[33] Intrigue: Bandung pt.2

709 63 14
                                    

"Katanya twin bed! Lo bohong kan sama gue?!"

Saat memasuki kamar hotel, Jasmine Kamila jerit saat melihat kasur yang ada di kamar ini adalah queen size. Sepanjang jalan Kevin bilang bahwa dia memesan twin bed, tapi kenyataannya tak sesuai ucapannya.

"Ih enggak, Jas. Sumpah! Gue booking twin bed, kok. Di bawah juga diulangi pesanannya katanya ini kamar twin bed!" ucap Kevin membela diri.

Keviansyah tidak bohong soal itu. Saat check-in tadi, resepsionis bahkan mengulang kembali pesanannya. Kevin memesan kamar superior twin with breakfast.

"Tapi ini buktinya?!"

Jasmine melotot tajam ke arah Kevin yang hanya bisa berdiri kikuk di depan pintu. Padahal 'kan ini bukan kesalahannya, kenapa dia yang kena marah? dumel Kevin dalam hatinya.

"Kok marahnya sama gue? Bukan salah gue dong kalo pihak hotelnya bisa baca pikiran gue? Keren nih hotel servisnya. Gue kasih bintang 5 dah!" cerocos Kevin.

"Nyebelin lo ya!"

Kesal karena Kevin menganggap situasi ini sebagai lelucon, Jasmine tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulinya. Jasmine berulang kali memukul punggung Kevin sampai pria yang disiksa itu berteriak dan melarikan diri ke dalam ke tempat yang aman.

"Sorry, sorry, gue bercanda kali!" ucap Keviansyah meminta ampun.

"Gak ada bercandaan! Lo tidur di lantai!"

×

Setelah insiden pukul-memukul, Jasmine keluar dari kamar untuk melakukan sesuatu. Kevin mengira Jasmine hendak protes kepada resepsionis karena salah memberi mereka kamar. Nyatanya, ada hal lain yang secara tersembunyi direncanakan gadis itu. Jasmine sengaja keluar dari kamar karena dia menunggu datangnya kue ulang tahun yang dipesannya untuk Kevin.

Menyadari bahwa hari ini dia tidak melakukan sesuatu yang spesial untuk Kevin, Jasmine Kamila tergerak untuk memberikan sedikit kejutan. Sekedar mengadakan selebrasi kecil—dengan memberikan Keviansyah bento cake yang sudah diantar oleh ojek online. Sekarang di depan pintu kamar tidur, Jasmine telah menyalakan lilin. Perlahan dia membuka pintu dengan kartu akses di tangannya. Setelah pintu terbuka, Jasmine berteriak mengagetkan Kevin yang sedang sibuk dengan ponselnya di atas ranjang.

"Surprise!!!" teriak Jasmine.

Namun, respons yang diberikan Kevin tak sesuai dengan harapannya.

"Udah tau."

×

"Kok udah tau, sih?!"

Jasmine merasa kesal karena Kevin tahu tentang rencananya. Ia berjalan menghampiri Kevin sambil merutuk. Setidaknya jika dia tahu, Kevin harus berpura-pura senang dengan usahanya. Jasmine bukanlah tipe orang yang suka membuat kejutan untuk orang lain. Begitu dia mencoba melakukan yang terbaik untuk merayakan ulang tahun Kevin, pria itu sendiri yang mengacaukan suasana.

"Gue tadi lihat di jendela lo lagi ngomong sama abang grabnya. Hehehe," cengir Keviansyah.

Kevin tadinya iseng melihat ke luar jendela untuk melihat hiruk pikuk orang yang berlalu lalang di depan hotel. Tak disangka, dia malah menciduk Jasmine lagi mengambil pesanan dari Grab, bahkan mengecek kuenya. Tentu saja Kevin senang karena usaha Jasmine. Jantungnya deg-degan tidak karuan sampai-sampai dia kebingungan harus bagaimana menerima kejutan ini. Ending-nya Keviansyah hanya menjadi dirinya sendiri—menjadi sosok yang menyebalkan.

"Serah lo dah. Ini ditiup!"

Kevin meniup dua batang lilin kecil yang tertancap di bento cake tersebut. Tak lupa ia mengucapkan harapan dalam hatinya di hari ulang tahunnya yang ke-21. Setelah api padam, Kevin bertepuk tangan dengan gembira dan tangannya bergerak untuk mencubit pipi Jasmine.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang