Bab 36

1.8K 288 5
                                    

Aku memutuskan untuk memperluas pengaruhku selagi Leander dan Gavril tidak ada di istana. Hal pertama yang aku lakukan adalah ikut andil dalam proses pemilihan Putri Mahkota. Dengan berpura-pura memihak calon Putri Mahkota secara diam-diam. Aku tau, menarik pendukung sangat sulit terlebih Leander sudah di putuskan menjadi Putra Mahkota. Namun, dukungan dari pihak Gavril yang sama sekali tidak berkurang membuatku sangat curiga. Kakakku satu itu, pasti merencanakan pembunuhan Leander lagi.

Aku menulis surat untuk dikirimkan ke Duke Alistair dan Kak Lean. Aku meminta mereka agar berhati-hati dengan Gavril karena memang dukungan para bangsawan untuk kak Gavril sama sekali tidak berkurang. Saat ini, mereka memang terlihat diam dan tenang. Namun itu, terlihat sangat aneh seolah menunggu badai datang. Padahal harusnya para pendukung itu meminta permohonan ke ayah agar Gavril dibebaskan atas jasanya. Namun, para pendukung itu tidak melakukan apapun dan diam dengan tenang seolah menunggu sesuatu. Dan aku merasa buruk untuk itu. Pasti ada sesuatu yang besar yang direncanakan Gavril. Aku harus mencari tau apa itu.

Selesai menulis surat, aku menghadiri rapat yang di pimpin oleh ayah. Namun anehnya, tak ada yang menolak kehadiranku. Mereka semua menerima kehadiranku. Rapat hari ini membahas beberapa wilayah yang terkena bencana alam. Aku memberikan saranku. Beberapa ada yang meragukan ku. Beberapa lagi mendukung pendapatku. Ayah kemudian lebih memilih berpihak pada pendapatku. Aku tersenyum.

Selesai rapat, ayah memanggilku untuk minum teh. Dia bertanya padaku, hadiah apa yang aku inginkan untuk hari kedewasaanku.

"Jika ayah mengizinkan, saya ingin memiliki kekuasaan untuk mengelola keuangan negara." jawabku.

"Hoo... Kenapa kau menginginkannya? Ayah pikir kau akan meminta sebuah wilayah kekuasaan, padahal ayah sudah memilihkan beberapa wilayah untuk kau kuasai,"

"Saya ingin jabatan yang bisa melindungi saya,"

"Jabatan untuk melindungimu? Bukankah sekarang kau juga punya kekuasaan di istanamu yang bahkan para pangeran dan bangsawan tidak bisa ikut campur?"

"Itu hanya berarti jika ayah yang bertakhta. Namun, jika Ayah tidak lagi di takhta. Kekuasaan itu juga akan hilang."

"Ayah rasa Leander akan membiarkanmu, meski terlihat dingin tapi dia memperdulikanmu,"

Aku tau itu.

"Apa yang kamu khawatirkan?" tanya ayah kembali.

"Kak Gavril." jawabku.

"Hm.... Gavril ya," gumannya seraya mengetukkan jarinya di kursi sembari berfikir.

Aku diam memperhatikannya.

"Apa kau berfikir bahwa Gavril akan membunuh Leander lagi karena takhta?"

Aku menganguk.

"Kenapa kau berfikir begitu?"

"Karena saya memancing kemarahan kak Gavril,"

"Jelaskan!"

"Ketika kak Gavril berniat membunuh seluruh keturunan Kaisar Mileya, saya mencoba menyelamatkan Putri Asterin yang merupakan adik dari pangeran Ryvel. Mereka berasal dari suku Huihe yang sangat kak Gavril benci. Saya tidak tau bahwa kebencian kak Gavril sebesar itu, hingga berhasil mempermainkan saya. Ketika saya berhasil menyelamatkan Putri Asterin dan berhasil menyerahkannya ke Pangeran Ryvel, di tengah jalan kak Gavril berhasil merebutnya. Dan ketika kak Gavril akan membunuh putri Asterin keesokannya, Kak Lean datang membantuku. Dia memulangkan kak Gavril ke Levana. Karena itu, kak Gavril sangat marah,"

"Itu cukup kekanakan. Tapi yah, Gavril memang sangat membenci suku Huihe. Kebenciannya yang sangat besar itu bahkan membuat ayah ragu untuk memberikan bantuan ke Jaciel. Melihat peringainya, dia pasti akan membuat perhitungan ke Leander."

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang