuk disana."
"Tidak mau! Saya tidak mau pergi ke akademi." tolak Jaciel.
"Jika kau menolak pergi, kau tidak akan pernah memiliki kehidupan!" kata Arthur yang kemudian bangkit lalu pergi.
Jaciel hanya bisa menatap kepergian Kaisar. Ia memegang erat pedang kayunya. Ia tak ingin pergi kemanapun. Saat ini ia sudah cukup bahagia karena ada Annalise di dekatnya.
Esoknya, wajah muram Jaciel membuat Annalise bertanya pada Pangeran kecil itu. Terlebih Annalise menerima kabar dari para pelayannya bahwa Kaisar datang ke kediamannya. Annalise pun menyinggung hal tersebut. Jaciel dengan enggan pun menceritakan yang terjadi. Kaisar memintanya untuk masuk ke akademi Bellamy.
"Ciel, akademi Bellamy adalah tempat yang bagus mendapat pendidikan."
"Tapi keluarga kekaisaran tidak apa yang masuk akademi."
"Pangeran Gavril mendapat pendidikan di akademi itu. Dia lulusan terbaik." jawab Annalise dengan tersenyum. "Aku sangat iri dengan Ciel jika Ciel bisa masuk ke akademi itu."
Ciel diam cukup lama sebekum akhirnya membuka mulutnya.
"Apa menurut kakak baik bagiku pergi ke tempat itu?"
Annalise menganguk. "Ciel bisa mendapat banyak kenalan dan pelajaran disana. Dan kita juga bisa saling bertukar surat. Aku bahkan akan mengunjungi Ciel nanti."
"Kakak janji akan mengirim surat dan mengunjungiku nanti?"
Annalise menganguk. Ia pun menautkan jari kelingkingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...