[10] Intrigue: Freakish

880 73 24
                                    

Pagi ini antusiasme Kevin untuk datang ke kampus sangat menggelora. Padahal kelas akan diadakan pukul 10, tapi Kevin sudah berada di kampus jam 8 pagi. Bukan tanpa tujuan Keviansyah Elvano Putra menginjakkan kaki di kampus sepagi ini. Ia punya alasan khusus, yaitu bertemu dengan Bu Nadine untuk menyerahkan judul skripsi—yang kesekian kalinya.


"Woy, Vin! Pagi bener lu datang?"

Ketika Kevin baru saja sampai di depan ruang dosen Hukum Internasional untuk menemui ibu kepala bagian, Kevin bertemu dengan teman sekelasnya yang sudah lebih awal menunggu di depan ruangan. Namanya Angga Vernando dan pria itu terlihat sibuk membolak-balik lembar proposalnya sebelum bimbingan dengan dosen pembimbingnya.

"Mau nemuin Bu Nadine. Ibu dah datang?" tanya Kevin.

"Belum, ni gue juga janjian mau bimbingan."

Kevin kini duduk santai di bangku kosong sebelah Angga. Tangannya yang pecicilan menarik proposal yang dipegang Angga untuk dibacanya. Namun, baru saja Kevin membaca judul skripsi Angga yang bertajuk "Penyelesaian Sengketa Kepulauan Paracel di Laut Cina Selatan Antara Cina dan Vietnam Berdasarkan UNCLOS 1982", si penulis kembali merebut proposal miliknya karena tidak ingin tulisannya dibaca oleh Kevin.

"Mau ngapain lo? Ngopas judul gue?" cibir Angga.

"Anjing! Ya kali, Ngga? Lo jokiin gue kalo skripsinya bahas hukum laut juga ogah!"


Kevin tahu, kebanyakan orang yang sudah dalam tahap skripsi sangat takut jika judul mereka dicuri oleh 'teman' mereka. Tapi, ayolah! Kevin bahkan menolak mentah-mentah judul Anna karena enggan membahas hukum laut internasional. Itu karena dia tidak bisa melakukan sesuatu karena paksaan. Lagi pula, Kevin bukan tipe orang yang licik. Kevin lebih suka mengumpulkan ide dari dirinya sendiri daripada melakukan cara licik seperti itu. Gak ada berkahnya, menurutnya.

"Sorry, sorry. Gue takut nanti kejadiannya kaya Rani sama Jordan," ujar Angga.

Dua nama yang disebut Angga barusan adalah teman Hukum Internasional angkatan mereka. Kevin tidak terlalu dekat dengan mereka, tapi karena hanya ada 26 siswa anak Hukum Internasional angkatan 2018, Kevin tentunya mengenal Rani dan Jordan.

"Kenapa berdua?"

"Jordi 'kan judulnya baru di-acc sama Bu Nadine yak kemarin. Eh, waktu mau buat nota dinas ke Pak Zul, barengan tuh dia sama si Rani," cerocos Angga membuka opening gibahnya.

"Ya, terus?" sahut Kevin.

"Printer di ruangan kita rusak jadi mereka disuruh nge-print luar. Eh, pas mereka tanya-tanyaan judul, eh judul mereka sama, Anjir! Awkward gak, tuh?"


Alis Kevin berkerut mendengar penuturan Angga. "Kok bisa?" Itulah pertanyaan pertama Kevin saat mendengar gosip dari Angga. Padahal yang didengar Kevin dari Anna, Rani sudah mengajukan proposal untuk membahas hukum lingkungan internasional seperti bestie-nya. Jadi, mengapa Rani harus membuat nota dinas lagi kepada sekretaris bagian mereka?

"Tunggu dulu! Bukannya judul Rani udah lama di-acc?" tanya Kevin.

"Nah, itu! Pak Danny yang nyaranin dia ganti judul, kebetulan judulnya sama dengan judul Jordan yang baru di-acc sama Bu Nadine."

"Kalo kaya gitu, gimana, dong?"

Bahkan ketika Kevin ingin mengajukan judul yang mirip dengan orang di luar kampusnya, usulannya ditolak oleh Bu Nadine—kendati di kampusnya belum ada yang membahas judul tersebut. Kalau pengajuan judul Kevin saja ditolak, bagaimana nasib dua orang seangkatan yang mau membahas judul serupa di saat yang bersamaan?

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang