[24] Intrigue: Monday

654 62 22
                                    

Pakan Micky sudah habis sehingga Jasmine berjalan untuk membeli makanan kucingnya di pet shop milik mami Kevin. Apa kabar kurir pribadinya? Ah, ini Senin pagi. Tentu saja Kevin memiliki jadwal kuliah dan sedang berada di kampus. Jangan tanya kenapa Jasmine tidak kuliah. Jawabannya bukan karena sakit, melainkan karena dosennya berhalangan hadir karena harus menguji skripsi seniornya. Itu sebabnya jadwal kelas Jasmine dimulai siang hari dan pagi ini dia punya waktu untuk bersantai.

"Jasmine!"

Baru saja masuk, Jasmine disambut dengan sapaan hangat dari Vera yang duduk di kursi penjual. Jasmine sedikit kaget melihat Vera berada di tokonya sepagi ini. Beberapa saat yang lalu, Vera sudah menemukan pegawai baru sehingga dia tidak begitu sibuk mengurus toko sendiri karena sekarang dibantu oleh pegawainya.

"Pagi, Tante!" sapa Jasmine.

"Pagi, Jasmine. Nyari makan Mickey?"

Bahkan Vera sudah hafal siapa nama peliharaan Jasmine. Maklum, Mickey juga sering dimandikan di tempat ini sehingga Vera sering berjumpa dan membelai kucing putih manis itu.

"Iya, Tan. Makan mulu dia akhir-akhir ini," balas Jasmine.

Vera beranjak dari tempat duduknya, mengambilkan makanan kucing Jasmine. Setelah mengambilkan royal canin itu, Vera bertanya apakah ada item lain yang dibutuhkan oleh gebetan anaknya.

"Ada lagi, gak?" tanya Vera.

"Enggak, Tan. Itu aja dulu. Pasir Mickey masih ada kok," jawab gadis itu.

"Eh, Mickey biasa suka snacknya rasa tuna atau salmon?" Vera bertanya lagi sambil melihat bungkusan snack kucing yang terletak di rak yang ada di sebelahnya.

"Mickey suka salmon, Tante."

Mendengar itu, Vera langsung mengambil 3 bungkus snack kucing dan memasukkannya ke plastik yang sama dengan royal canin tadi. Jasmine yang melihat itu panik karena dia tak memiliki niat membeli jajanan Mickey, apalagi uang yang dia bawa sekarang pas-pasan untuk dry food saja.

"Ta-tante, Jasmine bawa uang pas—"

"Udah, gapapa, bonus itu," potong Vera.

"Bonus? Tapi itu banyak banget, Tante ...." Jasmine berbicara dengan canggung.

"Gapapa, Jasmine, santai aja. Masa Tante pelit sama calon mantu sendiri, sih? Haha."

Deg!

Rasanya jantung Jasmine berhenti berdetak ketika mendengar Vera berbicara seperti itu. Calon mantu? Maksud Vera, dia itu calon istri dari anaknya ... yang tak lain adalah Kevin?! Single mom di hadapannya ini kan cuma punya 2 anak laki-laki. Mustahil kalau tiba-tiba Vera menjodohkannya dengan Hardi. Pasti yang dimaksud Vera barusan adalah si bungsu Kevin.

"Haha, Tante tahu kok Kevin ngedeketin kamu," sambung Vera yang menyadari kekagetan Jasmine barusan.

"A-ah, Tante tau, ya? Tapi, Jasmine sama Kevin cuma teman kok, Tan."

Teman tapi mesra, maksudnya.

"Maafin anak Tante, ya, kalo dia berlebihan banget ngedeketin kamu, Jasmine. Kamu ngomong aja sama Tante kalo risi didekati sama Kevin, biar Tante suruh dia stop. Kevin tuh batu banget kalo bukan Tante yang bilangin ke dia."

Ya... Setidaknya Vera sadar kalau anaknya itu kepala batu. Lagi pula, dia memang—dulu sempat—risi dipepet dengan Kevin, tapi lambat laun Kevin malah memberikan kenyamanan baginya. Dia senang memiliki orang lain yang bisa diajak bercerita selain Yuki.

"Kevin ... dia baik kok, Tan, walaupun memang susah banget dibilangin. Hehe." Jasmine menyengir karena baru saja me-roasting Kevin di depan ibu pria itu.

INTRIGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang