[29] Intrigue: Weekend Getaway

653 61 8
                                    

Seiring berjalannya waktu, Kevin makin terus disibukkan perkuliahannya yang sudah di penghujung semester. Ujian akhir semester pun telah dilaksanakan sehingga liburan memasuki semester 8 ini dimanfaatkan untuk terus menggarap skripsinya. Beberapa waktu lalu juga Kevin ngebut menyelesaikan revisinya yang seabrek dan kini diperkenankan untuk melanjutkan ke bab selanjutnya. Hal ini juga dialami oleh Jasmine, yang kini sudah mulai memasuki bab pembahasan skripsinya.

Penat. Itulah yang dirasakan Kevin setelah dia berhasil menyelesaikan Bab 2 skripsinya. Entah sudah benar atau belum, itu tidak begitu penting—untuk saat ini. Setidaknya dia sudah punya bahan bimbingan yang bisa dia setor kepada Bu Nadine nanti. Sekarang Kevin yang mulai melihat paragraf di skripsinya menutup laptopnya, lalu bersender di pinggir kasur. Ia membaringkan kepalanya ke atas ranjang, lalu melirik Jasmine yang tampak fokus mengerjakan skripsinya.

"Jas, Jasmine?"

"Hm?"

Jasmine hanya menyahut tanpa menoleh pada Kevin. Dia masih fokus menatap layar laptopnya karena dia sedang mendapatkan ilham untuk merangkai kata-kata di paragraf baru.

"Jas, burnout, nih." Kevin mengutarakan keluhannya.

"Baru selesai bab 2 udah burnout lo," sindir Jasmine.

"Ya mau gimana? Emang pusing bikin bab 2," keluh Kevin.

Ternyata membuat tinjauan pustaka jauh lebih sulit dibandingkan Bab 1. Alasannya? Karena itu adalah kunci dari bagian pembahasan, yang mana gambaran umum mengenai topik penelitian tertuang di sana. Kendalanya adalah mencari referensi yang akurat serta parafrase. Tapi syukurlah, untuk saat ini itu sudah selesai sehingga Kevin bisa menarik nafas terlebih dahulu.

"Kan!"

Satu kata, tapi mengandung banyak arti. Dulu Kevin pernah menganggap remeh kendalanya saat mengerjakan Bab 2. Sekarang dia rasakan sendiri akibatnya.

"Hehehe, sorry."

"Lo udah sampe mana?"

Keviansyah merubah posisinya yang semula duduk membelakangi Jasmine, menghadap gadis itu. Ia melipat kedua tangannya di atas kasur Jasmine, lalu melirik layar laptop Jasmine. Ternyata Jasmine masih berkutat pada rumusan masalah pertamanya yang dikerjakannya dari kemarin.

"Gak nambah-nambah perasaan tuh halaman!" celetuk Kevin.

Terang saja hal ini membuat Jasmine tersindir. Dia menatap sinis Kevin dan tangannya yang semula ada di atas keyboard bergerak tuk mencubit tangan Kevin.

"Aaaa sakit, Jas!" pekik Kevin.

"Lo pikir gampang? Gue doain lo nge-stuck satu semester di bab 3 nanti. Amin." Jasmine mengutuk pria itu.

"Dih, dih, jahat bener mulutnya. Jangan dong, Princess. Kita harus wisuda bareng," gerutu Kevin.

Amit-amit jabang bayi, batin Kevin. Target Kevin jelas lulus semester depan. Kalau dia memperpanjang semester, bisa-bisa habis dia dirujak oleh mami dan abangnya. Hidup Kevin tak akan bisa tenang sampai dia mendapatkan title S.H (sarjana hukum) di belakang namanya.

"Jas, besok refreshing, yuk?"

Merasa mereka berdua butuh sedikit hiburan untuk menyelingi hiruk-pikuk ini, Kevin mau mengajak Jasmine ke suatu tempat. Akhir-akhir ini Kevin ingin mengunjungi tempat itu setelah berbulan-bulan tidak ke sana.

"Skip," jawab Jasmine dengan entengnya.

"Gue redeem tiket weekend getaway. Besok Sabtu, kan?"

Oh, sial. Jasmine lupa kalau dia memberikan 5 kupon spesial kepada Kevin. Ini kali pertamanya Kevin menggunakan kupon itu. Weekend getaway. Jelas saja itu bisa digunakan di hari Sabtu agar Kevin bebas mengajaknya ke manapun tanpa ada penolakan. Jasmine tak bisa lagi menentang keinginan Kevin.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang