[16] Intrigue: Deep Talk

904 69 26
                                    

Tin.. tin...

Kevin membunyikan klakson mobil untuk memberi tanda pada Jasmine bahwa dia sudah berada di depan rumahnya. Tak butuh waktu lama, Kevin bisa melihat seseorang dari dalam keluar dan menutup pintu sebelum akhirnya menghampiri mobilnya. Orang yang tidak lain adalah Jasmine melangkahkan tungkainya dan sekarang dia membuka pintu mobil Kevin untuk segera menghirup udara segar bersamanya.

"Hai, Princess!"

Kevin menyapa Jasmine dengan riang saat gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Namun, Jasmine yang malas berbasa-basi hanya diam. Perempuan itu lebih memilih untuk mengencangkan sabuk pengamannya, lalu menyuruh Kevin untuk segera menyalakan mobilnya.

"Buruan jalan!" desak gadis itu.

"Iya, tapi kita ke mana?"

Kevin bisa saja menyalakan mobilnya sekarang, tapi dia tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Jasmine yang juga tidak punya tujuan pasti bergumam sejenak memikirkan tujuan mereka. Jasmine sebenarnya tidak memiliki tujuan pasti, namun dia ingin melakukan sesuatu sebagai gantinya.

"Night drive aja gimana?" usulnya.

"Night drive?"

×

Atas usul Jasmine, Kevin mengendarai mobilnya di jalanan ibu kota tanpa tujuan yang pasti. Ia berjalan melewati rute yang cukup sepi untuk menghindari kemacetan. Lagi pula, semakin jauh tujuan mereka, semakin baik. Dan sepanjang perjalanan ini, tidak banyak kata yang terucap dari muda-mudi ini. Jasmine terlihat murung, Kevin menyadari itu. Namun karena tidak tahu penyebabnya, Kevin takut salah bicara jika mengajak Jasmine bicara. Jangan-jangan ada yang salah dengan sempro Jasmine. Hanya itu satu-satunya yang terpikirkan di benak Kevin karena tingkah Jasmine saat ini. Kevin lebih memilih untuk berbasa-basi tentang hal lain terlebih dahulu.

"Princess, lo udah makan?" tanya Kevin berbasa-basi.

"Belum," jawab Jasmine singkat.

"Mau makan dulu gak?"

Oh, sebenarnya Kevin sudah makan malam. Namun, bila Jasmine belum memasukkan sesuap nasi ke perutnya, maka Kevin bersedia menemani gadis itu makan malam. Mereka bisa makan di kafe atau restoran yang akan mereka lewati setelah keluar dari tol dalam kota ini.

"Mau, tapi gue lagi males ke tempat rame, Vin." Jasmine berujar.

"Hm, gimana kalo drive thru Mekdi? Lo mau?"

Jika Jasmine enggan untuk makan di luar, maka lantatur bisa menjadi pilihan, bukan? Dia tidak ingin membiarkan Jasmine kelaparan dalam perjalanan mereka yang tidak pasti.

"Iya, terserah lo."

Jawaban Jasmine membuat Kevin langsung menginjak pedal lebih dalam agar bisa sampai ke McDonald's terdekat.

×

"Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu?"

Begitu sampai di jalur lantatur, petugas menyapa mereka melalui pengeras suara. Kevin lekas menurunkan jendela mobil, bersiap untuk mengucapkan pesanan. Sayangnya, hingga detik ini Jasmine Kamila belum memutuskan menu apa yang ingin ia pesan, sehingga Kevin menegurnya.

"Jas, jadi lo mau makan apa?" tanya Kevin.

"Terserah, Vin."

"Mas, pesan terserahnya satu. Ada, gak?"

Kevin yang tak tahu malu asal bicara pada speaker yang menjadi perantara antara dia dan petugas. Kata-katanya sontak membuat Jasmine melotot tak percaya. Begitu juga dengan petugas pria yang kini terkekeh pelan sambil menjawab pertanyaan Kevin barusan.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang