Minal aidin wal faizin ya...
Mohon maaf lahir dan batin ya,
.
.
.Gavril menerima pesan dari anak buahnya bahwa Pangeran Ryvel sudah mengetahui rencana mereka. Saat ini ia mengirimkan pesan ke istana kekaisaran dan para pemimpin wilayah. Ia mengirimkan pesan untuk anak buahnya membunuh setiap pengantar pesan yang ada. Jangan sampai para penguasa itu tau pesan yang dikirimkan oleh Ryvel. Mereka harus berhasil untuk membunuh orang-orang Mileya itu dalam satu serangan.
Gavril berjalan menemui para pasukannya untuk memberitahu rencana yang ia miliki. Ia harus mengubah sedikit rencana yang ada agar rencana Annalise tidak gagal. Ia tidak tau ada orang yang bisa membaca rencana adiknya. Yah, Annalise harus berterimakasih padanya nanti.
Festival pun dimulai. Kelompok Pandora mulai menampilkan pertunjukannya. Seluruh bangsawan yang hadir memberikan tepuk tangan yang meriah untuk penampilan kelompok Pandora. Hingga di pertunjukan Annalise tiba, seluruh mata memandangnya tanpa kedip. Annalise benar-benar terlihat sangat cantik menawan bahkan Kaisar yang melihatnya langsung jatuh hati kepada Annalise. Annalise terlihat sangat indah melebihi permata yang pernah mereka lihat. Cahayanya bahkan lebih berdkilau daria pada tumpukan emas yang ada. Annalise benar-benar mmpu menyihir setiap orang yang ada disana. Beberapa bangsawa laki-laki bahkan berteriak memanggil nama Annalise. Harus para bangsawan akui, mereka belum pernah melihat perempuan secantik Annalise.
Annalise menarikan tari yang berbeda dari biasanya. Ia membawa pedang sebagai properti untuk menarikannya. Annalise mulai menari. Seluruh orang yang ada disana terupakau tanpa menyadari Annalise terus maju mendekati Kaisar. Hingga Kepala Prajurit mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya ke Annalise. Annalise berhenti. Para tamu yang ada menutup mulut terkejut. Kaisar menyuruh Kepala Parajurit untuk mundur karena telah menakuti nona secantik Annalise.
Ketika Kepala Prajurit itu mundur Annalise langsung menyerang Kepala Prajurit itu hingga membuat ballroom tersebut gempar. Kelompok Pandora mulai mengeluarkan senjatanya masing-masing dan membunuh secara membabi buta.
Para Prajurit mulai di panggil. Annalise berusaha sekuat mungkin menahan serangan kepala Prajurit sementara Kaisar telah pergi bersama keluarga kekaisaran yang lain bersama para pengawal yang ada.
Kelompok Annalise terdesak hingga tiba-tiba Kepala Prajurit tersebut jatuh karena perut yang tertembak. Annalise menoleh ke belakang.
"Sama-sama." kata Gavril dengan tersenyum.
Gavril mendekati Annalise dan melemparkan sebuah kepala. Mereka semua terkejut. Kepala itu, adalah kepala dari Baginda Kaisar.
"Siapa kalian?" tanya Kepala Prajurit itu.
Tiba-tiba segerombol orang dengan baju hitam masuk ke dalam Ballroom.
"Kami memberikan hormat kepada Bintang Kekaisaran Yang Mulia Annalise Djavone Bellamy. Semoga berkah dan keagungan Bellmy bersama tuan putri."
Mendengar hal tersebut seluruh orang disana kaget. Para orang-orang tersebut berbaris rapi memberikan salam kepada seorang penari dengan menyebutnya sebagai Bintang Kekaisaran Bellamy. Itu artinya penari utama Pandora adalah putri Annalise yang sedang menyamar.
"Gantung Kepala itu ditengah alun-alun dan tangkap para Pangeran dan putri yang ada bersama para bangsawan yang lain!" perintah Annalise.
"Bik Yang Mulia!" jawab mereka yang kemudian mulai melakukan rencananya.
Annalise mendekati Gavril. Seperti kejadian dimasa lalu, Gavril lah yang memenggal Kepala Kaisar. Ia dengar Putra Mahkota belum ditangkap jadi ia yakin bahwa yang membunuh Putra Mahkota itu nanti adalah Gavril.
Serangan masih terus berlanjut. Annalise tidak bisa mencari Aster atau Gavril akan tau. Annalise cukup tau karakter Gavril yang sangat membenci hal yang menyimpang dari keinginanannya. Jika tau Annalise menyelamatkan seorang putri Mileya, yang harus dibantai, Gavril akan sangat penasaran dengan orang tersebut. Jika sampai Gavril tau hubungannya dengan Ryvel, Gavril pasti akan mempermainkannya. Oleh karena itu, ia harus menyelamatkan Aster tanpa sepengetahuan Gavril.
"Kau harus berterimakasih padaku, rencanamu hampir saja gagal."
Annalise menatap kakaknya.
"Aku mengubah sedikit rencana karena Pangeran ke-11 itu bisa membaca rencanamu!"
Annalise terpaku mendengarnya.
"Sama-sama adikku." kata Gavril dengan tersenyum. Senyum itu membuat Annalise merinding.
"Aku dengar dia sangat dipercaya para Prajurit Mileya. Jadi aku mengerahkan pasukan untuk memburu Kepalanya dan menggantungnya di tengah alun-alun."
Wajah Annalise memucat mendengarnya. Gavril menatap wajah adiknya curiga, kenapa Annalise terlihat sangat terkejut seolah yang akan dibunuh oleh Gavril adalah orang yang sangat berarti. Ia tiba-tiba teringat rumor yang ada.
"Apa maksudnya ekspresi itu Annalise? Apa kau punya hubungan yang romantis dengannya?"
Wajah Annalise kembali tenang. "Selera humor kakak sangat bagus." kata Annalise.
"Hmm?"
"Aku hanya terkejut dia bisa mengetahui rencanaku, padahal dia terlihat tidak tertarik dengan perang." kata Annalise yang kemudian berjalan pergi mendahului Gavril.
Annalise tak tenang. Ia sangat khawatir dengan Ryvel sekarang. Ryvel harus selamat dan pergi dari sini bersam Aster. Ia tidak boleh membiarkan Gavril membunuh Ryvel.
"Aku dengar dia keturunan suku Huihe,"
"Aku tidak tau itu kakak." jawab Annalise.
"Benarkah?"
"Aku mencari cara agar bisa menyusup tanpa ketahuan bukan mencari tau identitas seseorang." jawab Annalise.
Gavril tersenyum mendengarnya.
"Baguslah, aku pikir kau menyukainya,"
Annalise diam berusaha tak peduli.
"Padahal jika sampai kau menyukainya, aku berniat memberi hadiah khusus untukmu. Seperti membunuhnya tanpa ada kesakitan."
Annalise berusaha tak peduli. Ia mendekati Adelaide dan berbisik menyuruh Adelaide untuk mencari Aster dan menyelamatkannya. Adelaide menganguk. Namun ketika ia keluar dari istana, Adelaide mendekatinya dan memberitahunya bahwa ia terlambat. Annalise menganguk.
"Apa itu?"
"Para Pangeran dan Putri sudah tertangkap semua." jawab Annalise tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...