[#2 Special Chapter] Intrigue: Reverse Game

728 49 8
                                    

Kinda 18+



Bagi dua orang pengangguran yang belum mendapatkan panggilan kerja, hal yang biasa dilakukan Kevin dan Jasmine adalah berpacaran di rumah. Sesekali mereka pergi keluar untuk menikmati kafe baru, tapi karena cuaca hari ini sangat panas mereka memiliki untuk tetap di rumah. Lokasi pacaran mereka saat ini—seperti biasa—di rumah Jasmine dikarenakan kepala keluarga sedang dinas seperti biasanya.

"Bibi?"

Berbaring di pangkuan Kevin, Jasmine yang mulai merasa suntuk memanggil nama kekasihnya. Kevin pun langsung memusatkan atensinya pada Jasmine sembari mengelus rambut panjang pacarnya.

"Kenapa, My Baby Princess?"

Ah, panggilan menjijikkan itu, batin Jasmine. Semenjak mereka pacaran, Kevin menambahkan satu kata baru setiap memanggilnya. Baby Princess. Meski sudah berpacaran 2 bulan, Jasmine masih belum terbiasa mendengarnya.

"Bosan gak kamu?" tanya Jasmine, mengabaikan perasaan geli karena panggilan sayang barusan.

"Iya, nih, bosan banget."

Mendengar Keviansyah merasakan hal yang sama, Jasmine pun bangkit dari posisi tidurnya. Ia kini duduk di sebelah Kevin dan tangannya ia letakkan di atas paha yang tadi menjadi bantalnya.

"Main yuk!" seru Jasmine dengan mata yang berbinar-binar.

"Ma-main?"

Jasmine mengangguk penuh semangat. Hal itu membuat Kevin meneguk salivanya gugup. Ia melirik tangan Jasmine di pahanya lalu dengan santai berbicara.

"Lagi gak bawa. Mau gak pake pengaman?" celetuk Kevin.

"Hah?"

Seperkian detik Jasmine tercengang karena pertanyaan Kevin barusan. Sampai akhirnya perempuan itu memahami apa arah pembicaraan Kevin yang membuatnya murka.

"Bukan itu, Keviansyah! Kotor banget pikirannya!"

Saking kesalnya dia, tangan yang semula hanya bertumpu di atas paha itu mulai mencubit Kevin karena kekotorannya.

"Aaaa, sorry, sorry, jadi main apaan?!" ujar Kevin meminta ampun.

Perlahan Jasmine menghentikan siksaannya pada Kevin. Kali ini dia serius menjelaskan permainan apa yang mau dilakukan Jasmine.

"Daripada diam-diaman kaya gini, mending kita main reverse game," ujar gadis itu.

"Reverse game itu apaan, Baby Princess?" bingung Kevin.

"Game yang kadang ada di Running Man itu, loh. Nanti dikasih dua opsi, yang kita jawab itu opsi yang gak sebenarnya," ucap Jasmine menerangkan.

"Jadi kalo kamu nanya aku 'do you love me?' terus aku jawab 'no' itu artinya 'I do love you', begitu?"

Jasmine mengangguk penuh semangat karena Kevin mengerti peraturan permainannya.

Lebih baik bermain game seperti itu daripada berdiam diri dan tak melakukan apa pun, kan?

"Oke, sure. Siapa yang mau mulai?" tanya Kevin

"Aku, aku!" seru Jasmine Kamila.

Jasmine siap mengajukan pertanyaan bandingan kepada Keviansyah. Wanita itu menatap Kevin tepat di matanya, lalu menuturkan pertanyaan.

"Kissing or cuddling?"

"Cuddling."

Kevin tak perlu berpikir untuk menjawab pertanyaan itu. Lantas, Jasmine menghadiahkan kecupan singkat di bibir Kevin yang membuat pria itu tersenyum lebar.

"Lebih suka dua-duanya, sih." Keviansyah berujar kembali.

"Gak boleh maruk! Satu aja jawabnya," tegur Jasmine.

"Hehe, iya, Baby Princess."

Kali ini giliran Kevin untuk mengajukan dua pilihan pada Jasmine. Ia bergumam sejenak sampai akhirnya kepikiran opsi untuk kekasihnya.

"You like it rough or gentle?" tanyanya sambil tersenyum miring.

Blush~

Wajah Jasmine memanas berkat pertanyaan frontal Kevin. Tak perlu dijabarkan, dia tahu apa maksud pertanyaan pria itu. Sejauh ini mereka telah melakukan keduanya dalam kondisi yang berbeda. Jika mereka dalam suasana romantis, mereka melakukannya dengan cara yang lembut. Sebaliknya, di kondisi menggebu-gebu, Jasmine dan Kevin lebih suka bermain liar. Jasmine menyukai keduanya karena dia melakukannya dengan orang yang dicintainya. Namun, Jasmine tidak pernah secara terbuka mengungkapkan pendapatnya tentang mana yang lebih dia sukai sejauh ini.

"G-gentle," gumam Jasmine.

"Sudah kuduga!"

Keviansyah tertawa puas mendengar pengakuan Jasmine. Sebenarnya dia sudah bisa menebak dari teriakan Jasmine saat menyebut namanya. Hanya saja mendengar langsung pendapat Jasmine jauh lebih memuaskan karena Keviansyah Elvano Putra adalah manusia yang haus akan validasi.

"Next, next, aku lagi yang nanya!" ujar Jasmine yang ingin mengalihkan topik.

"Haha, sure. Apa lagi, Baby Princess?"

Jasmine berpikir sejenak pertanyaan macam apa yang bisa menjebak Kevin. Ia tak mau sendiri yang tergagap berkat pertanyaan ekstrim Keviansyah tadi.

"Jadi pengacara atau jadi suami aku?"

"Jadi pengacaralah."

Lagi, Kevin menjawab pertanyaan itu tanpa perlu berpikir. Jasmine pun terbelalak karena Kevin dengan mudah memilih menjadi suaminya dibandingkan menjadi pengacara—seperti cita-citanya.

"Gimana kalo aku bilang gak mau sama kamu karena kamu gagal jadi pengacara?" sahut Jasmine.

Tangan Kevin kini bergerak ke pucuk kepala Jasmine dan mengacak rambutnya pelan.

"Gak mungkin. Kamu mah gak bakalan masalahin itu selagi aku punya duit. Ya, kan?" celetuk Kevin.

Shit. Kevin tidak salah bicara, sih. Jasmine sepertinya memang tidak akan ambil pusing soal pekerjaan Kevin kedepannya selagi pria itu bisa membawa uang ke meja.

"Okay, move, giliran aku yang nanya," sambung Keviansyah.

Di saat Kevin memikirkan pertanyaan apa yang harus dia ajukan pada Jasmine, tiba-tiba anabul putih datang menghampiri tuannya. Mickey yang baru saja bermain di dapur mendekati Jasmine dan duduk di pangkuannya. Tentu saja Jasmine menyambut kucing kesayangannya dengan penuh cinta. Ia langsung mengelus bulu lembut Mickey sembari menanti pertanyaan dari Kevin.

"Misalnya kalo aku dan Mickey sakit barengan, siapa yang bakalan kamu utamain?" celetuk Kevin.

"Kamu," jawab Jasmine dengan santai, tanpa melihat lawan bicaranya.

"Oh, jadi maksud kamu aku kalah sama kucing?!"

Seketika Kevin dongkol karena Jasmine lebih mengutamakan Mickey daripada dia. Jasmine menengok ke depan dan tanpa berdosa membenarkan kesimpulan Keviansyah.

"Kalo kamu sakit, kamu masih punya Mami. Kalo Mickey sakit, dia cuma punya aku," terang gadis itu.

"Tapi tetap aja, Princess. Aku sakit loh masa gak kamu urus?" protes Kevin.

"Udah ah, gak terima sanggahan!" tegur Jasmine.

Jasmine tak mau menanggapi omong kosong Kevin. Itu 'kan hanya perumpamaan, kenapa Kevin segitu sewotnya? Lagi pula, Jasmine lebih lama hidup bersama Mickey daripada mengenal Kevin.

"Sekarang aku lagi yang nanya. Kamu lebih pilih aku atau Mari—"

"Kamu," potong Kevin.

"KEVIN!!!" pekik Jasmine.

Bahkan Jasmine belum selesai menyebut nama idola kekasihnya, tapi Kevin secepat itu memutuskan pilihannya. Kevin sendiri hanya memasang muka tembok. Dia tidak peduli kalau Jasmine marah karena pacarnya juga tidak memilihnya. Impas, bukan?



INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang