[32] Intrigue: Bandung pt.1

722 62 30
                                    

"Gue gila dah beneran ke sini bareng lo!"

Sejak tadi, Jasmine Kamila terus mengatakan bahwa dia sudah gila karena melarikan diri ke Bandung tanpa izin ayahnya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia meninggalkan kota tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Bram. Pagi ini saat ayahnya berada di rumah, Jasmine pamit pergi seolah-olah dia hanya pergi hangout bersama temannya. Padahal kenyataannya Jasmine pergi ke Bandung dan dia telah menghitung jangka waktu bahwa dia bisa pulang malam ini setelah ayahnya pergi untuk piket seperti biasanya. Lalu besok dia akan bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kok gila? Have fun dong, Princess!"

Bisa menghabiskan sepanjang hari dengan Jasmine dalam perayaan ulang tahunnya membuat Kevin senang. Tentunya, dia berharap Jasmine merasakan hal yang sama. Apalagi kini mereka sedang menyantap berbagai makanan tradisional Jawa Barat di floating market. Kevin mau Jasmine menikmati makanan yang telah mereka pesan tanpa memikirkan yang mereka tinggalkan di Jakarta.

"Lagian kita cuma ke Bandung, Princess. Kaya jauh banget melintas samudera. Santai aja lah," lanjut Kevin.

Geram dengan kebiasaan Kevin yang suka menyepelekan sesuatu membuat Jasmine tak tahan untuk membungkam mulut pria itu. Jasmine menyumpal mulut Kevin dengan serabi yang ada di tangannya. Alih-alih merasa dianiaya oleh Jasmine, Kevin menerima suap itu dengan penuh kasih karena mengira Jasmine sedang menyuapinya.

"So sweet banget disuapin walaupun bukan cake ultah," cengir Kevin sambil mengunyah serabi suapan Jasmine.

"FREAK!" rutuk gadis itu

×

Jalan Braga dan sekitarnya tak ketinggalan menjadi tujuan rekreasi Kevin dan Jasmine. Getaran Braga di sore hari adalah waktu favorit Kevin setelah berkali-kali ke tempat ini di waktu yang berbeda. Pedestrian yang ramai dilewati orang-orang membuat Kevin tidak ingin kehilangan satu sama lain dengan Jasmine dalam kerumunan besar. Maka dari itu, Kevin pun menggandeng tangan Jasmine agar tidak berpisah darinya.

"Apaan sih, kaya anak bocil aja!" protes Jasmine ketika Kevin menggenggam hangat tangan kanannya.

"Kok kaya bocil, sih? Biar mesra ini namanya," sanggah Kevin.

Jasmine melihat tangannya yang digenggam oleh Kevin. Meski di bibir dia menolak untuk melakukannya, Jasmine Kamila pun tersenyum kecil saat melihat tangannya bertautan. Tiap kali mereka bergandengan, Jasmine merasa kedua tangan mereka memiliki rasio sempurna untuk satu sama lain. Dia merasa aman di dalam genggaman Kevin.

"Eh, tadi mau es krim, kan?" tanya Kevin lagi karena Jasmine bilang ingin membeli es krim di salah satu hot place yang ada di Braga.

"Iya, kalo gak salah di depan sana, deh!" tunjuknya menggunakan tangan mereka yang sedang bergandengan.

"Oke, Princess. Let's go!"

×

Setelah berada di kedai es krim yang banyak dikunjungi orang, Jasmine tak lupa mengabadikan momennya di tempat ini. Pastinya Kevin dijadikannya fotografer pribadi yang harus mengambil gambar bagus untuknya—apapun yang terjadi.

"Udah siap belum?" tanya Kevin.

"Guenya udah cantik gak di situ? Kalo udah, ya cepet difoto!" jawab Jasmine.

"Tapi lo selalu cantik, Jas, gue jadi bingung bedainnya kalo emang cantik dari sananya atau cantik udah siap difoto."

Blush...

Semburat merah muncul di pipi Jasmine yang tersipu malu berkat ucapan Kevin barusan. Gadis itu tampak kikuk dan lebih memilih membenahi rambutnya untuk menghilangkan kecanggungannya.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang