Leander menemuiku keesokan paginya. Hal ini berbeda dari kehidupanku yang sebelumnya dimana Leander sering sekali mengabaikanku. Tapi kali ini, Leander tidak mengabaikanku. Sepertinya, kehidupan kali ini bisa saja berubah. Aku harap kak Lean bisa hidup dan menjadi Kaisar selanjutnya.
Setelah bertanya tentang kegiatanku, Leander langsung pergi. Aku melanjutkan kegiatanku dengan mengirim surat ke kediaman Marquess Savier. Setelahnya, aku pergi menemui Gavril.
Gavril yang melihatku langsung tersenyum. Meski ia tersenyum seperti itu, aku tau saat ini dia memperhatikanku dengan waspada dan curiga.
"Senang sekali melihat wajah adikku setelah sekian lama." kata Gavril.
"Benar, padahal kita baru saja bertemu beberapa hari yang lalu kakak. Tapi rasanya sudah sangat lama." balasku dengan tersenyum.
Jika boleh jujur, Gavril adalah salah satu orang yang sangat ingin aku hindari di kehidupan kali ini. Aku masih tidak bisa membayangkan, bagaimana bisa ia membunuh kak Lean bahkan juga membunuhku yang merupakan adiknya. Padahal kami adalah saudara, bagaimana bisa ia memperlakukanku dengan kak Lean seperti Serangga yang bisa di bunuh kapan pun dengan mudah. Dasar psycopath.
"Ada apa kamu kesini?" tanya Gavril.
"Apa saya harus punya alasan untuk bisa bertemu dengan kakak?" tanyaku.
"Tentu saja, kamu tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya." jawabnya.
"Kalau begitu, kakak bisa menantikannya sekarang. Mulai sekarang, saya akan selalu menemui kakak." jawabku dengan tersenyum.
"Sepertinya kamu tidak punya pekerjaan ya?" tanya Gavril yang kemudian fokus terhadap berkasnya.
"Entalah, saya hanya ingin menghabiskan waktu bersama kakak." jawabku.
Gavril tersenyum miring seolah mengejekku. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin berakting sebagai adik yang merindukan kasih sayang dari kakaknya. Dengan begitu, siapa tau Gavril akan terbuka hatinya. Tapi, jika Gavril tetap tidak berubah, itu artinya orang itu adalah psycopath.
"Jika nanti saya keluar dari istana, saya kan tidak bisa bertemu kakak lagi." kataku dengan tersenyum.
Gavril langsung menatapku penasaran.
"Keluar? Apa maksudmu?"
Aku tersenyum. "Cepat atau lambat, saya pasti akan menikah kakak. Jika hal tersebut terjadi, maka saya harus keluar dari istana ini." jawabku.
"Oh, kamu mau menikah?" tanyanya acuh.
"Tentu saja."
"Dengan keluarga mana? Atau dengan Raja mana?"
Aku menatap keluar jendela. "Entalah, tapi yang pasti aku tidak akan menjadi selir." ujarku.
Seperti yang aku katakan tempo hari, nasib putri kekaisaran Bellamy setelah menikah selalu buruk. Jika tidak menjadi selir maka akan menjadi istri dari bangsawan bawah. Jika beruntung, bisa dijadikan istri dan Ratu oleh Raja disebuah kerajaan yang bergabung dibawah kekaisaran. Atau menikah dengan bangsawan kelas atas.
Aku sendiri memikirkan beberapa hal yang harus aku lakukan untuk mengubah masa depan hidupku. Menyelamatkan ayah dan kak Lean dari kematian. Setelah itu aku akan tinggal di istana dalam waktu lama dengan mengumpulkan uang yang banyak lalu pergi ke tempat dimana orang-orang di istana ini tidak akan bisa menemukanku. Jika beruntung, aku mungkin bisa menikah dengan orang yang mencintaiku apa adanya. Tapi, jika aku sampai tidak bisa menyelamatkan Kak Lean. Aku akan meminta ayah mengirimku ke wilayah yang jauh. Dimana, Gavril tidak akan bisa menemukanku.
Meski aku sangat ingin tinggal di kekaisaran ini, tapi selama Gavril masih hidup aku tidak akan bisa menikah dengan seseorang. Satu-satunya yang bisa menyelamatkanku adalah menikah dengan salah satu dari keluarga besar. Meski nantinya, Gavril ingin menghancurkanku ia tidak akan bisa melakukannya. Sayangnya, putri kekaisaran dilarang menikah dengan 5 keluarga besar. Tapi yah, ada satu lagi yang bisa menolongku dari istana ini dengan dalih pernikahan. Dan mungkin Gavril tidak akan bisa menghancurkan keluarga tersebut. Duke Betsalel.
Leviathan Kris Betsalel. Duke of Betsalel dari wilayah Selatan. Wilayah yang sangat kaya dan makmur.
Keluarga Duke Betsalel adalah keluarga netral yang tidak tergabung dalam faksi bangsawan maupun kekaisaran. Tapi, keluarga Duke tersebut memiliki hubungan yang buruk dengan kekaisaran yang amat sangat panjang. Oleh karena itu, hubungan Duke Betsalel dengan keluarga kekaisaran hampir tidak mungkin. Terlebih Duke baru itu (Leviathan), tidak memiliki minat dengan perempuan. Di kehidupanku yang sebelumnya, aku tidak pernah mendengar rumor apapun tentangnya. Jadi, kesempatanku menikah dengan Duke Betsalel itu mustahil. Selain itu, aku juga tidak pernah bertemu dengannya di kehidupanku yang sebelumnya. Meski aku ingin menawarkan pernikahan kontrak, itu tidak mungkin.
"Ya, semoga saja." balas Gavril tidak peduli.
Aku lalu memperhatikan Gavril sampai makan siang tiba. Setelahnya aku mengajaknya untuk makan siang bersama. Tak lupa aku juga mengajak Leander. Gavril sendiri tak banyak komentar, ia lebih memilih mengikuti kemauanku.
***❤***
Sementara itu di kediaman Marquess Savier, Ryan terkejut mendapati surat yang ditulis oleh tuan putri Annalise. Tentutanya, Marquess dan Marchioness Savier sendiri mengetahuinya. Saat ini mereka bertiga berkumpul untuk membahas surat yang dikirim Annalise.
"Bagaimana menurut ayah? Apa aku harus mengajarinya?" tanya Ryan.
"Itu pasti bohong. Tidak mungkin tuan putri mau belajar berpedang. Itu pasti hanya dalih tuan putri agar kamu bisa mengajari si Pangeran terbuang itu." sambung Marchioness. "Jika putra kita mengajari Pangeran, pasti Pangeran Leander dan Pangeran Gavril akan mengawasi kita." lanjutnya.
"Itu memang benar, tapi surat ini yang menulis adalah tuan putri sendiri. Kita juga tidak bisa menolaknya, atau nanti tuan putri akan tersinggung." jawab Marquess.
"Ada apa ini? Kenapa kakak, ayah dan ibu berkumpul?" tanya seorang gadis yang kemudian turut masuk ke dalam ruang keluarga itu.
Marchioness kemudian memberitahu putrinya Erin, bahwa mereka mendapat surat dari tuan putri.
"Tuan putri yang rumornya, tidak pernah keluar dari istananya itu? Baru-baru ini aku mendengar bahwa tuan putri memiliki paras yang menawan. Katanya dia baru saja berkunjung di Lura Boutique. Bagaimana kalau kakak menerimanya saja? Kan tidak ada ruginya juga mengajari seseorang. Tapi nanti, tolong bawa aku ke istana kekaisaran ya? Aku ingin melihat wajah tuan putri."
"Tuan putri mirip sekali dengan baginda Kaisar." jawab Ryan.
"Kakak, maksudku bukan begitu, aku hanya penasaran dengan wajahnya. Kan tidak boleh mempercayai rumor dengan sembarangan." kata Erin dengan tersenyum.
Erin lalu mendekati kakaknya dan memeluk lengannya erat.
"Suatu saat nanti, tolong bawa aku kesana ya?"
"Baiklah." kata Ryan yang tidak bisa menolak permintaan adiknya.
Ryan pun membas surat Putri Annalise. Dan besok ia akan mendatangi istana putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
FantasySama seperti Pandora, yang dilarang oleh Zeus untuk membuka kotak emas yang dihadiahkan. Aku pun dilarang untuk memasuki Istana Shapirre oleh Kaisar yang merupakan ayahku. Aku yang dipenuhi keingintahuan seperti Pandora pun memasuki istana tersebut...